Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

OJK Bantu Selesaikan Kasus Guru TK Terjerat Pinjaman di 24 Fintech 

Total kewajibannya guru TK itu mencapai sekitar Rp35 juta, dengan rincian Rp 29 juta di fintech lending ilegal dan Rp6 juta di fintech lending resmi 

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in OJK Bantu Selesaikan Kasus Guru TK Terjerat Pinjaman di 24 Fintech 
ist
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bantu penyelesaian kasus Susmiati, Guru TK di Malang yang terjerat pinjaman dari fintech lending. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Kepala Kantor OJK Malang Sugiarto Kasmuri, telah melakukan pertemuan dengan Susmiati, Guru TK di Malang yang terjerat pinjaman dari fintech lending.

Pertemuan OJK dengan Susmiati juga dihadiri Walikota Malang Sutiaji yang juga memberi perhatian terhadap kasus ini. 

Dalam pertemuan tersebut, Susmiati menyampaikan dirinya telah meminjam melalui 19 fintech lending ilegal dan lima fintech lending yang terdaftar atau berizin di OJK. 

Total kewajibannya mencapai sekitar Rp35 juta, dengan rincian Rp29 juta di fintech lending ilegal dan Rp6 juta di fintech lending resmi. 

OJK akan memfasilitasi penyelesaian kewajiban Susmiati pada fintech yang legal dan akan berkoordinasi dengan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), mengenai kemungkinan adanya pelanggaran pelayanan yang dilakukan terhadap Susmiati. 

Sementara mengenai pinjaman pada fintech lending yang ilegal, dalam pertemuan itu disepakati akan dibantu penyelesaiannya oleh Baznas Kota Malang sesuai arahan Walikota. 

Baca juga: Kisah Pilu Guru di Flores Timur, Mendadak Dipensiunkan, Diminta Kembalikan Gaji Senilai Rp 36 Juta

Berita Rekomendasi

Kantor OJK Malang juga akan menindaklanjuti kasus ini dengan menemui Kapolresta Malang, guna membahas penanganan terhadap fintech lending yang  ilegal.

Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam L. Tobing mengaku, prihatin atas kasus yang menimpa Susmiati dan meminta masyarakat tidak memanfaatkan fintech lending yang tidak terdaftar atau berizin OJK.

“Kami sangat prihatin dengan peristiwa ini. Ini bukti bahwa kegiatan fintech lending ilegal ini sangat membahayakan masyarakat," kata Tongam dalam keterangannya, Rabu (19/5/2021).

Tongam juga meminta masyarakat yang sudah menjadi korban penagihan dengan kekerasan dari fintech lending ilegal untuk segera melaporkannya kepada Kepolisian.

"Kegiatan penagihan yang tidak beretika dari fintech lending ilegal dengan teror, intimidasi, atau pelecehan merupakan tindakan yang tidak bisa ditolerir dan harus diproses hukum," papar Tongam.

Satgas Waspada Investasi dalam operasionalnya mencegah kerugian masyarakat hingga April kembali menemukan 86 platform fintech lending ilegal dan 26 kegiatan usaha tanpa izin yang berpotensi merugikan masyarakat.

Sejak 2018 sampai dengan April 2021 ini Satgas sudah menutup sebanyak 3.193 fintech lending ilegal.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas