Desa ''Miliarder'' di Kuningan Tak Bisa Gelar Salat Id, Puluhan Warganya Positif Covid-19
Desa Kawungsari, Kecamatan Cibeureum, Kuningan, Jawa Barat, yang mendapat julukan desa miliarder itu, warganya tak bisa menunaikan salat id di masjid.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Desa Kawungsari, Kecamatan Cibeureum, Kuningan, Jawa Barat, yang mendapat julukan desa miliarder itu, warganya tak bisa menunaikan salat id di masjid.
Sebab, desa tersebut mendapat penilaian zona merah Covid-19.
"Iya Kang, untuk tahun sekarang di desa kami tidak menggelar salat Id," ungkap Kusto yang Kepala Desa Kawungsari, saat dihubungi ponselnya, Kamis (13/5/2021).
Alasan tidak melaksanakan salat Id, kata Kusto, karena puluhan warga terkonfirmasi positif Covid-19.
Menyinggung sebab puluhan warga terpapar Covid-19, Kusto mengaku tidak paham.
Padahal sebelumnya telah dilakukan rekam medis dengan mengambil beberapa sampel dari warga setempat.
Baca juga: Sama-sama Terpapar Covid-19, Arafah Rianti dan Fatin Shidqia Rayakan Lebaran di Wisma Atlet
Baca juga: Ketua PBB Serukan Perlunya Gandakan Kapasitas Produksi Vaksin Covid-19
"Iya saya enggak paham, ini penyebab penyebarannya dari mana Covid19 menyerang warga desa kami. Padahal setelah beberapa warga yang sakit maupun sehat, ketika di rekam medis itu tidak terdeteksi terpapar Covid19," ungkapnya.
Kusto mengklaim sebagai upaya penyembuhan warga terkonfirmasi positif Covid19. Ini dilakukan melalui tindakan isolasi mandiri di rumah masing - masing.
Baca juga: Terpisah karena Pandemi Covid-19, Krisdayanti Belum Tahu Kapan Akan Bertemu Raul Lemos
"Untuk isolasi mandiri warga positif Covid19 disini cukup berdiam diri dan beraktivitas di masing - masing rumah sendiri," ujarnya.
Adanya kejadian luar biasa atas paparan Covid19, kata Kusto mengaku sangat sedih tidak bisa melaksanakan solat Ied dan merayakan hari kemenangan usai melaksanakan ibadah puasa selama Bulan Ramadan.
"Ya sedih pasti ada, sebab jika memang dilaksanakan solat Ied juga ini merupakan perayaan solat Ied terakhir bagi warga di desa kami yang akan tenggelam," ungkapnya.
Saat diminta komentar tentang perhatian dari Satgas Covid19 Kuningan, terutama berkenan dengan bantuan sembako atau logistik bagi warga terpapar Covid19.
Kusto menjawab bahwa untuk urusan logistik bagi warga yang tengah menjalani isolasi mandiri tidak tahu persis.
Namun bentuk lain dalam perhatian dari Satgas Covid19 itu baru mendapat penyemprotan cairan disinfektan dari petugas Damkar Kuningan.
"Untuk perhatian pada desa berzona merah ini, baru mendapat penyemprotan cairan disinfektan dari petugas Damkar saja. Kemudian untuk soal bantuan logistik dan lain sebagainya tidak paham," ujarnya.
Mengenai deadline bahwa warga desa harus mengosongkan rumah dan meninggalkan tempat tinggal untuk selamanya.
Kusto menjawab bahwa dalam waktu dekat akan melakukan kunjungan kerja dan menghadap pimpinan daerah sekaligus menanyakan teknisnya bagaimana untuk kenyamanan warga desa setempat.
"Ya mudah - mudahan dalam waktu dekat, saya akan menghadap bupati dan menanyakan bagaimana nasib warga kami kedepan di lokasi pemukiman baru nanti," ungkapnya.
Kaiatan dengan itikad kebaikan dari pemerintah soal pembayaran ganti untung akibat lahan warga terdampak pembangunan Waduk Kuningan. Kusto mengklaim belum semua bidang atau lahan warga di desanya mendapat ganti untung.
"Untuk klaim yang belum kena ganti untung lahan warga terdampak pembangunan Waduk Kuningan itu ada sekitar 14 bidang lagi," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Dapat Sebutan Desa Miliader, Namun Lebaran Kali Ini Tak Bisa Gelar Salat Idulfitri, Ini Penyebabnya