Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Soal Orang Tua Lukai Anak demi Pesugihan, Sosiolog Curiga Ada Jaringan Aliran Sesat di Sekitar Rumah

Sosiolog mencurigai ada jaringan aliran sesat di sekitar rumah orang tua yang melukai anaknya demi pesugihan.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Miftah
zoom-in Soal Orang Tua Lukai Anak demi Pesugihan, Sosiolog Curiga Ada Jaringan Aliran Sesat di Sekitar Rumah
TribunTimur.com/Sayyid
Kapolres Gowa AKBP AKBP Tri Goffaruddin Pulungan menjenguk langsung bocah berinisial AP yang menjadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Tinggimoncong Gowa di RSUD Syekh Yusuf, Sabtu (4/9/2021). 

TRIBUNNEWS.COM - Sosiolog dari Universitas Nasional, Sigit Rochadi ikut menanggapi terkait ramainya kasus orang tua yang melukai anak kandungnya demi pesugihan atau aliran sesat.

Menurut Sigit, kasus serupa sempat terjadi beberapa tahun yang lalu.

Tetapi, bedanya, ia mencurigai kasus yang terjadi kali ini karena ada dukungan dari jaringan aliran sesat di sekitar rumahnya.

Baca juga: Dokter Sebut Mata Bocah yang Dilukai Orang Tua demi Pesugihan Bisa Kembali Normal: Kornea Masih Baik

Alasannya, kakak korban yang berusia 22 tahun diduga meninggal dunia setelah dicekoki air garam sebanyak dua liter akibat ritual yang sama.

"Kalau tidak ada tetangga yang curiga tentang kematian kakaknya yang berusia 22 tahun ini perlu ditanyakan apa yang terjadi dalam keluarga ini."

"Karena kakaknya digelonggong air garam, kemudian dari mata, hidung dan mulut keluar darah sehingga mengalami pendarahan hebat dan tak tertolong jiwanya," ujar Sigit, dikutip dari tayangan Youtube Kompas TV, Selasa (7/9/2021).

Kapolres Gowa AKBP AKBP Tri Goffaruddin Pulungan menjenguk langsung bocah berinisial AP yang menjadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Tinggimoncong Gowa di RSUD Syekh Yusuf, Sabtu (4/9/2021).
Kapolres Gowa AKBP AKBP Tri Goffaruddin Pulungan menjenguk langsung bocah berinisial AP yang menjadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Tinggimoncong Gowa di RSUD Syekh Yusuf, Sabtu (4/9/2021). (TribunTimur.com/Sayyid)

Sigit menuturkan, jika tidak ada jaringan dari orang terdekat, maka kabar sang kakak meninggal dunia akan menjadi ramai.

Berita Rekomendasi

Untuk itu, ia mencurigai praktik aliran sesat tersebut melibatkan banyak orang.

"Ini perlu dipertanyakan kalau tidak ada praktik mistis yang melibatkan banyak orang, termasuk tetangga, jangan-jangan ada jaringan," tambah Sigit.

Sigit menjelaskan, saat kejadian yang menimpa kakaknya terjadi, seharusnya para tetangga memberikan pertolongan.

Juga dengan kejadian saat bocah berusia 6 tahun dilukai matanya oleh orang tuanya.

Tetapi, kenyataannya hanya satu orang yakni paman korban yang berusaha untuk menolongnya.

"Karena kematian yang berusia 22 tahun harusnya ada perlawanan dari yang dewasa, tapi mengapa tetangga-tetangga diam saja seakan tidak terjadi apa-apa."

AKBP Tri Goffarudin, Kapolres Gowa, Sulawesi Selatan tengah membesuk AP (6), bocah perempuan yang menjadi korban ritual pesugihan. Sabtu, (4/9/2021).(KOMPAS.COM/ABDUL HAQ YAHYA MAULANA T.)
AKBP Tri Goffarudin, Kapolres Gowa, Sulawesi Selatan tengah membesuk AP (6), bocah perempuan yang menjadi korban ritual pesugihan. Sabtu, (4/9/2021).(KOMPAS.COM/ABDUL HAQ YAHYA MAULANA T.) (KOMPAS.COM/ABDUL HAQ YAHYA MAULANA T.)

"Ini mengherankan bagi saya, yang kelihatannya cukup aware hanya pamannya, ini tanda tanya yang perlu diungkap," jelasnya.

Lebih lanjut, Sigit mengaku curiga jika para pelaku yakni orang tua korban mengalami gangguan kejiwaan.

