Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Meninggal Saat Khotbah Idul Fitri, Warga Ungkap Kebaikan Ustaz Junioro, Banyak yang Kehilangan

Banyak yang merasa sedih dan kehilangan mengetahui Ustaz Junioro telah berpulang untuk selamanya.

Editor: Willem Jonata
zoom-in Meninggal Saat Khotbah Idul Fitri, Warga Ungkap Kebaikan Ustaz Junioro, Banyak yang Kehilangan
www.grid.id
Ilustrasi jenazah 

TRIBUNNEWS.COM, KLATEN – Juriono (57), meninggal saat khotbah Idul Fitri di hadapan jemaah Dusun Dalangan, Desa Ngemplak, Kalikotes, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Kamis (13/5/2021) pagi.

Sosok guru sekaligus ustaz yang tercatat sebagai warga Belang Wetan, Kecamatan Klaten Utara, itu cukup dihormati di wilayah tempat tinggalnya.

Banyak yang merasa sedih dan kehilangan mengetahui Ustaz Junioro telah berpulang untuk selamanya.

Diketahui, Juriono meninggal dunia saat sedang menjalankan tugasnya sebagai khatib Salat Idul Fitri.

Dia tiba-tiba saja terjatuh saat sedang menyampaikan khotbahnya.

Sudirin, tetangga Juriono, menjelaskan, nyawa pak guru itu tak dapat diselamatkan meski sudah berusaha dilarikan ke RSI Klaten.

"Ternyata saat di bawah ke rumah sakit sudah meninggal," jelasnya.

Berita Rekomendasi

Almarhum kemudian dimakamkan di Makam Sraten, Belangwetan, Klaten Utara, Klaten.

Baca juga: Mobil Polisi Jatuh ke Jurang Sedalam 12 Meter dan Nyaris Timpa Rumah Warga di Gunungkidul

Dikenal Dermawan

Almarhum Juriono dikenal sebagai seorang yang dermawan.

Juriono merupakan seorang guru yang mengajar di sebuah SMK negeri di Trucuk, Klaten.

Namun beliau juga merupakan ustaz di wilayah tempat tinggalnya.

Menurut Sudirin yang merupakan tetangga, Juriono dikenal sebagai pribadi yang santun dan mendedikasikan hidupnya untuk dunia pendidikan dan dakwah.

"Ia ustaz yang sering menolong masyarakat sehingga tidak pernah lupa dengan jasa dan sifatnya kepada para tetangga," jelasnya kepada TribunSolo.com pada Kamis (13/5/2021).

Salah satu kedermawanan yang jadi ciri khas dari mendiang yakni memberikan ramuan racikannya tiap Idul Adha.

Ramuan tersebut sangat membantu bagi warga yang memiliki keluhan darah tinggi.

"Dia buat ramuan fermentasi, saat Idul Adha biasanya warga makan daging sapi atau kambing sering pusing, dia buat ramuan itu," kata dia.

Tak hanya itu, Sudikin juga dikenal masyarakat sebagai warga yang suka bersedekah ke sekelilingnya.

Mendiang meninggalkan seorang istri, dua anak, dan seorang menantu.

Sebagian artikel ini disarikan dari TribunSolo.com dengan judul Meninggal Saat Khotbah Salat Ied, Pak Guru Juriono Dikenal Sebagai Sosok Dermawan & Suka Menolong

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas