Kisah Lengkap Perempuan di Ende Gotong Jenazah Ayah yang Positif Covid-19 Pakai Terpal
Video yang memperlihatkan seorang wanita ikut menggotong jenazah ayahnya yang positif Covid-19, viral di media sosial.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Video yang memperlihatkan seorang wanita ikut menggotong jenazah ayahnya yang positif Covid-19, viral di media sosial.
Rekaman tersebut beredar luas di masyarakat sejak Jumat, 25 Juni 2021 lalu.
Dalam video terlihat seorang wanita dan dua tenaga medis tengah menggotong jenazah.
Wanita ini hanya memakai masker, sedangkan tenaga medis menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap.
Baca juga: Sempat Dirawat Bersama Istri Karena Covid-19, Kapolsek Klojen Akhirnya Gugur
Baca juga: Tingkat Keterisian Tempat Tidur Isolasi di RS Rujukan Covid-19 DKI Jakarta Capai 93 Persen
Sementara kondisi jenazah hanya ditutup terpal berwarna biru.
Ketiganya hendak membawa jenazah yang terkonfirmasi Covid-19 ke pemakaman yang jauh dari rumah warga.
Sehingga mereka terpaksa menggotongnya dengan tangan tanpa peti jenazah.
Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, video diambil di Dusun Detunio, Desa Kanganara, Kecamatan Detukeli, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kepala Puskesmas Detukeli, Seravinus Sage, membenarkan kejadian ini.
Ia mengatakan video diambil ada Kamis (24/6/2021) pukul 14.00 Wita.
Jenazah yang digotong adalah LL (63).
LL digotong untuk dimakamkan di lokasi yang cukup jauh dari permukiman warga.
LL meninggal pada Kamis pukul 10.00 di rumahnya
"Kita tidak bisa berbuat banyak. Saya sendiri sendiri tengah menjalani isolasi mandiri karena terpapar Covid."
"Namun tetap berkoordinasi dengan Kades, Sekcam, dan para tenaga kesehatan melalui handphone," ujarnya dikutip dari Pos-Kupang, Senin (28/6/2021).
Baca juga: Varian Delta Sudah Menyerang Bocah, 67 Persen Anak Positif Covid Tanpa Gejala
Seravinus melanjutkan, LL sebelumnya diduga kuat pernah kontak erat dengan pasien Covid-19 yang saat ini dirawat di RSUD Ende.
Para tenaga kesehatan lalu melakukan swab antigen terhadap LL yang sudah meninggal dunia dan hasilnya posiif
Menurutnya, pasien Covid-19 yang pernah kontak erat dengan LL, berasal dari desa tetangga Kanganara, Desa Unggu.
Seravinus mengakui, tenaga kesehatan memang tidak ;langsung bergerak setelah menerima laporan warga.
Ini karena di waktu sama, ada swab antigen di Puskesmas, di mana enam tenaga kesehatan positif Covid-19.
Pada hari yang sama juga, lanjutnya, tenaga kesehatan melakukan tracing di Desa Unggu dengan hasilnya 10 orang positif.
Seravinus menambahkan, berdasarkan keterangan dari anak LL, almarhum sebelumnya alami batuk dan pilek sejak Rabu (23/6/2021) dan meninggal dunia Kamis (24/6/2021).
Baca juga: Ciri-ciri dan Gejala Covid-19 Varian Delta, Ini Bedanya dengan Gejala Umum Virus Corona
Kata Kepala Desa
Masih dilansir Pos-Kupang.com, Kades Kanganara, Emanuel Dame, memastikan perempuan dewasa yang ikut menggotong LL merupakan anaknya.
"Itu anaknya, berinisial F. Dia juga terkonfirmasi positif, saat tenaga kesehatan periksa di rumah, sebelum LL dimakamkan. Kalau istri dan dua cucu LL hasilnya negatif," ungkapnya.
Menurutnya, warga Detunio saat ini setelah meninggalnya LL, takut keluar rumah.
Sementara anak perempuan LL, menjalani isolasi mandiri di rumah.
Menurutnya, ketika LL meninggal dunia tidak ada warga yang berani mendekat, termasuk dirinya, kecuali anak perempuan LL.
"Kami saksikan dari jauh saja. Lalu saya ikut gali kubur sebelum jenazah dibawa ke sana. Tempat kuburnya di lahan LL sendiri, yang ada pohon-pohon mahoni," ujarnya.
Baca juga: Dokter Ahli Jepang Ungkap Bahayanya Varian Delta Covid-19
Emanuel menceritakan, minggu lalu LL sempat mengikut hajatan di pekuburan di Detunio.
Menurutnya, banyak warga yang ikut hajatan tersebut, termasuk dari warga Desa Unggu.
Pasca-hajatan tersebut, salah satu warga Desa Unggu terkonfirmasi positif Covid-19 yang juga ikut dalam hajatan tersebut dan saat ini tengah dirawat di RSUD Ende.
Namun, lanjutnya, setelah warga Unggu terkonfirmasi positif Covid-19 tidak dilakukan tracing.
Tracing di Unggu baru dilakukan kemarin.Dia juga menyesalkan sampai saat ini, pasca LL meninggal dunia, belum dilakukan tracing di Detunio.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(Pos-Kupang.com/Oris Goti)