Korban Pembunuhan di Jodoh Batam Tinggalkan Anak Berusia 4 Bulan dan Sebelumnya Minta Cendol
Istri korban mengatakan dirinya sejak sebulan belakangan ini memang tidak pernah berkomunikasi apalagi tegur sapa dengan suaminya itu
Penulis: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Meninggalnya Budi (42) membuat sang istri yang bernama Itri Meliza (40) masih terlihat syok dan nyaris tak berkata-kata lagi.
Budi dan Itri menikah pada 18 April 2019 yang lalu, dari hasil pernikahan itu, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Gibran yang saat ini masih berumur 4 bulan.
Saat menikah status Budi dan Itri adalah duda dan janda.
Saat ditemui Wartawan TRIBUNBATAM.id, Itri Meliza terlihat sedikit kebingungan saat menceritakan kejadian tersebut.
Berikut ini fakta-faktanya :
1. Tak Pernah menyangka suami terbunuh
Ia mengaku tidak menyangka dan tidak perna memikirkan kejadian tersebut bakal menimpa sang suami.
"Saya masih tidak percaya suami meninggal dengan cara seperti itu, serta tidak ada tanda-tanda aneh yang saya rasakan," kata Itri kepada Tribun Batam, Senin, (10/5/2021) pagi.
2. Akui tak pernah berkomunikasi sebulan terakhir
Ia mengatakan dirinya sejak sebulan belakangan ini memang tidak pernah berkomunikasi apalagi tegur sapa dengan suaminya itu.
"Sudah satu bulan ini kami tidak tegur sapa, hal ini terjadi lantaran suami saya memukuli anak pertama saya hingga berdarah," imbuhnya.
Baca juga: Pria Tanjung Sengkuang Dibunuh di Pasar Samarinda Jodoh Batam, Begini Kronologinya
Lanjut Itri, dirinya terakhir ketemu dengan sang suami 3 hari yang lalu, saat itu Budi datang ke kontrakan dengan maksud menjenguk anaknya yang masih berusia 4 bulan.
"Saat ketemu kami tidak ngobrol banyak hanya sebatas sapa aja, berhubung selama ini memang di antara kami tidak tegur sapa," lanjutnya.
Saat kejadian kemarin sore dirinya mengaku sedang berjualan Cendol yang lokasinya tidak jauh dari lokasi kejadian.
3. Lihat suami tewas dengan pisau masih menempel di TKP
Ia kaget dan panik saat sala satu rekannya datang memanggilnya untuk cepat menolong Budi, setelah itu ia langsung lari menghampiri Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan mendapatkan suaminya sudah meninggal dunia dengan sebila pisau dapur yang masih menempel ditubuhnya.
"Saya tidak tau persis seperti apa akar permasalahannya, karena sejak sebulan yang lalu suami saya tidak pernah pulang lagi ke rumah," sambung Itri.
Ia menjelaskan bahwa selama ini suaminya itu memang belum ada pekerjaan tetap, ia hanya sebagai tukang parkir cadangan saja dilokasi Tos 3000 itu.
"Dulu sebelum kami cek-cok dia suka membantu saya berjualan cendol diarea pasar Jodoh," bebernya sembari mengusap air mata yang mengalir dikedua pola matanya.
4. Korban sempat minra cendol lewat temannya
Hingga saat ini Itri masih terlihat sedih, dan tidak habis pikir pasalnya baru kemarin siang sebelum kejadian, Budi masih meminta cendol lewat temannya.
Baca juga: Pembunuhan LIsbet Napitupulu di Medan Masih Jadi Misteri, Ini yang Dilakukan Polisi Untuk Mengungkap
"Kemarin siang dia masih sempat minta cendol kepada saya, karena kami tidak tegur sapa dia hanya menyuruh temannya yang kesini, dan saya kasih," kenang Itri sambil menunduk.
5. Mengaku pasrah dan berharap pelaku ditangkap
Itri hingga hari ini mengaku hanya pasrah kepada Tuhan.
Ia berharap semoga pelaku cepat ditangkap dan dihukum setimpal sesuai dengan peraturan yang ada.
Tetangga Jarang Lihat Budi Pulang
Pembunuhan Budi Damanik (42) oleh orang tak dikenal di depan Samarinda, Jodoh, Batam, Minggu, (9/5/2021) sore, masih menjadi perbincangan hangat warta Kavling Bukit Makmur, RT 02 RW 13, Tanjung Sengkuang.
Bagaimana tidak, Budi yang selama ini dikenal pendiam meninggal dunia dengan cara tragis.
Budi bersama sang istri tinggal di Kavling Bukit Makmur sekitar 6 bulan yang lalu.
"Budi dan istri serta anaknya tinggal di kompleks ini kurang lebih 6 bulan yang lalu, mereka ngontrak satu rumah," ujar seorang warga setempat berinisial R.
Sejak ngontak di wilayah ini, dirinya mengaku jarang melihat Budi, lantaran Ia (Budi) jarang pulang kerumah kontrakan tersebut.
"Saya hanya melihat istri dan anaknya saja yang ada di rumah, sementara Budi sangat jarang," lanjutnya.
Selama ini, menurut R dirinya sering mendengar adanya percekcokan antara Budi dan istrinya.
Terakhir sekitar sebulan yang lalu, Budi sempat memukuli anak tirinya hingga berdarah di wajah.
"Semenjak kejadian itu, Budi tidak lagi pulang kerumah ini lagi dan akhirnya kemarin sore saya mendengar peristiwa yang menimpa dirinya," ujar R.
Pantauan TRIBUNBATAM.id di lapangan, Senin (10/5/2021) terlihat suasana di sekitar lokasi kontrakan Budi tampak sunyi, tampak sang istri dan anaknya masih syok dan nyaris tidak berkata-kata.
Di dalam rumah tampak sebuah tikar besar yang dibentangkan diruang tamu rumah tersebut.
Diduga persiapan itu dilakukan untuk menantikan datangnya Jenazah Budi.
Di depan rumah terlihat dua buah sepeda motor yang terparkir rapih tepat dipintu masuk kontrakan Budi.
Sedangkan didalam rumah tidak terlihat tamu yang datang menjenguk.
Tidak ada aktivitas berarti disekitar tempat tinggal Budi, beberapa tetangga yang sebelumnya sempat kumpul disekitar kontrakan Budi saat ini sudah membubarkan diri dan pulang kerumahnya masing-masing.
Hingga berita ini ditulis belum ada tanda-tanda kedatangan Jenazah Budi dari RS. Bhayangkara Polda Kepri.
Kesaksian Teman Korban
Sebelumnya diberitakan, warga sekitar Pasar Tos 3000 Nagoya Minggu, (9/5/2021) sore dihebohkan dengan peristiwa pembunuhan di depan Samarinda Jodoh yang menewaskan Budi, seorang pria berusia 42 tahun.
Budi meninggal dunia setelah ditusuk oleh orang tidak dikenal.
Opung seorang rekan Budi menceritakan jika sebelum meninggal dunia Budi memang sudah cekcok dengan sang Istri yang bernama Meliza.
"Sejak sebulan ini, memang ia lagi berantem sama istrinya," kata Opung.
Dikatakannya, sejak cek-cok dengan sang istri, Budi diketahui minggat dari rumah dan memilih tinggal diJodoh bersama rekannya.
Opung menceritakan perkelahian Budi dan juga istrinya lantaran, Budi memukuli anak tiri yang merupakan anak pertama istrinya tersebut sebulan yang lalu.
"Saat menikah dengan Meliza beberapa tahun yang lalu, antara Budi dan Meliza merupakan Duda dan Janda," ungkap Opung.
Opung juga tidak menyangka rekannya tersebut meninggal dengan cara tragis.
Opung mengakui jika kesehariannya Budi adalah orang yang rajin dan suka menolong mengangkat barang milik pedagang di sekitar pasar Tos 3000 tersebut.
Sementara itu Kanit Reskrim Polsek Lubuk Baja AKP Fajar saat ditemui di lokasi kejadian mengaku saat ini masih dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
"Korban sudah dievakuasi menggunaan Ambulance ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kerpi, untuk kelanjutan kami akan memberikan informasi secepatnya," ujar Fajar.
Sementara pelaku hingga saat ini masih dalam pengejaran tim Buser Polsek Lubuk Baja.
"Mohon doanya dan kerjasamanya semoga cepat tertangkap pelaku tersebut," kata Fajar.
Kronologi Kejadian
Seorang pria yang belakangan diketahui bernama Budi Damanik, ditemukan tewas di depan Pasar Samarinda Jodoh Minggu, (9/5/2021) sore.
Pria berusia 42 tahun tersebut menghembuskan nafas terakhir setelah ditusuk menggunakan pisau dapur oleh orang tak dikenal.
OP, seorang saksi mata mengatakan, Budi merupakan warga Kavling Bukit Makmur, RT 02, RW 013, Tanjung Sengkuang, Kecamatan Batu Ampar Batam yang kesehariannya membantu istrinya berjualan cendol di sekitar Tos 3000 Nagoya, Batam.
"Almarhum tidak ada kerjaan tetap dan setiap hari hanya mondar mandir di sekitar pasar Tos 3000 ini saja. Dia sesekali membantu istrinya berjualan cendol," kata OP.
Saat peristiwa berdarah itu, OP mengaku sedang berada tidak jauh dari lokasi tersebut.
"Tadi saya sempat melihat pelaku melarikan diri ke arah Top 100 Jodoh, seusai menusuk Budi," lanjutnya.
Suasana di sekitar lokasi kejadian tampak rami.
Mereka terlihat mengelilingi pusat lokasi yang sudah dipasang police line.
Budi yang sudah meninggal dunia menggunaan baju berwarna merah, celana jins berwarna biru tua, mengenakan topi berwarna hitam dan tampak sebuah pisau dapur masih menempel di tulang rusuk bagian kiri.
Warga terlihat kebingungan bahkan sebagian besar terlihat menangis histeris sembari mengeluarkan kata-kata kasian.
Selanjutnya, mayat Budi dievakuasi oleh polisi Polsek Lubuk Baja menggunakan mobil ambulance ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kepri untuk penyelidikan lebih lanjut.
Saat kejadian tersebut, tubuh Budi yang mengenakan topi berwarna hitam tergeletak di tengah tengah jalan tepat di depan gerbang Samarinda Shopping Center.
Salah seorang pedagang yang tidak ingin disebut namanya itu mengatakan, kejadian tersebut bermula dari pertengkaran antara kedua pelaku dan korban sehingga terjadi pembunuhan.
"Tadi saya mau pulang bang, tapi ada orang kelahi. Kondisi pasar juga lumayan sepi, tidak lama setelah itu ada orang teriak kalau yang kelahi itu salah satunya di bunuh. Saya juga ga tau dibunuh pakai apa," kata si pedagang itu. (TRIBUNBATAM.id/ Ronnye Lodo Laleng)