Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Puluhan Sapi Mati Mendadak, Warga Sempat Mengira Terkait Ilmu Santet, Ternyata Terserang Antraks

Sapi-sapi warga di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur tiba-tiba mati mendadak.

Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Puluhan Sapi Mati Mendadak, Warga Sempat Mengira Terkait Ilmu Santet, Ternyata Terserang Antraks
Warta Kota/Nur Ichsan
ilustrasi sapi - Sapi-sapi warga di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur tiba-tiba mati mendadak. 

TRIBUNNEWS.COM - Sapi-sapi warga di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur tiba-tiba mati mendadak.

Warga sempat dibuat resah hingga menganggap kematian sapi-sapi tersebut terkait ilmu santet.

Namun, setelah bangkai sapi diautopsi, didapati fakta bahwa binatang ternak itu mati karena terserang antraks.

Bahkan, ada beberapa warga yang juga tertular.

Kepala Dusun Toro bernama Agung Aris Saputra menjadi warga yang sempat terserang antraks. Kini ia telah sembuh.

Agung menunjukkan luka menghitam di tangan kanannya.

Ia termasuk dari enam warga desa setempat yang terindikasi terserang bakteri antraks.

Baca juga: Diduga Ada Mafia Daging Sapi yang Tolak Rencana Menteri BUMN Beli Peternakan di Belgia

Berita Rekomendasi

Karena lukanya ini, Agung tidak boleh mendekat ke kandang sapi-sapi miliknya.

Sebab lukanya berpotensi menularkan antraks ke sapi-sapi.

Sementara bakteri ini tidak bisa menular dari manusia ke manusia.

"Untuk berjaga-jaga, saya tidak berani dekat dengan binatang apa pun. Karena antraks butuh media hewan untuk menular," terang Agung kepada SURYAMALANG.COM, Selasa (8/6/2021).

Karena kondisinya, belasan sapi milik dirawat oleh ayahnya.

Sebenarnya lingkungannya tidak termasuk wilayah terduga antraks.

Namun, ada seekor anak sapi di lingkungan lain yang mati mendadak pada 25 Jun 2021.

Saat itu petugas dari Kementerian Pertanian dan Balai Besar Venteriner Yogyakarta tengah melakukan pemantauan di Desa Sidomulyo.

Baca juga: Ditemukan Batu dan Besi dalam Perut Kambing dan Sapi di Tulungagung, Warga Sebut Hewan Itu Disantet

Para petugas kesehatan hewan memutuskan untuk mengautopsi bangkai sapi yang mati.

Agung sebagai perangkat desa membantu proses autopsi itu.

"Sapi yang mati terbukti terindikasi antraks. Diduga saya tertular saat antraks saat membantu autopsi itu," tambahnya.

Tiga hari yang lalu muncul benjolan kecil di tangan kanannya, dan semakin besar di hari berikutnya.

Agung merasakan badannya meriang panas dingin pada hari ke-3.

Pada lukanya juga muncul warna hitam yang mengeras.

"Saat itu petugas kesehatan sudah bersiaga. Jjadi saya diberi obat. Sekarang sudah membaik, tinggal menunggu sembuh lukanya," tutur Agung.

Agung merupakan warga terakhir yang ditemukan dengan gejala antraks.

Sementara lima warga lainnya kondisinya sudah sehat, meski masih menunggu lukanya sembuh total.

Sebab mereka khawatir masih bisa menulari sapi-sapi yang mereka rawat.

"Jadi tidak perlu khawatir, semua sudah terkendali. Warga juga sudah tenang," ucap Agung.

Warga resah saat sapi-sapi mati beruntun, hingga saat itu muncul isu ada warga yang mempraktikkan santet.

Baca juga: Ajak 2 Temannya Jual HP Curian, Tiga Sekawan Ini Diamankan Jatanras Polda Sumsel 

Kini setelah penyebab kematian hewan ternak sudah diketahui, ada perasaan lega di hati warga.

"Semua sudah beraktivitas seperti biasa. Petugas kesehatan juga sudah memberi penyuluhan, apa yang harus kami lakukan untuk mengendalikan antraks," tandas Agung.

Total ada 26 sapi dan tiga kambing yang mati di Desa Sidomulyo.

Bangkai sapi yang terakhir membuktikan indikasi serangan bakteri antraks. Ada enam warga yang mengalami luka dengan ciri khas penyakit antraks.

Petugas sudah mengambil sampel luka mereka untuk diuji di laboratorium.

(SuryaMalang.com/David Yohanes)

Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Kronologi Penyebaran Antraks di Desa Sidomulyo, Tulungagung, Sempat Dikira Terkait Ilmu Santet

Sumber: Surya Malang
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas