Guru Privat & Murid SMA Tersesat di Hutan Gara-gara Pakai Google Maps, Ini Identitas Ketujuh Korban
Tujuh wisatawan yang terdiri guru privat dan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) tersesat di hutan.
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Laporan Reporter Tribun Medan, Aqmal Akhyar
TRIBUNNEWS.COM - Tujuh wisatawan yang terdiri guru privat dan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) tersesat di hutan.
Mereka tersesat gara-gara mengandalkan Google Maps sebagai penunjuk arah.
Ketujuh wisatawan tersebut tersesat di Hutan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, Sabtu (15/5/2021).
Wisatawan asal Medan itu tersesat usai menikmati wisata Air Terjun Dwi Warna.
Para korban baru berhasil ditemukan oleh petugas SAR pada Minggu (16/5/2021) pagi.
Humas SAR Medan, Hisar Turnip, menyampaikan ketujuh orang tersebut hanya mengalami cedera ringan.
Hisar Turnip juga mengklarifikasi jumlah wisatawan yang hilang adalah tujuh orang, bukan lima orang seperti dikabarkan sebelumnya.
Baca juga: Tragedi Perahu Terbalik di Boyolali, Ibu dan Anak Kembar Ditemukan Tewas Berpelukan
"Jadi mereka ditemukan sekitar pukul 08.00 WIB, dan sebenarnya bukan 5 orang melainkan ada 7 orang."
"Jadi sebelumnya, lima orang itu kita dapat sumber informasinya dari salah satu abang korban," ujarnya, Minggu (16/5/2021).
Informasi yang dihimpun Tribnun-Medan.com, seorang wisatawan merupakan guru private, sedangkan 6 orang lainnya berstatus siswa SMA swasta di Kota Medan.
1. Yansen (30) asal Medan (guru privat) cedera ringan
2. Valentino (18) asal Medan (SMA swasta Medan) cedera ringan
3. Marsel (17) asal Medan (SMA swasta Medan) cedera ringan
4. Haduan (17) asal Medan (SMA swasta Medan) kondisi lemas
5. Hagai Pinem (17) asal Medan (SMA swasta Medan) cedera ringan
6. David (17) asal Medan (SMA swasta Medan) cedera ringan
7. Farel (17) asal Medan (SMA swasta Medan) cedera ringan.
"Nah, abang korban itu memperkirakan ada lima orang. Abangnya ini tidak mengetahui data yang pasti, adiknya berangkat dengan berapa orang (muridnya). Karena adiknya ini merupakan guru privat swasta dari korban yang hilang ini," tambah Hisar Turnip.
Ia menjelaskan bahwa ketujuh orang yang dikabarkan hilang tersebut memasuki wisata pemandian alam Air terjun Dwi Warna tanpa pemandu.
Mereka hanya mengandalkan Google Map sebagai penunjuk arah, dan akhirnya tersesat di dalam hutan.
"Jadi mereka tanpa pemandu dan hanya mengandalkan google map, makanya mereka tersesat," katanya.
Dikatakan Hisar Turnip, ketujuh orang tersebut ditemukan sekitar 800 meter arah barat dari posko tim SAR Sibolangit.
Menurut Hisar Turnip, ketujuh orang tersebut tersesat ketika hendak pulang dari objek wisata Air Terjun Dwi Warna.
Menurut Hisar, mereka balik dari kawasan tersebut ketika matahari akan terbenam.
Baca juga: Sempat Dilaporkan Hilang di Hutan Sibolangit, 7 Wisatawan Akhirnya Ditemukan Selamat
"Ketujuh orang ini berangkat dari Medan itu jam 9 pagi, kalau diperkirakan mereka ini sudah sampai pemandian Dwi Warna. Jadi karena mau balik dari kawasan itu dengan keadaan langit mau gelap, tersesat lah mereka,” ujarnya.
Satu di antaranya kemudian menelepon orang tuanya pukul 21.15 WIB.
Kabar itu kemudian diteruskan kepada tim SAR, namun saat dihubungi kembali ponsel sudah dalam keadaan tidak aktif.
“Mungkin HP-nya sudah kehabisan baterai, makanya kami lakukan pencarian," tambahnya.
Dalam upaya pencarian para korban tersesat, Rescuer Basarnas Medan mengerahkan satu tim berjumlah 8 orang ke kelokasi.
Ia menyebutkan bahwa korban saat ini masih di posko tim SAR dan menunggu jemputan dari pihak keluarganya.
Berita terkait tersesat di hutan
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul TERNYATA Wisatawan Tersesat di Hutan Sibolangit Adalah Guru Privat dan Murid SMA, Ini Nama Korban
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.