Sinergi TNI hingga Warga Melalui TMMD Solo, Percantik Kampung Halaman Presiden
Sinergitas TNI, Polri, pemerintah daerah hingga masyarakat terlihat dalam kegiatan TMMD Solo Kodim 0735/Surakarta
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Gigih
TRIBUNNEWS.COM – Sinergitas TNI, Polri, pemerintah daerah hingga masyarakat terlihat dalam kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD).
Tak ada sekat antara bapak-bapak aparat berseragam loreng, cokelat, PNS hingga warga. Seluruhnya berbaur dalam pelaksanaan TMMD Reguler ke-111 Kodim 0735/Ska (Kodim Solo).
Padahal siang itu, panas terik matahari terasa namun tak melunturkan semangat peserta TMMD untuk merampungkan pekerjaan.
Bertema “Wujud Sinergi Membangun Negeri”, TMMD kali ini menyasar kota kampung halaman Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca juga: TMMD ke-111 Kodim Solo: Pak RT Tak Takut Rumah Ambrol, Muzakir Kini Bisa MCK
Kegiatan TMMD menyasar pembangunan fisik dan non fisik. Sasaran fisik meliputi pembangunan talut, pemasangan paving, renovasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), dan pembangunan gazebo serta papan informasi.
Sementara sasaran non fisik berupa pemberdayaan masyarakat dan penyuluhan-penyuluhan.
Pujian terhadap sinergitas semua pihak terungkap dari delegasi Mabes TNI AD yang mendapat tugas untuk mengawasi dan mengevaluasi jalannya TMMD.
Bahkan ia menyebut, TMMD Reguler ke-111 Kota Solo secara umum mendapat penilaian baik.
Baca juga: Letnan Kolonel Arh Herwin BS: Pelaksanaan TMMD Tetap Perhatikan Protokol Kesehatan
Adalah Waasintel Kasad Bid. Inteltek dan Hublu, Brigjen TNI Taufan Gestoro, yang mendapat kesempatan melakukan pengawasan dan evaluasi (Wasev) pelaksanaan TMMD Solo pada 1 Juli 2021 lalu.
Dua pekan sebelum TMMD berakhir, jenderal bintang satu itu menyimpulkan bahwa pelaksanaan TMMD Solo dinilai bagus.
Ia juga menyebut semua pihak gotong royong melaksanakan karya bakti TNI ini.
“Saya lihat (hasilnya) di sini bagus, masyarakat guyub akur semua ikut Kerjasama. TNI AD, rekan Polri dan warga ikut membantu mempercepat kegiatan di sini. Itu yang perlu dijadikan contoh di daerah-daerah lain,” jelasnya ditemui Tribunnews.com.
Lantas dirinya juga menganggap baik pelaksanaan renovasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Apalagi program dilakukan untuk meringankan beban warga yang tidak mampu.
“Namun di lapangan pasti ada kendala, mungkin banyak yang ingin rumahnya dapat sasaran, ternyata tidak semuanya dapat (dipilih). Itu menjadi catatan untuk nanti program RTLH berikutnya,” ucapnya.
Brigjen Taufan menggarisbawahi, meski perbandingan pelaksanaan TMMD secara umum hampir sama di berbagai daerah, namun pentingnya seluruh pihak ikut andil membantu agar kegiatan berjalan lancar.
Percantik Kota Solo
Apresiasi juga diberikan oleh Kepala Staf Kodam (Kasdam) IV/Diponegoro, Brigjen TNI Widi Prasetijono, dalam kegiatan TMMD Solo.
Widi bersyukur seluruh kegiatan berjalan lancar, termasuk talut yang sudah dibangun memanjang sejauh 40 meter di Sungai Brojo.
“Alhamdulilah semuanya sudah berjalan lancer, segera bisa diserahkan kepada pemerintah daerah untuk selanjutnya dimanfaatkan masyarakat,” jelasnya dalam kunjungan Senin (12/7/2021).
Kadam juga berharap kegiatan terus berlanjut, seperti halnya merawat dan memelihara yang telah dibangun seluruh pihak.
“Sehingga jika kita lihat sungai di kota nanti terlihat indah, maka akan menjadi tempat yang asik dilihat. Kalau kondisi sekarang masih banyak sampah ke depan bisa kita didik masyarakat supaya bersama menjaga sungai kita,” kata Widi.
Sebagai pejabat yang pernah berdinas di Kota Solo, tepatnya menjadi Komandan Korem 074/Warastratama (Korem Solo), Widi sangat mengenali wilayahnya.
