Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Virus Corona Varian Delta asal India Sudah Masuk Jabar, Terdeteksi di Karawang, Lebih Cepat Menular

Virus Covid-19 varian India atau virus corona varian delta yang jauh lebih menular dari varian Covid lainnya mulai masuk ke Jawa Barat.

Editor: Sanusi
zoom-in Virus Corona Varian Delta asal India Sudah Masuk Jabar, Terdeteksi di Karawang, Lebih Cepat Menular
Freepik
ILUSTRASI: Virus Covid-19 varian India atau virus corona varian delta yang jauh lebih menular dari varian Covid lainnya mulai masuk ke Jawa Barat. 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Virus Covid-19 varian India atau virus corona varian delta yang jauh lebih menular dari varian Covid lainnya mulai masuk ke Jawa Barat.

Kepala Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Atit Kanti, menyebutkan varian baru B1617 asal India ini terdeteksi di Kabupaten Karawang.

Dalam surat edaran yang ditandatanganinya, Atit mengatakan temuan varian Delta Covid-19 dari sampel di Karawang ini berdasarkan hasil whole genom sequencing (WGS) yang dilakukan oleh tim peneliti Covid-19 di LIPI.

Baca juga: Menteri Agama Minta Jajaran Kemenag Berlakukan WFH dan WFO Sesuai Kondisi Covid-19 di Daerah

Ia juga meminta masyarakat untuk bekerja dari rumah saja (work from home), kecuali untuk sesuatu yang sangat mendesak.

"Selama kediatan WFH mohon untuk tidak keluar rumah," ujarnya.

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Jawa Barat, Daud Achmad, mengatakan masih menunggu informasi dari Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI mengenai keberadaan Covid-19 varian India di Jawa Barat.

Baca juga: Kronologi Temuan Kerangka Manusia di Hutan Pegat, Bermula dari Warga yang Cari Akar Beringin

"Kami masih meminta klarifikasi kepada Kementerian Kesehatan RI. Sampai saat ini kami belum menerima data terbaru dari Badan Litbangkes," kata Daud kepada TribunJabar.id saat dihubungi melalui telepon, Minggu (20/6).

Berita Rekomendasi

Berdasarkan update terakhir dari Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI per 6 Juni 2021, kata Daud, di Jabar baru terdeteksi kasus Alpha atau SARS-CoV-2 varian Inggris (B117).

Kasus Delta, baru terdeteksi di enam provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Tengah.

Dari 107 kasus varian Delta yang terdeteksi di enam provinsi tersebut, Jawa Tengah adalah yang terbanyak, yakni 75 kasus.

Baca juga: Relawan dan Pendukung Jokowi Tolak Wacana Presiden 3 Periode: Pak Jokowi Menghormati Konstitusi

Sebelumnya, meski belum ada data pasti dari Badan Litbangkes, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, menduga varian ini sebenarnya sudah ada Bandung.

"Feeling saya ada ya, tapi harus kita tunggu secara resmi," kata Emil saat ditemui di di Markas Kodam III Siliwangi, Selasa (15/6).

Emil mengatakan, sekalipun memang varian baru ini sudah ada di Jabar, perlakuannya sama saja, disiplin 5M, yakni menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas.

"Daya mematikannya tidak terlalu tinggi, ada catatannya. Tapi daya tularnya 2,4 kali lipat," ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Ahyani Raksanagara, mengatakan informasi tentang terdeteksinya varian Delta di Karawang adalah warning masyarakat, termasuk di Kota Bandung.

"Untuk pembuktian apakah varian Delta ini ada di Kota Bandung, kami pun sudah mengirimkan 15 sampel ke Kemenkes sejak beberapa waktu lalu."

"Kalau dalam hasil penelitian Kemenkes itu ada dugaan atau ditemukan varian baru, tentunya ada feedback ke kami. Tapi sampai saat ini tidak ada. Kota Bandung mah jangan sampai lah," ujarnya kepada Tribun saat dihubungi melalui telepon, Minggu (20/6).

Ahyani menuturkan, berdasarkan informasi yang ia perolehnya, sejauh ini varian baru Covid-19 yang terdeksi di Jabar itu hanya Karawang dan satu daerah lainnya.

