Tak Terima PPKM Diperpanjang, PKL Lebak Kibarkan Bendera Putih, ''Kami Sudah Babak Belur''
Para PKL kompak memasang bendera putih di gerobak mereka sebagai pertanda mereka sudah menyerah dengan keadaan.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, BANTEN - Sejumlah pedagang kaki lima didukung mahasiswa di Kota Lebak, Rangkasbitung, memprotes kebijakan Pemerintah memperpanjang PPKM Darurat dengan mengibarkan bendera putih di tepi jalan.
Meski perpanjangan PPKM hanya berlangsung lima hari, hal itu membuat pedagang kaki lima semaki kesulitan.
Para PKL kompak memasang bendera putih di gerobak mereka sebagai pertanda mereka sudah menyerah dengan keadaan.
Selain itu juga merupakan aksi protes lantaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diperpanjang.
Di Jalan Iko Jatmiko, sedikitnya belasan gerobak yang dipasang bendera putih. Mereka terdiri dari penjual gorengan hingga penjual bubur ayam.
Baca juga: 150 dari 250 Nakes di RSUD Lamongan Terpapar Covid-19 Termasuk Dokter dan Paramedis
"Baru dipasang tadi bareng mahasiswa, biar pemerintah tahu kalau kita sudah babak belur," kata Warjoko salah satu PKL yang berjualan gorengan di depan RSUD dr Adjidarmo, Rabu.
Baca juga: Mobil Ambulans Pengangkut Jenazah Kecelakaan di Sampang, Dipicu Pecah Ban
Dia mengatakan, sudah bingung apa yang akan dilakukan.
Sejak PPKM Darurat diberlakukan, dia dan penjual lain di sepanjang Jalan Iko Jatmiko, hanya bisa pasrah lantaran penjualannya terus menurun.
Baca juga: PPKM Darurat Bikin 64 Calon Pasangan di Probolinggo Tunda Nikah, Takut Swab Test
Kata dia, sejak PPKM Darurat, ada aturan pedagang hanya boleh buka sampai pukul 20.00 WIB saja.
Tapi jalan sudah ditutup sejak pukul 19.00 WIB.
"Saya baru buka sore, biasanya sampai jam 12 malam, tapi sekarang jam 7 malam saja sudah tidak ada pembeli, banyak gorengan yang mubazir tidak terjual," kata dia.
Dia menyebutkan, omzet penjualannya menurun drastis hingga 60 persen.
Ada pula pedagang lain yang memasang bendera putih adalah Eni.
Dia berharap dengan dipasang bendera putih pemerintah akan peduli jika pedang kecil seperti dirinya sangat terdampak namun minim dapat bantuan.
"Sangat parah dampaknya, biasanya dalam sehari saya bisa menjual 100 cup minuman, tapi sekarang 20 saja Alhamdulillah," kata Eni.
Eni mengatakan, karena PPKM dia harus pintar-pintar mengelola keuangan dari hasil penjualan.
Dia banyak berhemat dengan cara mengurangi jatah makanan bagi dirinya dan keluarga.
"Sekarang mah makan sepiring berdua saja sudah Alhamdulillah, tidak memikirkan lauknya apa, ketemu nasi saja sudah bersyukur," kata dia.
Bukan hanya dirinya yang merasakan langsung dampaknya, tapi juga suaminya yang berprofesi sebagai tukang ojek.
Katanya, sejak PPKM, suaminya memilih berjualan dengannya lantaran sepi penumpang.
"Apalagi ada kebijakan jalan ditutup, di atas jam 7 malam nggak bisa kemana-mana karena banyak jalan yang ditutup, penumpang tidak ada," kata dia.
Sementara pedagang lain, Jefri, berharap mendapat bantuan dari pemerintah.
Sejak PPKM, kata dia, belum pernah mendapat bantuan sama sekali baik beras maupun uang.
Kata Jefri, pedagang lain pernah mendapat bantuan beras dari petugas yang berkeliling memberi bantuan, namun dirinya tidak dapat lantaran gerobaknya sudah tutup lebih dulu.
"Besoknya saya tanyakan ke petugas, katanya harus divaksin dulu kalau mau dapat, sementara saya belum divaksin, dulu enggak kebagian karena antri," kata Jefri.
Sementara itu, Asisten Daerah (Asda) I Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Kabupaten Lebak, Alkadri, mengatakan hingga saat ini, bantuan untuk PKL sudah disalurkan sejak PPKM digulirkan awal Juli lalu.
bantuan sebanyak 4,5 ton beras hingga kini sudah disalurkan.
"Sudah kita salurkan langsung, paket sembako terdiri dari beras lima kilogram hingga minyak goreng, melalui Satpol-PP turun langsung langsung untuk para PKL di Rangkasbitung," kata Alkadri kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu.
Selain disalurkan langsung, bantuan juga diberikan pada para pedagang di pasar dan PKL yang berminat melakukan vaksinasi.
Kata Alkadri, secara berkala Pemkab Lebak mengadakan vaksinasi massal untuk pedagang dan PKL, setelahnya mereka akan mendapat paket sembako.
"Iya pengen dorong harus vaksin dulu, mereka supaya vaksin dulu, mereka tinggal datang ke tempat vaksin nanti dapat paket sembako," kata dia.
Minggu-minggu ini, kata dia, vaksinasi massal akan digelar khusus untuk pedagang dan PKL di Rangkasbitung.
Untuk PKL yang belum divaksinasi dan belum dapat bantuan dia sarankan untuk datang. (*)
Artikel ini tayang di Kompas.com dengan judul Pasang Bendera Putih di Gerobak, Pedagang: Biar Pemerintah Tahu, Kita Sudah Babak Belur
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.