Ini Para Pejabat di Sumsel yang Jadi 'Korban Prank' Sumbangan Rp 2 Triliun Anak Akidi Tio
Bak jebakan pada kasus prank di media sosial, kasus sumbangan dana Rp 2 triliun untuk penanganan Covid-12 di Sumatera
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNSUMSEL.COM -- Bak jebakan pada kasus prank di media sosial, kasus sumbangan dana Rp 2 triliun untuk penanganan Covid-12 di Sumatera Selatan menimbulkan banyak 'korban'.
Mereka tertipu dengan aksi Heriyanti, anak bungsu Akidi Tio yang tiba-tiba viral menyumbangan uang rekening keluarga sebesar Rp 2 triliun.
Bahkan acara penyerahan dananya secara simbolis dihadiri oleh sejumlah pejabat teras di Sumsel.
Setelah menunggu pencairan uang yang jumlahnya luar biasa tersebut hingga tenggatnya belum cair-cair, pihak polisi pun curiga.
Baca juga: Ternyata Ini Kasus Kedua yang Dilakukan Heriyanti Anak Akidi Tio, Modusnya Sama
Kecurigaan tersebut ditambah dengan pernyataan dari pihak terkait pajak yang mempertanyakan pajak yang dibayarkan terhadap perolehan uang sebesar itu.
Ternyata benar, dana tersebut tidak ada alias bodong, sang donatur pun kini menjadi tersangka sumbangan fiktif.
Masyarakat Sumsel pun tertipu dengan aksi Heriyanti tersebut.
Selain itu tiga pejabat ini juga bisa dibilang jadi 'korban' prank keluarga Akidi Tio:
Prof dr Hardi Darmawan adalah petinggi di Rumah Sakit Charitas Palembang.
Ia mengaku jadi dokter pribadi keluarga Akidi Tio, sehingga diberi kepercayaan menjadi perantara hibah uang Rp 2 triliun tersebut.
Baca juga: Putri Akidi Tio Kabarnya Terlilit Utang, Hibah Rp 2 Triliun Diduga Hoaks, Polisi Lakukan Penangkapan
Seorang Dokter Senior di Kota Palembang, Prof dr Hardi Darmawan menjadi orang pertama mendapatkan kabar rencana donasi untuk penanganan covid-19 di Sumsel itu.
"Biasanya mereka itu nelpon untuk berobat. Tapi justru waktu itu malah bikin saya surprise karena mereka bilang mau kasih sumbangan dana bantuan untuk penanganan covid dan kesehatan di Sumsel. Jumlah juga tidak tangung-tanggung besarnya," kata Prof dr Hardi Darmawan pasca penyerahan donasi di Polda Sumsel, Senin (26/11/2021).
Ia mengaku terkejut dengan dengan dana fantastis yang akan didonasikan keluarga itu.
Prof dr Hardi mengaku sudah cukup lama mengenal keluarga Akidi Tio bahkan mencapai puluhan tahun lamanya.
Baca juga: Soal Donasi Rp 2 Triliun, Putri Akidi Tio Dijemput Polisi, Polda Sumsel: Ternyata Uangnya Tidak Ada
"Saya sebenernya adalah dokter keluarga dari almarhum pak Akidi. Sudah 36 tahun dengan pak Akidi dan bila ditambah dengan anak-anak, mantu dan cicit-cicitnya, berarti terhitung sudah 48 tahun saya mengenal keluarga beliau," ujar Prof dr Hardi Darmawan saat ditemui setelah acara penyerahan bantuan di Mapolda Sumsel, Senin (26/7/2021).
Hardi menjelaskan, Akidi Tio adalah seorang pengusaha sukses di bidang pembangunan dan kontraktor.
Menurut Hardi, penyerahan bantuan di Sumsel karena Akidi Tio juga pernah tinggal di Kota Palembang.
Keluarga itu begitu dermawan bahkan kerap memberikan bantuan rutin ke masyarakat.
Baca juga: Mencari Jejak Akidi Tio di Kota Langsa, Penyumbang Rp 2 Triliun Untuk Tangani Covid-19 di Sumsel
"Bahkan sebelum pandemi mereka juga sering membantu misalnya panti-panti jompo di Palembang ini banyak yang dibantunya. Apalagi dalam pendemi ini, jelas sekali banyak orang kesusahan," ujarnya.
Kini Prof Hardi telah meminta maaf kepada Sumsel dan statusnya menjadi saksi kasus dugaan sumbangan fiktif keluarga Akidi tersebut.
3. Kapolda Sumsel
Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri mengaku keluarga Akidi Tio merupakan salah satu keluarga yang dikenalnya baik saat masih bertugas di Aceh dulu.
Karenanya, ia memfasilitasi Gedung Rekonfu Mapolda Sumsel menjadi lokasi pemberian bantuan secara simbolis pada Senin (26/7/2021).
“Dana tersebut diberikan oleh salah seorang keluarga yang saya kenal sewaktu masih tugas di Aceh. Da sekarang dia ingin membantu warga Sumsel yang terdampak Covid-19,” ujar Kapolda Sumsel, Irjen Pol Eko Indra Heri waktu itu.
Menurutnya menerima dana sebesar 2 triliun merupakan amanah yang cukup berat, dan harus segera terlaksanakan.
Untuk itu Eko menegaskan apabila dana tersebut akan ia komunikasikan dengan semua pihak, agar dapat cepat tersalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Penyerahan dana bantuan turut disaksikan langsung oleh Gubernur Sumsel, H Herman Deru, Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Dra Lesty Nuraini Apt Kes dan Danrem 044/Gapo, Brigjen TNI Jauhari Agus Suraji.
Namun di saat komitmen Heriyanti meyerahkan dana tersebut tidak terlaksana, anak buah Eko pun langsung bertindak menyelidikinya.
Dan ternyata putri bungsu Akidi Tio tersebut ternyata melakukan kebohongan kepada publik, uang Rp 2 triliun tersebut tidak ada alias hoaks.
Heriyanti pun kini jadi tersangka sumbangan fiktif.
3. Gubernur Sumsel
Gubernur Sumatera Selatan H Herman Deru menjadi orang yang paling berharap terhadap dana hibah Rp 2 triliun tersebut.
Bagaimana tidak, uang sebanyak itu pastinya akan sangat meringankan warga Sumsel yang saat ini didera wabah Covid-19.
Herman pun hadir dalam acara penyerahan dana secara simbolis di Mapolda Sumsel.
Herman Deru bahkan memberikan apresiasi kepada keluarga Almarhum Akidi Tio atas sikap dermawannya karena turut membantu penanganan Covid-19 di Sumsel.
Menurut orang nomor satu di Sumsel ini, upaya yang dilakukan keluarga almarhum Akidi tersebut layak menjadi contoh bagi masyarakat Sumsel agar turut serta memberikan sumbangsih dalam penanganan Covid-19.
“Kita bangga ya, keluarga almarhum Akidi Tio ini ikut serta memberikan kepedulian terhadap penanganan Covid-19 di Sumsel. Apalagi jumlah dana yang diberikan sangat besar mencapai Rp2 triliun. Ini angka yang tidak sedikit,” ungkapnya usai menghadiri proses penyerahan bantuan dari keluarga Almarhum Akidi Tio di Polda Sumsel, Senin (26/7/2021).
Herman Deru berharap, apa yang telah dilakukan keluarga Almarhum Akidi Tio bisa memberikan motivasi bagi warga Sumsel untuk bersama-sama melawan pandemi Covid-19. Dengan harapan aktifitas sosial kembali normal kembali. (dirangkum dari berita Tribun Sumsel dan Sriwijaya Post)