Ia pun memiliki keinginan agar wilayah-wilayah satelit pendukung Kota Solo juga turut berkembang demi kemajuan bersama seperti halnya dalam kegiatan TMMD.
“Sekarang kita lihat memang sudah lebih baik (pembangunan di Solo dan sekitarnya). Artinya dari sisi anggraan yang digunakan untuk pelaksanaan TMMD sudah meningkat, nantinya kerjasama antara TNI dan masyarakat juga diharapkan semakin baik untuk wilayahnya,” papar Kasdam.
Sinergi Kodim
Ketua Satgas sekaligus yang mengomandoi pelaksanaan TMMD Solo, Komandan Kodim (Dandim) Solo, Letkol Inf Wiyata, menerangkan, komunikasi dan koordinasi dengan semua pihak termasuk stakeholder terus dibangun dari Pra TMMD hingga kegiatan berlangsung.
Hal itu kata Dandim sebagai upaya menyempurnakan pekerjaan juga sejalan dengan tema TMMD kali ini yakni “Wujud Sinergi Membangun Negeri”.
Sinergitas yang pertama adalah berkoordinasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta untuk alokasi kebutuhan dan anggaran pembangunan TMMD.
Lewat Pemkot, pihaknya juga mengetahui sasaran-sasaran fisik yang menjadi prioritas pembangunan, terutama yang membutuhkan.
Seperti halnya pembangunan talut di Sungai Brojo, Hal itu sejalan dengan rencana Pemkot Solo untuk melakukan penguatan dinding sungai berupa pembangunan talut beton.
Tak main-main, talut di Sungai Brojo juga menggunakan material beton yang terjamin kekuatan dan kualitasnya.
Maka, Kodim juga membangun sinergi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) yang menaungi permasalahan sungai-sungai melintas Kota Bengawan.
“Untuk koordinasi, kita intens sekali koordinasi dengan Pemkot Surakarta, dengan BBWS juga untuk masalah talut kita pelajari,” ungkap Dandim.
Perwira melati dua itu juga mengatakan bahwa komunikasi juga dibangun kepada Baznas untuk penyelenggaraan RTLH, kemudian Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dengan tujuan bantuan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat.
“Tentu pekerjaan-pekerjaan semuanya harus sinergi, tidak boleh masing-masing, jadi memang ketat. Dari RAB dan rancang bangunnya smuanya sudah harus lewat verifikasi. Pelaksanaan di bawah teknis mereka juga,” tambah Dandim menjelaskan.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, pun menilai baik pelaksanaan TMMD dengan sinergitas yang terjalin keduanya.
Misalnya dalam hal pembangunan talut di Sungai Brojo, bagi putra presiden itu sangat sejalan dengan misi Pemkot menyasar penyempurnaan Kawasan bantaran sungai.
Pasalnya, kata dia, masih banyak warga yang bertahan di pinggir sungai dengan kondisi memprihatinkan tanpa adanya talut kuat menahan hunian mereka.
“Kegiatan ini bagus dikerjakan oleh rekan-rekan TNI AD, kami mengapresiasi. Kami mendukung pembangunan talut sejalan dengan rencana Pemkot Surakarta memperhatikan kondisi masyarakat bantaran sungai agar terbebas dari ancaman longsor dan banjir,” ucapnya.
Warga Bisa Tidur Tenang
Partono, Ketua RT06 RW03 Bendosari, Pajang, Laweyan, Solo, kini bisa bernafas lega.
Ia tak lagi takut saat hujan turun mengguyur. Terlebih area belakang rumahnya yang semakin mendekat dengan bibir sungai ternacam ambrol.
Rumahnya dan lima warga lain pun terancam longsor ke sungai karena tak ada talud kuat penahan tanah dan bangunan.
Memori kelam pada 2009 lalu juga terus dikenang sebagai bencana karena banjir besar melanda kampungnya akibat luapan sungai.
“30 tahun saya di sini, setiap hujan deras turun ya was-was rasanya. Takut bagian rumah belakang ambrol ke sungai,” ujarnya ditemui Senin 912/7/2021).
Kini Partono dan pemilik rumah yang berhimpitan dengan sungai patur bersyukur.
Pembangunan talud sepanjang 40 meter dilakukan dalam program TMMD Reguler ke-111 Tahun Anggaran 2021 Kodim Solo.
Partono merasa bersykur dengan adanya pembangunan talud ini. Ia juga tak lagi merasa khawatir tanah terkikis, rumah terancam ambrol, hingga banjir melanda.
“Senang, tentara rukun dengan masyarakat, sudah baik sekali. Harapannya ke depan kalau ada TMMD lagi akan semakin sengkuyung,” ucap pria berusia 65 tahun ini.
Rasa syukur juga diungkapkan warga bernama Muzakir, warga RT08 RW10 Griyan, Pajang, Laweyan. Solo.
Rumahnya yang dulu serba pas-pasan kini menjadi nyaman ditinggali.
Ditemui Tribunnews.com, Muzakir mengakui dahulu tempat tinggalnya memang tak sebagus setelah mendapat sentuhan bapak-bapak tentara Kodim Solo.
Sembari berjalan, ia bercerita bahwa pintu dan jendela yang ada sekarang tak seperi dulu kala.
Begitu juga dengan tembok reyot dan atap yang selelu bocor diguyur hujan.
Pintu dan atap pun hanya terbuat dari seng di rumah seluas 21 meter persegi.
Satu lagi kondisi memprihatinkanya selama hidup serba pas-pasan adalah tak punya tempat Mandi Cuci Kakus (MCK).
“Sebelum ada MCK, dulu pakai WC umum di kampung. Lumayan jauh kira-kira jaraknya sekitar 200 meter. Jadi menahan dulu dan jalan jauh kalau mau MCK,” ujarnya.
Bersama istri dan ketiga anaknya, Muzakir harus rela bertahan dengan kondisi itu selama 15 tahun karena tidak cukup biaya melakukan renovasi.
Apalagi pekerjaannya sebagai petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) hanya cukup untuk menanggung hidup keempat anggota keluarga.
Sampai pada akhirnya Muzakir terpilih sebagai warga penerima renovasi RTLH dalam program TMMD ke-111 Kodim Solo.
Awalnya ia mendapat tawaran renovasi rumah dari perangkat kelurahan. Dengan mengumpulkan sejumlah persyaratan, rumahnya lolos dalam syarat renovasi rumah.
Proses pengerjaan hanya dua pekan yakni mulai 1 Juni 2021 hingga 15 Juni 2021.
Selain pembangunan talut, sasaran fisik kegiatan TMMD berupa pemasangan paving sepanjang 112 meter, pembuatan gazebo, dan renovasi 5 RTLH.
Lurah Pajang, Priadi, yang juga turut serta dalam kegiatan mengatakan bahwa kehadiran TNI di tengah masyarakat dirasakan dalam kegiatan TMMD.
Kata dia, warga dilibatkan untuk bergotong royong dalam pembangunan melalui padat karya.
Manfaatnya juga dirasakan dapat membantu warga yang kehilangan pekerjaan karena terdampak pandemi covid-19.
“Kegiatan TMMD ini manfaatnya besar sekali. Pembangunan talud memberi tameng, penahan draripada banjir dan longsoran. Pavingisasi dan gazebo juga mempercantik kawasan sekitar,” jelas dia.
Dirinya berharap, masyarakat selanjutnya dapa melanjutkan karya TNI dengan merawat dan memelihara fasilitas umum sekitar. “Adanya TMMD ini kami dengan warga masyarakat bergilir masing-masing untuk giat kerja bakti,” papar Pak Lurah.
Kegiatan yang berlangsung selama sebulan ini telah mengucurkan dana total Rp 1,3 miliar.
Berasal dari dana anggaran Mabes TNI AD, Pemkot Solo dan Pemprov Jateng.
Lokasi pembangunan talud di RT06 RW03, Bendosari dan pavingisasi di RT02 RW03, Songgalan, Pajang, Laweyan, Solo.
Jumlah personel yang terlibat adalah 150 dari TNI Polri, Linmas 5 orang, aparat desa 3 orang, dan masyarakat 20 orang.
Sasaran fisik TMMD meliputi:
1. Pembangunan talud Panjang 40 meter, tinggi 5 meter
2. Pemasangan paving Panjang 112 meter, lebar 3 meter
3. Pembuatan 1 unit gazebo dan papan informasi slup)
4. Renovasi 5 unit RTLH
- RTLH Muzakir RT08, RW10 Griyan
- RTLH Suharjo RT07 RW10 Ledoksari
- RTLH Irvan Satya Sumarno, RT02 RW06 Bratan
- RTLH Bambang, RT02 RW08 Kp Lor Pasar
- RTLH Wiryono Wiryo Sentoro, RT02 RW01 Kp Sidodadi
Sasaran non fisik TMMD meliputi:
- Pemberdayaan masyarakat
- Penyuluhan penyakit masyarakat: stunting, narkoba dll
- Penyuluhan wawasan kebangsaan dan bela Negara
- Penyuluhan tentang virus corona atau Covid-19
(Chrysnha)