Camat di NTT Diduga Bunuh Diri, Tulis Surat untuk Kapolres, Awalnya Minta Pintu & Jendela Ditutup
Seorang camat di NTT diduga tewas bunuh diri. Korban meninggalkan surat untuk kapolres di saku bajunya.
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM- Seorang camat di NTT diduga tewas bunuh diri.
Korban meninggalkan surat untuk kapolres di saku bajunya.
Sebelum tewas, korban meminta agar seluruh pintu dan jendela rumah ditutup.
Camat Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Dionisius Randjamuda, S.H meninggal dunia.
Camat Dionisius diduga bunuh diri dengan cara menggantung diri dalam kamar rumah panggung milik orang tuanya di Kampung Haumara, RT 1/RW 1, Kelurahan Mauliru, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur, Selasa 20 Juli 2021.
Kapolres Sumba Timur, AKBP Handrio Wicaksono, S.IK, membenarkan peristiwa naas tersebut.
Handrio menjelsakan, sesuai informasi kronologi peristiwa itu terjadi sekitar pukul 11.20 Wita.
Korban meminta saksi Klemens dan Lukas agar menutup semua pintu dan jendela rumah panggung dengan alasan dirinya hendak istirahat (tidur).
"Selanjutnya korban menyuruh kedua saksi pergi bermain di bengkel yang tidak jauh dari rumah panggung tempat korban gantung diri. Kemudian datang bapak kecil bernama Kornelis dari kebun dengan tujuan ke rumah panggung tetapi saksi Lukas memberitahukan kepada saudara Kornelis, bahwa kalau buka pintu pelan-pelan karena bapak (korban) ada tidur," ujar Handrio kepada POS-KUPANG.COM.
Ia menjelaskan, setelah saksi Kornelis membuka pintu dan masuk kedalam rumah, dirinya tidak melihat korban di tempat tidur.
Kornelis hanya melihat sandal milik korban dan tikar yang tersimpan di ruangan tengah rumah panggung itu.
Baca juga: KRONOLOGI Nenek 74 Tahun Tewas Penuh Luka di Rumah, Cucu Sempat Dengar Teriakan Korban Tengah Malam
Baca juga: 3 Hari Tak Keluar Rumah dan Sulit Dihubungi, Pria Ini Ditemukan Tewas, Diduga Tersetrum
Baca juga: Polisi Masih Cari Identitas Bocah yang Tewas Menyeberang Jalan Tol Depok
Ia mengatakan, saat itu, saksi Kornelis memberitahukan kepada saksi Lukas untuk bersama mencari korban saat itu.
Saat kedua saksi masuk di dalam kamar milik saksi Lukas, keduanya mendapati korban yang sedang tergantung dekat dengan dinding kamar dalam posisi lidah menjulur keluar dan wajah korban sudah terlihat berwarna hitam.
"Saat itu korban menggunakan kemeja batik warna biru dipadukan celana kain warna bhitam dan ketika ditemukan pada leher korban terdapat seutas tali nilon berwarna orange. Melihat kejadian tersebut kedua saksi berteriak sambil menangis," sebutnya.
Ia menjelaskan, saksi Kornelis langsung keluar dari rumah memberitahukan kepada saudari kandung korban, Marieti Kaborang tentang kejadian tersebut.
Setelah itu saksi Kornelis langsung mengambil parang dan memotong tali yang terikat pada leher korban.
Ia mengaku kemudian para saksi dibantu oleh beberapa tetangga datang membantu mengangkat korban menyimpan di balai-balai rumah dan melakukan upaya pertolongan pertama.
“Karena kondisi korban yang tidak bisa ditangani sehingga korban langsung dibawah ke Rumah Sakit Kristen (RSK) Lindimara dengan menggunakan kendaraan pribadi milik keluarga korban," jelas dia.
Ia mengatakan, sesampainya di RSK Lindimara, dilakukan upaya pertolongan oleh pihak medis dalam hal ini ditangani oleh dokter.
Namun pihak medis mengatakan korban telah meninggal dunia.
Baca juga: Pria Ini Tega Bunuh Pamannya, Diringkus Warga saat Sedang Makan, Diduga Alami Gangguan Jiwa
Baca juga: Detik-detik Kakek Penggali Kubur Dibunuh Keponakan, Dianiaya Pakai Parang Lalu Dilempar ke Sumur
Baca juga: Seorang Pria Tiba-tiba Gorok Paman, Jasad Korban Lalu Dibuang ke Sumur, Diduga Dalami Ilmu Kebatinan
Titip Surat untuk Kapolres
Sementara itu, berdasarkan keterangan pihak keluarga korban melalui Bhabinkamtibmas Kelurahan Mauliru, bahwa ditemukan sebuah surat di saku baju korban.
"Jadi setelah melakukan pengecekan pada saku baju milik korban ditemukan sebuah amplop yang berisikan surat yang ditujukan kepada Kapolres Sumba Timur, yang isinya meminta kepada pihak Kepolisian agar jenazah korban jangan diautopsi karena apa yang dilakukan oleh korban atas keinginan sendiri,"jelasnya.
Ia menjelaskan, berdasarkan temuan surat tersebut dapat dipastikan bahwa korban telah berencana mengakhiri dirinya dengan cara bunuh diri.
"Terkait pernyataan penolakan otopsi oleh pihak keluarga menyusul dikarenakan dari pihak keluarga masih menunggu persetujuan dari saudara kandung korban dan tetap dilakukan pemantauan oleh Bhabinkamtibmas Kelurahan Mauliru," ujar dia.
Setelah itu jenazah disemayamkan di Kampung Haumara, RT 1/RW 1 Kelurahan Mauliru, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur.
Pantauan POS-KUPANG.COM, saat jenazah dibawa oleh mobil ambulance dari RSK Lindimara ke Mauliru, banyak sekali iring-irigan kendaraan bermotor roda dua dan empat.
Ketika masuk di Kelurahan Mauliru, sejumlah warga yang keluar rumah dan menyaksikan mobil jenazah saat lewat.
Ada warga yang mengabadikan iring-iringan kendaraan, ada juga yang menangis.
Sementara di rumah duka, keluarga sudah menunggu dan ada yang sedang membangun tenda.
Berita lain kasus bunuh diri.
Kontak bantuan
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini: https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
(Pos Kupang/Oby Lewanmeru)
Artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Camat di NTT Tewas Diduga Gantung Diri, Titip Sepucuk Surat untuk Kapolres Sumba Timur, Ini Isinya
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.