Gali Tanah untuk Pembuangan Sampah, Warga Kendal Tak Sengaja Temukan Bangunan Mirip Candi
Warga gali tanah guna dijadikan untuk tempat pembuangan sampah sedalam 1 meter, tak sengaja temukan bangunan mirip candi di Rowosari, Kendal, Jateng
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Sri Juliati
Saat itu, pihaknya melakukan pencarian dan penelitian peninggalan Hindu-Budha di sepanjang pantai utara Jawa Tengah, dari Kabupaten Brebes hingga Rembang.
Berdasarkan tema besar ini, pihaknya ingin tahu bagaimana pengaruh Hindu-Budha di Jawa Tengah .
Ketua Tim Penelitian Puslitarkenas, Agustijanto Indrajaja mengatakan, jika dilihat dari permukaan, luas bangunan ini diduga berukuran 12 x 12 m.
Namun, setelah dilakukan penggalian, sisi timur itu sampai 7 meter dari sini, itu masih lantai."
"Awalnya kalau lihat dipermukaan hanya 12 x 12 m, tetapi setelah kita penggalian ini kita bisa lihat bagaimana ke sisi timur itu sampai 7 meter dari sini itu masih lantai."
"Artinya luasnya bisa kali lipat dari semula, mungkin 24 x 24," ujar Agustijanto.
Menurutnya, bentuk candi ada tangga masuk.
"Ketinggian dari lantai hampir tiga meter karena di bagian pesisir pantai kebanyakan candi berupa boto tumpang.
Agustijanto juga menjelaskan, jika dlihat dari profilnya (bentuk candi) ada bangunan setengah lingkaran yang mirip dengan Candi Batujaya Karawang yang sebelumnya sudah diteliti pada 2000.
“Jika dilihat profilnya ada bangunan setengah lingkaran yang mirip dengan Candi Batujaya Karawang yang sudah diteliti pada 2000."
"Dimungkinkan (Candi Batujawa dengan Candi baru ini) sama yaitu abad ke-6 atau 7 sudah ada kerajaan keling atau Kalingga dengan Ratu Shima,” katanya.
Selain di Rowosari, Puslitarkenas juga menemukan dan menggali beberapa titik temuan candi di Trisobo, Kecamatan Boja dan Tegalsari, Kecamatan Kangkung.
Komplek tersebut kini menjadi cagar budaya, Situs Boto Tumpang yang dilindungi oleh Undang-Undang RI Nomor 11 tahun 2010 tentang cagar budaya oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah.
Dengan penemuan ini, pihaknya mengajak pemerintah daerah kendal duduk bersama agar peninggalan sejarah ini bisa dilestarikan.
“Harapannya bisa dipugar dan dilestarikan dan dibuat wisata budaya yang unik ini adalah candi pra Mataram yan dijadikan sebagai tempat stupa pemujaan pada zamannya,” pungkas Agustijanto.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)