Nestapa Gadis Putus Sekolah di Empat Lawang, Ditinggal Wafat Ayah, Kini Rawat Ibu yang Sakit Kanker
Kisah sedih datang dari seorang gadis bernama Sera asal Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan.
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Kisah sedih datang dari seorang gadis bernama Sera (18) asal Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan.
Dirinya harus berjuang dan rela putus sekolah lantaran memilih merawat Elmi (55) yang merupakan ibunya tercinta.
Belakangan diketahui, ibu Sera menderita sakit selama bertahun-tahun.
Tidak hanya itu Elma dan Sera juga sudah 17 tahun hidup berdua lantaran suami Elmi atau Ayah Sera telah tiada sejak Sera masih berumur satu setengah tahun.
Baca juga: Satu Keluarga di Muara Enim Masuk Islam, Berawal dari Dorongan Hati, Ini Kisah Lengkapnya
"Setelah selesai SMP saya memilih tidak melanjutkan sekolah karena harus urus Umak (ibu), selain itu terkendala biaya karena Umak tidak bisa bekerja lagi," kata Sera.
Sera dan Elmi sendiri merupan warga Desa Umo Jati, Kecamatan Lintang Kanan, Kabupaten Empat Lawang.
Sudah 6 bulan ini, Elmi terbaring di rumahnya lantaran menahan sakit akibat ganasnya kanker yang menyerang payudaranya.
Berdasarkan penuturan Elmi pada saat diwawancara Sabtu (24/4/2021), sudah 3 tahunan ini kanker mulai menggerogoti payudaranya.
Akan tetapi dalam kurun waktu 6 bulan ini dirinya sudah mulai tidak bisa beraktivitas lantaran merasakan sakit yang tak tertahankan.
"Sebenarnya saya sudah menyadari penyakit ini sejak 3 tahun lalu, akan tetapi sudah 6 bulan ini mulai membengkak, rasanya sakitnya tidak tertahankan lagi, makan dan minum sudah tidak nafsu lagi," kata Elmi Sembari menitikkan air matanya.
Baca juga: Cerita Mengharukan Dibalik Foto Anggota TNI Gendong Bocah Tertidur di Gresik
Elmi menuturkan pernah berobat ke RSUD Pagaralam dengan menggunakan hasil penjualan satu-satunnya tanah kebun kopi miliknya.
Akan tetapi sayang usahanya belum berhasil karena biaya pengobatan kanker terlalu mahal untuknya.
"Sekitar 2 minggu sebelum memasuki bulan puasa saya sempat berobat ke Pagaralam, waktu itu saya jual kebun kopi milik saya buat biaya berobat ke sana.
Akan tetapi sayang belum sembuh dan dirujuk ke Palembang, akan tetapi biayanya kurang," kata Elmi.