"Tapi, intinya, mau varian atau tipe apapun (Covid-19), kita harus berupaya untuk mencegah semaksimal mungkin agar jangan sampai ada penularan lagi yang terjadi di Kota Bandung."

"Selain itu, kita pun harus lebih waspada dalam memperhatikan temuan-temuan kasus, dan mengirimkan sampel-sampel hasil pemeriksaan ke Kemenkes, sesuai arahan untuk dapat di periksa genomnya," ucapnya.

Ahyani menjelaskan, pengiriman sampel hasil pemeriksaan positif pasien Covid-19 ke Kemenkes perlu dilakukan, semisal apabila terdapat kecurigaan dalam perubahan situasi klinis dari penyebaran Covid-19 yang berlangsung sangat cepat dari suatu wilayah.

"Indikatornya yang patut kita diwaspadai dan harus segera mengirimkan itu (sampel) ke Kemenkes, misalnya, kenaikan situasi penularannya di satu daerah itu berlangsung cepat banget secara eksponensial, seperti yang terjadi di Kudus, di mana kenaikannya berkali-kali lipat, bukan lagi bertambah jumlahnya seperti biasa," kata Ahyani.

Lebih Cepat Menular

Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban mengatakan, varian virus corona B.1.617.2 atau Delta asal India lebih cepat menular daripada varian virus corona B.1.1.7 atau Alpha.

Ia mengatakan, hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan kasus Covid-19 di Inggris yang pada Desember lalu didominasi oleh varian virus corona Alpha.

Namun, hingga saat ini, sekitar 90 persen kasus Covid-19 di Inggris disebabkan oleh varian virus corona B.1.617 atau Delta.

"Jadi memang benar bahwa varian Delta (B.1.617) memang lebih cepat menyebar, lebih bikin sakit dibandingkan dengan varian Inggris," kata Zubairi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (15/6/2021).

Zubairi mengatakan, kasus positif Covid-19 di Inggris terus meningkat dengan adanya varian baru virus Corona tersebut, meskipun sebagian masyarakat sudah mengikuti vaksinasi.

Sebab, apapun jenis vaksin Covid-19 tidak dapat memproteksi individu sepenuhnya dari penularan virus Corona.

Bahaya bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak

Ketua Umum PB IDI Daeng Muhammad Faqih pun mengingatkan potensi bahaya varian delta virus corona terhadap anak-anak, ibu hamil dan ibu menyusui.

Pasalnya, saat ini varian mutasi ganda dari India itu sudah banyak menular kepada warga berusia muda.

Gejala yang dialami pun lebih cepat mengalami perburukan.

"Betul lebih berbahaya. Untuk ibu hamil akan berpengaruh terhadap janin. Atau kalau ibu menyusui berpengaruh kepada anaknya. Sebab hubungan yang dekat itu bisa ikut tertular juga," ujar Daeng dalam diskusi virtual bertajuk "Covid-19 Meradang Pasca Libur Panjang" yang digelar Sabtu (19/6/2021).

"Varian delta ini selain lebih cepat menular, juga lebih berbahaya. Mulanya gejala-gejala ringan tapi perburukannya lebih cepat. Jadi misalnya mengalami sesak nafas, lalu lebih cepat memburuk kondisinya," lanjutnya.

Banyak serang orang berusia muda

Daeng pun mengatakan varian mutasi ganda asal India ini justru banyak menular kepada individu berusia muda.

"Varian delta ini justru sekarang banyak menularkan ke yang masih muda-muda. Lalu langsung datang (ke fasilitas kesehatan) dalam kondisi yang berat," lanjutnya.

Menurut Daeng, kondisi ini bisa jadi disebabkan individu yang berusia muda sering mengesampingkan gejala-gejala penyakit yang bersifat ringan.

Padahal, dengan adanya mutasi, varian delta memiliki kecenderungan perburukan lebih cepat.

"Sehingga masyarakat usia muda yang datang banyak yang langsung dengan gejala berat. Ini yang kita khawatirkan. Jika demikian kondisinya, potensi kesembuhan makin kecil," tegas Daeng.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul AWAS, Virus Delta Sudah Masuk Jabar, Terdeteksi di Karawang, Warga Diharapkan WFH Saja

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas