Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Diduga Jadi Korban Malapraktik, Bayi di Konawe Kehilangan Tulang Hidung, Ini Penjelasan Pihak RS

Seorang bayi berusia sebulan diduga menjadi korban malapraktik di Rumah Sakit Konawe, Kabupaten Konawe.

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Diduga Jadi Korban Malapraktik, Bayi di Konawe Kehilangan Tulang Hidung, Ini Penjelasan Pihak RS
Freepik
ILUSTRASI - Seorang bayi berusia sebulan diduga menjadi korban malapraktik di Rumah Sakit Konawe, Kabupaten Konawe. 

"Sekitar tiga hari itu mulai memar," ujarnya sambil memegang tulang lunak di bawah hidungnya.

Hal itu kemudian membuatnya bertanya kepada perawat, khawatir terjadi sesuatu pada hidung anaknya.

Pasalnya, ia melihat tulang lunak di bawah hidungnya itu mulai tertarik keluar.

Ia menegaskan, saat pemasangan sipet dokter anak yang menangani tidak ada di ruangan bersamanya.

Baca juga: Janin Bayi dalam Kaleng Biskuit Gegerkan Pemalang

Kata Pihak Rumah Sakit

Juru Bicara RSUD Konawe, dr Dyah Nilasari (kanan). Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD) Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) membantah dugaan malapraktik.
Juru Bicara RSUD Konawe, dr Dyah Nilasari (kanan). Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD) Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) membantah dugaan malapraktik. (TribunnewsSultra.com/Arman Tosepu)

Dilansir TribunnewsSultra.com, Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD) Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) membantah dugaan malapraktik.

Pihaknya menyebut, kondisi hidung tanpa tulang yang dialami seorang bayi MZA bulan adalah efek pemasangan alat bantu napas.

Berita Rekomendasi

Juru Bicara RSUD Konawe, dr Dyah Nilasari, menjelaskan pertama kali mendapat keluhan keluarga pasien, Senin (7/6/2021) lalu.

"Setelah itu kami tindak lanjuti dengan coba menghubungkan keluarga dengan dokter dan perawat terkait," kata Dyah saat menggelar konferensi pers, Rabu (9/6/2021).

Saat diperiksa di Unit Gawat Darurat (UGD) RS Konawe, pasien dalam keadaan sesak berat.

"Untuk penanganan pertama dipasang selang oksigen yang menggunakan selang biasa itu, ternyata kondisi pasien tidak membaik," lanjut Dyah.

Keluarga pasien kemudian disarankan untuk penggunaan alat bantu napas (Sipet).

Pasalnya, jika tidak menggunakan alat bantu, kondisi pasien bisa bertambah buruk.

"Namun, kerugiannya alat ini tekanannya tinggi karena untuk mensuplai paru-paru juga otak, jadi efek sampingnya mulai ada gangguan di paru-paru, kemudian minimal luka di hidung," ujar Dyah.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas