Nenek Berusia 81 di Lampung Tengah Fasih Berbahasa Prancis, Begini Kisah Awal Mulanya
Lahir dan tumbuh remaja di ibukota Kaledonia, Noumea, Suzzani didik dengan pendidikan orang-orang dari Prancis hingga setingkat kelas III SMP
Editor: Eko Sutriyanto
Sebagai Nyauli bahkan Suzzani masih mengurus paspor di imigrasi untuk berpindah kewarganegaraan hingga awal tahun 1990-an.
Saat ini ia telah menjadi warga negara Indonesia sepenuhnya.
Setelah menetap di Punggur, Suzzani hanya menggunakan bahasa Prancis kepada kepada ketiga saudaranya, sang ayah dan beberapa Nyauli lainnya yang diberangkatkan dari Kaledonia ke Lampung.
"Sehari-hari sampai beberapa tahun di Indonesia kami hanya menggunakan bahasa Prancis.
Kami hanya berinteraksi dengan Nyauli lainnya, dan sangat sedikit sekali menguasai kosa kata Bahasa Indonesia," terangnya.
Baca juga: Karim Benzema, Pemain Tersukses Prancis yang Tak Pernah Raih Gelar Individu, Waktunya Ballon dOr?
Setelah hampir 10 tahun di Indonesia, barulah Suzzani mulai terbiasa dengan Bahasa Indonesia.
Ia mulai berinteraksi dengan teman-temannya yang asli pribumi dengan bahasa Indonesia dan Jawa.
"Saya belajar bahasa Indonesia dan bahasa Jawa dengan orang-orang tua, karena saya takut kalau dengan teman yang seusia dikerjain (mengunakan bahasa kasar).
Bahkan saya belajar bahasa Indonesia dan Jawa itu satu persatu saya hafalin dan berani diucapin," ingatnya.
Suzanni mengatakan, bahwa saat ini dirinya masih sering berkomunikasi dengan teman sewaktu di Kaledonia yang juga ditempatkan di Punggur namun berbeda kampung dengannya.
Namun, kebanyakan dari mereka, kata Suzzani, sudah meninggal dunia dan sudah sulit diajak berkomunikasi.
Berpuluh-puluh tahun terpisah dengan dua saudaranya yang lain yang masih tinggal di Kaledonia, nenek Suyan mempunyai kesempatan kembali lagi ke tanah kelahirannya itu pada 2018 lalu dan ia bersilaturahmi dengan keluarga besarnya di sana.
Di Noumea, Suzzani mengaku masih banyak mengenal nama tempat dan jalan meski saat ini sudah banyak berubah dengan berdirinya bangunan gedung di negara itu.
Saat ini, nenek yang ramah dan murah senyum ini banyak menghabiskan masa tuanya di sebuah rumah sederhana di Dusun Mulyo Katon, Kampung Totokaton, Kecamatan Punggur bersama 9 anak, 17 cucu beserta puluhan cicitnya.
Artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id dengan judul Kisah Nenek Fasih Berbahasa Prancis Asal Lampung Tengah