Pasalnya, jika kedua orang tua korban mengalami gangguan kejiwaan, maka kakek dan nenek korban juga harusnya mengalami hal yang sama.

Sebab, mereka bersama-sama mendukung untuk melukai bocah berusia 6 tahun itu.

"Kalau disimpulkan sementara ayah dan ibu korban punya gejala kejiwaan saya pikir perlu hati-hati."

"Kalau mengalami gejala kejiwaan mestinya dua kakek nenek korban juga mengalami gejala kejiwaan," tutur Sigit.

Puluhan orang diduga terlibat Aliran Sesat di Gowa

Berdasarkan informasi yang diperoleh Tribun Timur, sedikitnya ada 30 kepala keluarga diduga terlibat dalam aliran sesat ini.

Kasat Reskrim Polres Gowa, AKP Boby Rachman menjelaskan, praktik pesugihan ini memiliki perkumpulan.

Dugaannya, ada sekira 40 orang menjadi kelompol aliran sesat tersebut.

"Masih kita dalami, mereka ada perkumpulannya ada 40 orang. Ini masih didalami dan melibatkan polsek, ementerian agama dan tokoh masyarakat di sana dan akan dilakukan penyuluhan kepada masyarakat dan jangan sampai ada seperti ini," ucapnya.

Kondisi Terkini setelah Bocah 6 Tahun Dioperasi

Dokter spesialis mata RSUD Syekh Yusuf, Kabupaten Gowa, Yusuf, memberikan keterangan terbaru mengenai kondisi bocah 6 tahun berinisial AP yang matanya dilukai orang tua kandung demi pesugihan.

dr Yusuf menuturkan, kondisi AP masih dalam perawatan setelah berhasil menjalani operasi mata pada Senin (6/9/2021) hari ini.

Menurut dr Yusuf, operasi mata dilakukan untuk mengembalikan jaringan sel di bagian putih matanya yang telah robek akibat tindakan keji orang tuanya.

Kemudian,  setelah dilakukan operasi selama satu jam lamanya, dr Yusuf mengungkap kondisi mata AP masih bisa kembali normal.

Baca juga: Psikolog Soroti Rendahnya Hukuman 5 Tahun Bui bagi Orang Tua Lukai Mata Anak Demi Pesugihan

Hal itu lantaran kornea matanya masih baik.

"Kalau kita lihat korneanya bagus, yang utama itu jalur untuk masuk cahaya itu aman tidak ada masalah."

"Cuma yang putih-putih itu saja yang robek dan bisa tumbuh kembali, kita berdoa supaya anak ini kondisi mentalnya bagus, kemudian fisik matanya bagus dan bisa melihat kembali," kata dr Yusuf, dikutip dari tayangan YouTube tvOne, Senin (6/9/2021).

Bocah pempuan berusia enam tahun dianiaya oleh orangtua sendiri kini menjalani perawatan medis di RSUD Syekh Yusuf Gowa, Sabtu (4/9/2021).
Bocah pempuan berusia enam tahun dianiaya oleh orangtua sendiri kini menjalani perawatan medis di RSUD Syekh Yusuf Gowa, Sabtu (4/9/2021). (TRIBUN-TIMUR.COM/SAYYID)

Lebih lanjut, dr Yusuf menjelaskan, AP mengalami luka robek di bagian putih mata kanannya sebanyak 360 derajat.

Untungnya, kondisi bagian hitam matanya masih baik dan tidak ada masalah.

"Jadi di bagian putih mata robek 360 derajat, tapi yang bagian hitam matanya masih bagus tidak ada masalah."

"Yang bagian atas mata bisa diperbaiki tapi yang dibawah sudah tidak bisa, tapi insyaallah bisa cepat tumbuh lagi," ungkapnya.

Baca juga: UPDATE Mata Bocah 6 Tahun jadi Tumbal Pesugihan Orangtua, Paman Korban Sebut Ada Praktik Kanibalisme

Meski mata AP masih bisa kembali normal, dr Yusuf menyebut butuh proses yang cukup lama untuk mengembalikannya.

Namun, pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin untuk mengawasi perkembangan sang bocah.

"Karena masih anak-anak, jadi butuh perawatan, setelah ini kita akan periksa bagaimana penglihatannya."

"Tapi insyaAllah kondisinya bisa kembali bagus cuma butuh proses agak lama, insyaAllah dengan perawatan hasil penglihatannya bagus dan matanya kembali seperti sedia kala," jelas dr Yusuf.

(Tribunnews.com/Maliana, Tribun-Timur.com/Sayyid Zulfadli Saleh Wahab)

Berita lain terkait Aliran Sesat di Gowa

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas