Balai Bahasa Jawa Barat Sosialisasi Model Pembelajaran Sastra Sunda di Sekolah
Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat melakukan diseminasi atau menyebarkan model-model pembelajaran bahasa dan sastra sunda di sekolah.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat melakukan diseminasi atau menyebarkan model-model pembelajaran bahasa dan sastra sunda di sekolah.
Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat bekerja sama dengan Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek.
"Kegiatan menyebarkan gagasan dan wawasan untuk meningkatan model-model pembelajaran bahasa dan sastra di sekolah, khususnya di Provinsi Jawa Barat," ujar Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat Syarifuddin melalui keterangan tertulis, Sabtu (23/10/2021).
Menurut Syarifuddin, kegiatan ini dilakukan dengan menyamakan persepsi dan strategi yang dilakukan secara virtual dengan perwakilan dinas pendidikan kabupaten kota, ketua MGMP bahasa Sunda, dan guru-guru Bahasa Sunda.
Tiga kali pertemuan virtual dilaksanakan, yaitu pada bulan Maret, April, dan Mei untuk membahas strategi tersebut.
"Akhirnya, disepakati bahwa kegiatan ini akan dilaksanakan dalam tiga tahapan," ungkap Syarifuddin.
Baca juga: Kemendikbudristek Membina Kemahiran Bahasa Indonesia Warga Perguruan Tinggi Jabodetabek
Baca juga: Kemendikbudristek: Berbahasa yang Sehat akan Dukung Indonesia Tangguh
Tahapan pertama adalah membahas konsep atau kerangka berpikir dengan pakar bahasa Sunda, dinas pendidikan kabupaten kota, calon pengajar untuk melakukannya dalam bentuk pencerahan pemikiran.
Pada tahapan ini menghasilkan Pedoman Diseminasi Model Pembelajaran Bahasa dan Sastra di Sekolah di Provinsi Jawa Barat dengan tujuh komponen.
Ketujuh komponen tersebut adalah borangan (stand up comedy), bicara (biantara), menulis cerpen (menulis carpon), mendongeng (ngadongeng), tembang pupuh (bijil, sinom, asmandana dll), membaca puisi Sunda, dan menulis karakter Sunda.
Tahapan kedua diwujudkan dalam bentuk pelatihan atau praktik baik dengan program aksinya adalah “Diseminasi Model Pembelajaran Bahasa dan Sastra di Sekolah di Provinsi Jawa Barat”.
"Tahapan ketiga adalah melaksanakan lomba atau pasanggiri yang dilakukan di tiap-tiap dinas pendidikan kabupaten kota yang selanjutnya adalah pasanggiri tingkat provinsi dengan tujuh komponen mata lomba," kata Syarifuddin.
Baca juga: Cegah Kepunahan, Kantor Bahasa NTB Konservasi Karya Sastra Suku Sasak
Baca juga: Cegah Kepunahan, Balai Bahasa Sumatera Selatan Revitalisasi Sastra Komering
Bahasa daerah, menurut Syarifuddin, memiliki kedudukan penting untuk memperkenalkan kearifan lokal sebagai landasan etnopedagogis.
Syarifuddin mengatakan pembelajaran bahasa daerah sebagai gerbang untuk menanamkan dan mempertajam nilai-nilai karakter bangsa.
Serta melatih kepekaan berpikir, olah rasa, olah karsa, serta sarana menyalurkan gagasan dan imajinasi secara kreatif.
"Selain itu, siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta pengalaman apresiasi dan ekspresi bahasa dan sastra, di samping meningkatkan kecerdasan logika dan retorika," ucap Syarifuddin.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat sikap, memperluas pengetahuan, serta melatih dan mengembangkan sikap positif bagi siswa SD dan SMP terhadap budaya Sunda.
"Melihat sekaligus bahan evaluasi awal dari hasil pembelajaran bahasa, sastra, aksara, Sunda pada jenjang SD dan SMP," pungkas Syarifuddin. (*)