Balita Selamat dari Kecelakaan Perahu Penyeberangan Tuban-Bojonegoro yang Terguling di Bengawan Solo
Nyawa balita bernama Abdullah Dimiati (3) selamat dari kecelakaan tenggelamnya perahu penyeberangan di Sungai Bengawan Solo, wilayah Tuban.
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, TUBAN - Nyawa balita bernama Abdullah Dimiati (3) selamat dari kecelakaan tenggelamnya perahu penyeberangan di Sungai Bengawan Solo, wilayah Tuban.
Tragedi tersebut berawal saat perahu penyeberangan Tuban-Bojonegoro yang dikemudikan Kasian (60), warga Kanor, Bojonegoro, terbalik lalu tenggelam akibat dihempas arus kencang sungai.
Saat itu perahu bermuatan sekitar 17 penumpang dan memuat sekitar 7 sepeda motor. Kapal tersebut
Sejumlah 10 orang dikabarkan selamat dan mendapatkan perawatan medis di Puskesmas Rengel.
Baca juga: Perahu Penyeberangan Tuban-Bojonegoro Terguling di Bengawan Solo, 7 Orang Selamat, 8 Hilang
Ternyata ada sosok pahlawan dalam peristiwa tersebut.
Novi Andi Susanto (29), seorang penumpang yang selamat menceritakan detik-detik kapal terguling.
Bahkan, ia juga menyelamatkan nyawa balita Abdullah Dimiati (3).
"Saat kapal terguling, semua penumpang terseret arus, termasuk saya," kata pria asal Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Tuban itu.
Ditemui di puskesmas, ia bercerita posisinya saat itu berada di tengah-tengah penumpang.
Begitu kapal tenggelam dan ia terseret arus, kemudian melihat bayi yang dipeluk ibunya.
Baca juga: Tersangka Pembunuhan IRT di Klaten Sempat Hadiri Pemakaman Korban Sebelum Kabur ke Wonogiri
Secara spontan, ia lalu menggapai bayi itu dengan tujuan untuk menyelamatkan hingga akhirnya terseret arus hingga ke tepian.
"Ya saya langsung gapai bayi tersebut dari pelukan ibunya, saya ajak berenang, alhamdulillah bisa selamat," terangnya.
Ia tak merasakan ada keanehan atau firasat apapun mengenai akan terjadinya tragedi kapal yang ditumpanginya tenggelam.
Sebab, sehari-hari ia biasa menggunakan jasa perahu penyeberangan untuk berangkat bekerja dari Tuban ke Bojonegoro.
Dengan naik perahu penyeberangan, ia bisa menghemat waktu untuk sampai di tempat kerjanya.
"Tidak merasakan keanehan apapun, saya biasa saja," pungkas Andi menceritakan detik-detik kapal tenggelam.
Baca juga: Gasak Kotak Amal dan Termos, Geng Motor Terpeleset saat Beraksi di Tempat Cuci Steam Pasar Minggu
Data yang dihimpun, bayi tersebut anak dari pasangan Basori (54) dan Tasmiatun (34), warga Desa Maibit, Kecamatan Rengel.
Mereka akan berangkat untuk hajatan ke Bojonegoro, juga mengajak kakaknya Abdul Hadi atau Aab (9). Namun, Basori belum ditemukan.
Data sementara dari posko terpadu yang berada di Balai Desa Ngadirejo, ada 10 korban yang dinyatakan selamat.
Selain itu, juga ada tujuh koran yang dilaporkan hingga saat ini belum diketemukan.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Kisah Heroik Andi, Penumpang Kapal Tenggelam di Tuban yang Selamatkan Nyawa Balita,