Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Terobosan Kapolrestabes Surabaya Turunkan Kasus Covid-19 dengan Tambah 22 Mobil Vaksin (1)

Dilantik jadi Kapolrestabes Surabaya saat puncak pandemi. Kini, Kota Surabaya didominasi zona hijau. Apa trik Kapolrestabes Surabaya?

Editor: cecep burdansyah
zoom-in Terobosan Kapolrestabes Surabaya Turunkan Kasus Covid-19 dengan Tambah 22 Mobil Vaksin (1)
TRIBUNJATIM.COM
Kapoltestabes Surabaya Kombes Pol Akhmad Yusep Gunawan. 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Pada 26 Juli 2021 Kombes Pol Akhmad Yusep Gunawan dipercaya oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk memimpin Polrestabes Surabaya, menggantikan rekan seangkatanya di Akpol 1996, Kombes Pol JE Isir yang promosi jabatan ke Wakapolda Sulawesi Utara.

Saat amanah itu diberikan kepada Kombes Yusep, Surabaya sedang dalam kondisi PPKM Level 4. Dengan kata lain angka positif Covid-19 masih cukup tinggi.

"Betul bahwa itu pandemi sedang tinggi-tingginya. Kita berkoordinasi, baik dari teman bermain, bahkan ada beberapa teman media, anggota dan sebagainya, sehingga saya menyimpulkan bahwa, pandemi Covid-19 sebagai prioritas harus mempunyai langkah tepat dalam penanganannya," kata Kombes Yusep kepada Direktur Pemberitaaan Tribun Network sekaligus Pemimpin Redaksi Harian Surya Febby Mahendra Putra, di Mapolrestabes Surabaya, Selasa (5/10).

Salah satu penanganan pandemi Covid-19 adalah dengan mempercepat vaksinasi kepada masyarakat. Maka, seminggu setelah Kombes Yusep dilantik, dirinya langsung melakukan penambahan 22 unit vaksin keliling dengan membawa 500 dosis vaksin per mobil.

Selengkapnya simak wawancar eksklusif dengan Kombes Yusep berikut ini:

Ketika bapak mendapatkan amanah sebagai Kapolrestabes, kebetulan  sedang PPKM Level 4 di Jawa dan Bali, Surabaya merupakan kota yang waktu itu betul-betul levelnya berada di level palin tinggi, apa yang saat itu bapak rasakan saat ditunjuk sebagai Kapolrestabes Surabaya?

Alhamdulillah, amanah yang diberikan kepada saya menjadi Kapolrstabes Surabaya, pada saat itu merupakan hal yang luar biasa. Artinya, Polrestabes Surabaya itu sendiri merupakan polres tipe A dari kota besar lainnya ya, khususnya kota besar Bandung, Medan, Semarang, Makassar. Untuk yang tipe A dengan level ring 2B1 adalah Surabaya dan Bandung.

Berita Rekomendasi

Polrestabes Surabaya merupakan tempat yang luar biasa di jajaran kepolisian. Pejabat sebelumnya adalah orang yang hebat dan tepilih.

Ketika saya mendapat amanah itu sudah pasti saya amat bahagia atas kepercayaan ini. Namun juga merupakan tantangan berat yang luar biasa. Saya menggantikan rekan saya juga leting 96, beliau juga pioner kita. Artinya beban itu makin berat juga.

Tapi, saya selalu mencoba meyakinkan diri agar tidak mengecewakan organisasi atau pimpinan yang memberikan kesempatan ini.

Dan ketika saya sampai di Surabaya, saya tahu --kebetulan saya pernah dinas di Jatim, di Polda Jatim-- memahami bahwa anggota Polrestabes Surabaya ini merupakan anggota yang hebat juga. Baik dari Pak Wakapolrestabes, para Kasat, Kapolsek dan anggotanya. Artinya saya berpikir apabila saya memimpin Polrestabes Surabaya tidak berhasil berarti jelas, bahwa itu adalah kegagalan saya.

Di tengah pandemi Covid-19 ketika itu puncak-puncaknya, menjadi tantangan yang paling utama. Saya tanggal 26 Juli mendapat telegram untuk menjadi Kapolrestabes Surabaya, tanggal 9 Agustus saya diserahterimakan, dilantik Pak Kapolda, Irjen Pol Nico Afinta.

Mungkin ini hanyalah sebuah tanggal dan hari, namun tidak ada salahnya kita menghadapi tantangan menjadi optimisme. Waktu itu saya dilantik tanggal 9, bulan sembilan tahun 2021 jelang malam satu suro. Artinya tanggal baik ini juga merupakan semangat untuk memimpin.

Saya diberikan kesempatan untuk orientasi oleh Bapak Kapolda, sebelum pelaksaan pelantikan tanggal sembilan. Sejak tanggal 26 keluar TR, kesempatan itu saya gunakan untuk orientasi dan melihat situasi.

Betul bahwa itu pandemi sedang tinggi-tingginya. Tadi saya sampaikan saya pernah di Jawa Timur, sehingga beberapa teman bahkan banyak teman juga menyambut baik, sudah pasti mendukung. Kita berkoordinasi, baik dari teman bermain, bahkan ada beberapa teman media bahkan anggota dan sebagainya, sehingga saya menyimpulkan bahwa, pandemi Covid-19 sebagai prioritas harus mempunyai langkah tepat dalam penanganannya.

Apa pengalaman yang tidak bisa Bapak lupakan ketika membantu Pemkot Surabaya untuk menurunkan penyebaran Covid-19?

Itu tadi saya sampaikan, sebelum pelantikan kita sudah berbincang dengan banyak teman, sehingga muncul selintas. Pada saat saya di depan Polrestabes Surabaya, melintaslah satu unit mobil gerai vaksin. Dan, saat saya tanya, di sini ternyata ada dua unit. Bagaimana fungsinya saya pelajari, bagaimana produktivitasnya, sementara gerai vaksin stationer ada di Polrestabes Surabaya.

Saya berpikir apabila unit mobil ini ditambah dan vaksinasi salah satu syarat untuk dapat menurunkan pandemi covid, khususnya penularan untuk membuat daya tangkal masyarakat terhadap virus, maka perlu penambahan guna memaksimalkan layanan vaksinasi.

Maka, seminggu setelah saya dilantik, saya pastikan ada penambahan hingga total 22 unit mobil. Ini saya pandang cukup untuk penambahan gerai mobil vaksin keliling dengan membawa 500 dosis per mobil, berikut nakes dan relawan,yang dapat melayani masyarakat untuk vaksinasi dengan sasaran masyarakat yang berkualitas.

Kenapa saya sebut berkualitas, karena yang hadir di gerai stationer itu sudah pasti, satu, mendapat informasi, yang mempunyai kemampuan ekonomi, yang juga mempunyai digitalisasi, dan mempunyai akses.

Lalu bagaimana yang bukan empat indikator ini? Masyarakat yang tidak tahu informasi, yang tidak memiliki ekonomi untuk pergeseran, yang tidak punya digital, bahkan tidak bisa meninggalkan pekerjaannya, dan lebih memilih untuk mengayuh ekonomi kebutuhannya daripada datang ke gerai vaksinasi.

Lalu ada masyarakat yang kerjanya malam hari atau lansia dan difabel, dan bahkan masyarakat buruh yang betul-betul bekerja dari pagi sampai malam. Nah ini sasaran mobil vaksin keliling ini. Konsepnya, jemput bola. Kualitas yang lebih baik lagi adalah kita bisa door to door untuk yang difabel ataupun lansia.

Target 500 dosis vaksin ini, sasaranya  mendasari adanya Kampung Tangguh ataupun RT, RW yang dapat mengordinir.

Kebeulan di Surabaya, kita punya data di aplikasi lawan covid yang dibuat oleh Pak Wali Kota. Saat saya selesai dilantik, niatan itu saya sampaikan ke Pak Wali Kota.

Saya hanya bisa menyediakan kendaraan, kemudian operator dan Bhabinkamtibmas pendamping, namun kita butuh nakes dan relawan. Nah inilah yang kemudian di-back up oleh Pak Wali Kota.

Kendaraan ini, jujur adalah rental mobil, artinya kita butuh biaya. Saya bilang ke Pak Wakapolrestabes Surabaya, AKBP Hartoyo, beliau menyampaikan bahwa cost ini tinggi. Kita bisa buat gerai stasioner di beberapa titik, dengan kapasitas kemampuan per tiga ribu sampai lima ribu, hingga ketemu sekitar sembilan ribu per hari. Saya sampaikan kepada wakapolrestabes kami diskusi, berdebat untuk membicarakan cost ini. Rental mobil berapa, cutting berapa, operasional berapa.

Akhirnya saya sampaikan, untuk vaksinasi kita target tiga bulan ke depan secara pencapaian untuk dosis satu, baik itu 80 persen atau 100 persen. Begitu juga dosis kedua, kita harus selesaikan tiga bulan ke depan, sesuai dengan rencana wali kota.

Kenapa kita selesaikan satu bulan ini, meski kita berkorban membuat mobil-mobil gerai ini, supaya masyarakat terlayani dan dijemput bola.

Toh kita juga nanti pasti mengeluarkan cost yang sama, cuma kita diuntungkan waktu lebih cepat. Hal-hal lain bisa kita siasati dan alhamdulillah berkah Tuhan.

Pembangunan mobil gerai vaksin sebanyak 22 unit ini ternyata telah mendapat rida Tuhan. Bahkan mendapat dukungan gotong royong dari masyarakat.

Artinya, partisipasi masyarakat saya nilai bahwa itulah ikhtiar gotong royong.Misalnya MS Glow membantu cost sebagian unit rental ini, dari asosiasi rental juga dapat diskon. Untuk lainnya juga.

Pak Yusep untuk program vaksinasi di Surabaya ini, yang paling sulit itu di daerah mana? Maksudnya, tidak kooperatif ketika program vaksinasi ini dilakukan?a sama, memuculkan partisipasi masyarakat.

Alhamdulillah tidak saya tutupi, jika di Surabaya ini cenderung kooperatif dan antusias. Bisa dilihat, untuk 22 unit mobil vaksinasi keliling dengan kapasitas dosis 11.000-20.000 per harinya, pada saat itu, ditambah gerai stasioner oleh Pak Wali Kota di puskesmas, serta gerai stasioner besar, itu capaiannya bisa sampai 51.000 per harinya.

Jika boleh diangkakan Pak, sampai detik ini warga Surabaya yang sudah vaksin tahap kedua berapa persen?

Kalau dihitung sampai saat ini sudah ada capaian 71 persen dosis dua. Dosis satu 109 persen.

Berarti sudah mencapai titik herd immunity ini?

Betul, meskipun kita dipengaruhi oleh domisili. Seperti yang disampaikan Pak Wali Kota, ketika kita di jalur yang benar, strategi yang tepat, tampak angka pencapaian dari lansia, Kota Surabaya sudah mencapai 91,90 persen. Artinya perintah dari pusat sudah dilaksanakan sesuai dengan tahapan. 100 persen dari anak sekolah sudah dilaksanakan, untuk sekolahnya.

Kalau dilihat per wilayah ya, utara, selatan, barat, timur dan pusat, di antara yang paling kecil persentase vaksinasinya di mana?

Kami menghitung bukan berdasarkan pembagian wilayah itu, namun per kecamatan. Yang di bawah 70 persen itu tidak banyak, sebagian di Surabaya Barat, namun untuk kecamatan yang rendah persentasenya ada di Kecamatan Bubutan. Di Bubutan itu, ada beberapa kelurahan untuk vaksin satu dan dua di bawah 70 persen. Kami dari 130 kelurahan, ada 18 kelurahan di zona kuning, sisanya hijau.

Jadi kami saat ini, untuk vaksinasi betul-betul berkolaborasi baik dengan  pemkot dan TNI juga para relawan yang antusias didukung masyarakat Surabaya untuk memastikan Surabaya kembali pulih.

Ukurannya, rekomendasi Kemenkes, untuk Surabaya Zona Kuning Level 1.  (rachmanudin firman)    

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas