Hutan Sagu Papua Barat Didorong Jadi Agrowisata
Papua Barat merupakan wilayah penghasil sagu terbesar nusantara, dan berharap pertanian yang diusahakan dipoles dengan sentuhan teknologi
Penulis: Sanusi
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, SORONG - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong lahan hutan sagu menjadi kawasan agrowisata di Sorong, Papua Barat untuk mewujudkan pertanian yang maju menuju kedaulatan pangan di Papua Barat.
Selain itu, hal ini dilakukan untuk mendorong hilirisasi yang dilakukan oleh para pelaku stakeholder pertanian bekerjasama untuk mendapatkan nilai tambah bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Ini integrated farm, tolong Muspida koordinasi bantu Bupati untuk kerubutin, kita buat industrinya, tidak hanya sagu saja, tidak hanya saja Melki (petani) membuat sagu saja, tapi sekitarnya ada peternakan, di sana ada buah horti, kemudian tanaman pangan, dan lainnya, jadi ada integrated farm dan modern, semua yang dimiliki rakyat,” kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo ketika melakukan kunjungan kerja di Distrik Aimas, kelurahan Malawi, kabupaten Sorong, beberapa waktu lalu.
Syahrul menegaskan Papua Barat merupakan wilayah penghasil sagu terbesar nusantara, dan berharap pertanian yang diusahakan secara bersama dapat dipoles dengan sentuhan teknologi melalui pelatihan-pelatihan.
Baca juga: Bocah Berusia 11 Tahun Tenggelam di Waduk Saguling Bandung
“Di sini sagunya oke, dan pertanian nggak bisa sendiri-sendiri, harus ramai-ramai. Agrowisata, satu kali turun semua kena, jadi jangan cuma sagu, harus ada bimtek, istri-istri harus bimtek, anak muda harus kursus, kursus harus ada hasilnya, seperti sagu harus jadi mie, kemudian ada perlakuan teknologi, biar tampilan (pati) menjadi putih bersih,” ungkap Syahrul.
Lebih lanjut, mengatakan Syahrul, ebutkan beberapa syarat yang dapat menunjang pertanian di Sorong menjadi baik, mulai dari tunjangan infrastruktur alam, sumberdaya manusia dan modal yang dibutuhkan seperti penerapan kredit usaha bagi rakyat pertanian.
“Syarat pertanian yang bagus itu yang pertama lahannya oke, kemudiaan yang kedua airnya bagus, yang ketiga rakyatnya mau bersama pemerintah, jangan rakyat saja pemerintahnya nggak, atau pemerintahnya saja rakyatnya nggak, kemudian seterusnya membutuhkan pelatihan, lalu butuh modal Pak Jokowi sudah memberikan KUR,” kata Syahrul.
Di tempat yang sama, Bupati Sorong, Jhony Kamuru menyambut baik atas dilakukan pengembangan agrowisata di daerahnya.
Baca juga: Airlangga Buka Kunjungan ke Sorong, Doakan 4 Prajurit TNI yang Gugur
“Kami sangat bersedia untuk pengembangan-pengembangan komoditas pertanian untuk memajukan Sorong, bukan hanya bantuan dari Gurbernur namun kami berharap ada bantuan bantuan langsung untuk pengembangan Sorong dari Kementerian melalui dinas pertanian” jelas Jhony.
Seperti diketahui, berdasarkan catatan dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia telah mengekspor sagu tahun 2020 sebesar 13 ribu ton atau senilai 40 milyar rupiah. Kemudian selama kurun waktu tahun 2020 hingga semester 1 tahun 2021, volume ekspor sagu meningkat 5,1 persen.
Luasan areal sagu nasional saat ini mencapai 196.831 hektar dengan 99,65 persen areal berupa perkebunan rakyat. Papua dan Papua Barat merupakan sentra terbesar sagu nasional yang berkontribusi sebesar 29,2 persen dari areal sagu nasional.