Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rehabilitasi Mangrove Bisa Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca  

Rehabilitasi mangrove tak hanya sebatas penanaman tapi dilanjutkan dengan pemeliharaan

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Rehabilitasi Mangrove Bisa Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca  
istimewa
Ekosistem gambut dan mangrove sangat berkontribusi besar dalam perubahan iklim dunia, di mana mangrove bisa menyimpan karbon 4-5 kali lipat lebih baik dari pada hutan daratan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Untuk mengatasi perubahan iklim di dunia, Indonesia berkomitmen penuh dalam menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada 2030 dan 41 persen dengan bantuan internasional. 

Guna mendukung pemerintah dalam mencapai target kontribusi yang ditetapkan secara nasional atau Nationally Determined Contribution (NDC), Badan Restorasi Gambut dan Mangrove terus mempercepat rehabilitasi mangrove, salah satunya di Desa Kurau Barat, Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung

Bahkan, target penanaman mangrove seluas 10 hektare di Desa Kurau Barat sudah rampung dilakukan. 

Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Gempa 01 Yasir menyebut, meski ada beberapa kendala, namun hal tersebut tak menyurutkan semangat warga untuk terus menyelesaikan penanaman mangrove. 

Baca juga: Ayah dari Bayi yang Dibuang di Pinggir Jalan Ternyata Anggota Polisi di Bangka Barat

“Kendala pertama itu adalah jarak, kondisi agak jauh dari tempat kita, sekitar hampir  lima kilometer (km), jalanannya juga berlumpur.

Selain itu mungkin dari kondisi cuaca, kalau lagi pasang tinggi ya kami berhenti, kalau sedang surut baru kami lanjut jalan,” ujar Yasir dalam keterangannya, Sabtu (30/10/2021).

Berita Rekomendasi

Yasir bercerita, bahwa warga di Desa Kurau Barat sudah mempunyai kesadaran yang tinggi dalam menjaga alam maupun menjaga ekosistem mangrove. 

Pasalnya, mayoritas warga di sini memiliki pekerjaan sebagai nelayan tradisional yang kerap menangkap kepiting bakau. 

Ia berharap, rehabilitasi mangrove tak hanya sebatas penanaman tapi dilanjutkan dengan pemeliharaan. 

“Mangrove ini bukan hal mudah yang kalau ditanam itu langsung tumbuh, sehingga harus ada pemeliharaan.

Misalnya saja di Bangka Tengah ini kan kerap ada pasang tinggi, diikuti adanya gelombang omba,  jadi kalau tanaman itu tidak dipelihara maka mereka tidak akan kuat atau mati,” ungkapnya.

Menurut Kepala Kelompok Kerja Hubungan Masyarakat BRGM Didy Wurjanto, kegiatan rehabilitasi mangrove yang dilakukan di Bangka Tengah  melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Dimana BRGM secara langsung melibatkan masyarakat, sehingga bisa meningkatkan perekonomian mereka. 

Selain meningkatkan perekonomian, Didy juga mengatakan bahwa kegiatan rehabilitasi ini mendukung visi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menargetkan rehabilitasi mangrove di seluruh Indonesia seluas 34.000 hektare. 

"Juga untuk memenuhi komitmen Indonesia dalam Paris Agreement dalam mengatasi perubahan iklim yang terjadi di dunia," kata Didy.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas