Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

KRONOLOGI Ketua Asosiasi Kafe Coba Akhiri Hidup di Depan Balkot Bandung, Sempat Kirim Rekaman Suara

Ketua Harian Asosiasi Kafe dan Restoran (AKAR) Jawa Barat, Gan Bonddilie (39) melakukan percobaan bunuh diri di depan Balai Kota Bandung, Rabu siang.

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Sri Juliati
zoom-in KRONOLOGI Ketua Asosiasi Kafe Coba Akhiri Hidup di Depan Balkot Bandung, Sempat Kirim Rekaman Suara
KOMPAS.COM
Ilustrasi - Ketua Harian Asosiasi Kafe dan Restoran (AKAR) Jawa Barat, Gan Bonddilie (39) melakukan percobaan bunuh diri di depan Balai Kota Bandung, Rabu siang. 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Harian Asosiasi Kafe dan Restoran (AKAR) Jawa Barat, Gan Bonddilie (39) melakukan percobaan bunuh diri.

Aksi nekat itu dilakukan korban di depan Balai Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (4/8/2021) siang.

Dugaan sementara, korban nekat melakukan aksi itu sebagai bentuk protes kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Sebelum melakukan aksinya, korban sempat mengirimkan rekaman suara kepada beberapa media.

Dalam rekaman itu, terdengar suara korban yang lemas dan sesekali menangis.

Pria yang merupakan warga Cikutra itu saat ini sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.

Ia mengalami luka di bagian leher dan di perut.

Berita Rekomendasi

Kasatreskrim Polrestabes Bandung, AKBP Rudy Tri Handoyo membenarkan adanya peristiwa percobaan bunuh diri itu.

"Betul (ada percobaan bunuh diri)," kata dia dilansir TribunJabar.id.

Baca juga: Mayat Wanita Terbungkus Karpet, Dibunuh Sopir & Kernet Truk yang Ditumpanginya, Hendak Dirudapaksa

Kronologi kejadian

Mengutip Kompas.com, saksi bernama Shandi, satpam Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengatakan, peristiwa itu terjadi pada pukul 13.00 WIB.

Korban mencoba bunuh diri di tengah Jalan Wastukencana tepat di depan Gerbang Pemkot Bandung.

Saat itu, saksi yang tengah berjaga di pos satpam tiba-tiba mendengar suara seseorang yang meminta tolong.

"Ada suara teriak minta tolong, lalu saya dan rekan melihat dan mendekati titik suara," katanya ditemui di Pemkot Bandung.

Shandi pun melihat seorang pria sudah tergeletak di tengah jalan sedang ditopang seorang pria lainnya sambil berteriak meminta tolong.

"Awalnya saya pikir korban kecelakaan," ujarnya.

Shandi dan rekannya lalu mendekati pria yang meminta tolong itu untuk membantu korban.

"Setelah diangkat terlihat bekas luka di leher cukup dalam," ungkap Shandi.

bendera putih protes
Kain putih terpasang di halaman resto pujasera Kanaya Food Court di Jalan Cikutra, Kota Bandung. Kain putih ini merupakan tanda protes dari para pelaku usaha kuliner di Bandung yang tergabung dalam AKAR, terkait kebijakan pemerintah dalam penerapan aturan PPKM yang dinilai merugikan para pelaku usaha kuliner, Kamis (29/7/2021).

Sempat hubungi temannya yang merupakan Humas Pemkot Bandung

Diberitakan TribunJabar.id, sebelum melakukan aksinya, korban sempat menghubungi temannya, JJ.

JJ diketahui merupakan seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Humas Pemkot Bandung.

Hal itu disampaikan Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Ulung Sampurna Jaya.

Kepada JJ, korban memberitahu bahwa dirinya akan melakukan aksi di Balai Kota.

"Ketika saksi atas nama JJ datang, ternyata korban sudah ada di tengah jalan."

"Sempat dicegah oleh saksi karena hendak bunuh diri, tapi sudah terlambat lantaran senjata yang dibawanya sudah menusuk ke perut dan lehernya," jelas Ulung.

Selanjutnya, korban langsung dievakuasi ke RS Hasan Sadikin Bandung.

Polisi juga telah mengamankan barang bukti berupa pisau.

Motif masih didalami

Adapun motifnya, Kapolrestabes Bandung menyebut, masih dalam penyelidikan Satreskrim Polrestabes Bandung.

"Kami masih dalami apakah motif terkait PPKM atau bukan, karena kemarin sebelum PPKM kami sudah fasilitasi antara Ketua Harian AKAR dengan Pemkot," bebernya.

Dalam kasus ini, ada dua saksi, di antaranya JJ dan Shandi, yang merupakan petugas keamanan.

Kondisi korban

Koordinator Pelayanan Medik RS Hasan Sadikin, DR. dr. Zulvayanti mengatakan, pasien datang ke IGD diantar oleh petugas PMI pada pukul 13.54 WIB.

"Diagnosa trauma tusuk di perut dan luka tusuk di area leher, ada kecurigaan percobaan bunuh diri," katanya.

Dikatakannya, kondisi korban saat ini dalam kondisi stabil, sadar dan tanpa menggunakan oksigen.

"Masih dalam observasi secara ketat. Pendarahan di luar sudah tertangani dengan balut tekan, pasien terpasang infus, dan sudah diberikan obat-obatan nyeri," bebernya.

Baca juga: Menelusuri Jejak Aksi Nekat Dinar Candy Berbikini Merah di Trotoar, Bawa Papan Protes PPKM

Baca juga: Cerita Penjual Tiket PO Madu Kismo Semenjak PPKM, Bus Jarang Beroperasi

Bagikan rekaman suara

Sebelum melakukan percobaan bunuh diri, korban sempat mengirimkan rekaman suara kepada sejumlah media.

Dalam rekaman itu, terdengar suara korban yang lemas dan sesekali terdengar isak tangis.

Ia juga meminta maaf kepada anak dan istrinya.

Berikut isi rekaman suaranya:

Selamat siang wartawan dan teman-taman akar semua, PHRI tidak banyak yang bisa saya sampaikan.

Saya selaku ketua harian Akar Jabar berharap PPKM bisa beri kelongkaran khususnya di Kota Bandung dan daerah lain sehingga insan pariwisata bisa buka kembali usaha dengan protokol ketat.

Hari ini luar biasa perjuangan tapi informasi yang kita ketahui di Kota Bandung khususnya, bahwasanya pemerintah tetap ikuti pemerintah pusat.

Yang saya harapkan selaku wakil ketua kemarin sudah mediasi dan Yana Mulyana (Wakil Wali Kota Bandung) siap pasang badan tapi disesalkan bahwasanya Pemkot Bandung ikuti pusat tidak berani tindakan.

Saya selaku pengurus tetap beri yg terbaik untuk teman-teman. Perjuangan ini belum berakhir..

Kemudian terdengar suara menangis

Saya melakukan ini semoga keinginan kita yang kita tuangkan dalam sehelai kertas dapat diizinkan pemerintah sehingga kita bisa dine in kembali.

Dengar keluhan teman-teman saya enggak kuat. Selaku pengurus saya mohon maaf saya kurang bisa berikan sesuatu yg terbaik buat teman-teman.

Percayalah pengorbanan ini mungkin yag terbaik yang bisa kami lakukan selaku pengurus.

Untuk wartawan kami hanya dine in saja dengan protokol tepat tidak ada yg lain, lainnya bisa ikuti saja, mohon maaf sekali lagi semoga perjuangan kita akan mendapat rido dari Allah swt.

Untuk anak-anaku mhn maaf kalau ayah belum bisa beri yg terbaik dan percaya tanpa ayah, ayah yakin kalian bisa tumbuh dan jadi anak soleh dan solehah.

Untuk istriku terima kasih, mohon maaf belum bisa jadi ayah yang baik.

Perjuangan ini kita kobarkan bendera putih dan kuning sebagai pengorbanan kita untuk semua. terima kasih.

Korban sebelumnya sempat berencana mengibarkan bendera putih sebagai tanda protes terhadap kebijakan penerapan PPKM Darurat hingga berlanjut pada PPKM Level 4 yang saat ini berlangsung hingga 9 Agustus.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJabar.id/Muhammad Nandri Prilatama, Kompas.com/Agie Permadi)

Berita lain seputar Bandung

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas