Tiran Group Teken Kontrak Pembangunan Smelter Nikel Senilai Rp 1,8 Triliun
Tiran Grup akan melakukan investasi besar-besaran dalam suatu Kawasan Industri berbasis smelter nikel
Penulis: Sanusi
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Tiran Group, perusahaan raksasa milik mantan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman kembali membuat milestone.
Group perusahaan yang kini dinahkodai Sattar Taba yang membawahi 38 perusahaan ini akan menandatangani bersama kontrak jual beli listrik dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan kontrak pembangunan smelter nikel.
Tiran Grup akan melakukan investasi besar-besaran dalam suatu Kawasan Industri berbasis smelter nikel.
"Sebagai tahap pertama, Tiran Group akan menandatangani kontrak pembangunan satu dari empat line smelter senilai Rp 4,9 triliun antara PT Andi Nurhadi Mandiri (ANDM) dengan Tonghua Jianxin Technology Co. Ltd," ujar Direktur Utama Tiran Group Sattar Taba usai penandatanganan kerjasama di Andi Amran Sulaiman Building, Jumat (2/7/2021).
Dalam acara ini, dilakukan penandatanganan pembangunan satu line smelter senilai Rp 1,8 triliun. Di dalamnya termasuk investasi untuk pembangunan sarana dan prasarana pendukung seperti water treatment, perkantoran dan pemondokan, gardu induk, serta fasilitas pendukung lainnya. Empat line smelter tersebut akan menduduki lahan sekitar 50 Ha.
Baca juga: Menko Marves Sebut Hilirisasi Nikel Cegah Kontraksi Ekonomi di Maluku Utara
Masa depan smelter tersebut sangat cerah. Bijih nikel (ore) untuk smelter tersebut didukung oleh perusahaan tambang sendiri.
Perusahaan tambang yang berjarak sekitar 30 km dari lokasi smelter ini sudah beroperasi sejak lima tahun lalu dan diperkirakan bisa beroperasi selama 40 tahun dengan cadangan yang cukup untuk kebutuhan empat line smelter tersebut.
Saat ini, operasi persiapan dan operasi tambang telah terdukung oleh peralatan berat dan dump truck sebanyak 208 unit dan akan ditambahkan dalam waktu segera menjadi 500 unit.
Smelter nikel tersebut akan dibangun dalam suatu Kawasan Industri seluas 5.199 Ha yang juga akan dikelola oleh perusahaan di bawah kendali Tiran Grup.
Baca juga: STAL Siap Jadi Terobosan Teknologi Pengolahan Nikel yang Ramah Lingkungan
Nantinya, PT Tiran Mineral, sebagai pengelola kawasan, akan mengundang para investor smelter nikel.
Potensi investor smelter yang akan datang tentu besar dengan kawasan yang cukup luas tersebut. Saat ini seorang pengusaha besar di negeri ini sudah menyatakan niat nyata untuk membangun smelter nikel sebanyak 8 line.
Dukungan PLN sebagai pemasok tenaga listrik, juga nyata dan diabadikan dalam penandatanganan Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL) antara PT Tiran Mineral dengan PLN. PLN akan membangun transmisi untuk pasokan listrik sebesar 50 MW ke PT Tiran Mineral dengan biaya sambungan sekitar Rp 26 miliar. Untuk sambungan ini PT PLN akan harus melakukan investasi sebesar Rp 798 miliar.
"Bahkan PT PLN, menurut hitungan kami, sudah merencanakan dalam RPJUTL untuk melakukan investasi dalam rangka mendukung industri smelter senilai Rp 86 triliun," kata Sattar Taba.
Dukungan pemerintah dan masyarakat sangat nyata dalam rencana investasi ini. Kehadiran Duta Besar Indonesia untuk Cina, Djauhari Oratmangun, walau secara virtual, adalah bukti nyata dukungan negara.