Kirim Surat Minta Jaminan Keamanan Nakes, IDI Belum Terima Jawaban dari Gubernur Papua
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Papua meminta segera ada jaminan keamanan dari Pemerintah untuk para tenaga kesehatan.
Penulis: M Alivio Mubarak Junior
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, PAPUA - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Papua meminta jaminan keamanan untuk tenaga kesehatan dari Pemerintah.
Hal ini buntut dari aksi penyerangan terhadap Tenaga Kesehatan (Nakes) di Puskesmas Kiwirok, Provinsi Papua.
Untuk diketahui, 13 September lalu, terjadi penyerangan, pembakaran, dan penembakan terhadap nakes di Puskesmas Kiwirok, Pegunungan Bintang, Provinsi Papua.
Kejadian itu, mengakibatkan sejumlah nakes terluka dan ada pula yang meninggal dunia.
Baca juga: Komisi IX Desak Pemerintah Usut Kematian Nakes Gabriella Meilani di Papua
Baca juga: Amnesty Desak Negara Usut Tuntas Kematian Nakes Gabriella Meilani di Kiwirok Papua
Merespon itu, IDI Papua langsung mengirim surat kepada Gubernur Papua.
Meminta jaminan keamanan dari pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi, dan pemerintah pusat, namun hingga saat ini belum mendapat tanggapan.
“Kami meminta pada seluruh pihak untuk memberikan privasi bagi para tenaga kesehatan yang menjadi korban penyerangan tersebut karena masih mengalami trauma,” ujar Ketua IDI Papua, dr Donald Aronggear, SpB(K) dalam keterangan persnya, Minggu (19/9/2021).
Selain itu, IDI Papua juga menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dan kerjasama dari TNI dan Polri di Papua yang telah membantu mengevakuasi, menyediakan fasilitas transportasi, dan masih banyak lagi terhadap para korban.
“Kami berharap agar segera ada jawaban dari pemerintah provinsi dan pusat untuk penanganan masalah ini, supaya aktifitas melayani masyarakat terutama di wilayah pedalaman bisa segera dilanjutkan," ungkap Donald Aronggear.
"Dan masyarakat yang membutuhkan penanganan kesehatan segera bisa ditangani,” tandasnya.
Baca juga: Ketua MPR: Kemana Suara Aktivis HAM dan Aktivis Perempuan Saat Nakes Diserang KKB di Papua?
Sementara itu pasca terjadinya serangan 13 September lalu sebanyak 9 tenaga kesehatan yang bertugas di distrik Kiwirok sudah dievakuasi dan semuanya saat ini sedang dalam penanganan medis dan psikis untuk trauma yang dialami.
Kesembilan nakes itu yakni dr. Restu Pamanggi, Marselinus Ola Attanila, Manuel Abi, Martinus Deni Satya, Lukas Luji, Patra, Siti Khodijah, Katrianti Tandila, dan Christina Sampetonapa.
Untuk kondisi dr Restu Pamanggi yang mengalami fraktur di bagian tangan sudah dioperasi dan sedang dalam proses pemulihan secara medis seraya menjalani pemeriksaan psikis untuk pemulihan secara mental.
Baca juga: 4 Tenaga Kesehatan Korban Kekerasan KKB Papua Masih Dirawat di RS Marthen Indey
Sedangkan jenazah Suster Gabriela Meilani yang meninggal akibat penyerangan tersebut sudah diangkat dari jurang dan ditempatkan di lokasi perlindungan terdekat di Kiwirok seraya menunggu evakuasi.
Namun sayang proses evakuasi jenazah oleh helikopter TNI terkendala cuaca yang kurang baik serta adanya penembakan.
Atas kejadian ini seluruh pelayanan kesehatan di wilayah Kiwirok, Oksibil, dan Pegunungan Bintang saat ini dihentikan seraya menunggu jaminan keamanan dari pemerintah untuk para tenaga kesehatan yang bertugas.