Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Sugiono Lolos dari Pusaran Air Banjir Bandang yang Terjang Rumahnya di Kota Batu

Sugiono, warga Dusun Sambong, Desa Bulukerto, Kota Batu menceritakan upayanya menyelamatkan diri dan keluarganya dari arus banjir bandang.

Editor: Sanusi
zoom-in Kisah Sugiono Lolos dari Pusaran Air Banjir Bandang yang Terjang Rumahnya di Kota Batu
Surya
Sugiono (kanan) dan istrinya saat menceritakan upaya menyelamatkan diri dari pusaran air banjir bandang yang masuk ke dalam rumahnya. 

TRIBUNNEWS.COM, BATU – Peristiwa banjir bandang di Kota Batu banyak menelan korban jiwa.

Selain itu, juga ada korban-korban yang selamat.

Korban yang selamat ini meninggalkan trauma mendalam terhadap bencana besar yang mereka hadapi.

Sugiono, warga Dusun Sambong, Desa Bulukerto, Kota Batu menceritakan upayanya menyelamatkan diri dan keluarganya dari arus banjir bandang.

Baca juga: Polresta Malang Kota Gerak Cepat Bantu Korban Banjir di Kota Malang

Air yang setinggi dadanya saat itu hampir saja menenggelamkan Sugiono beserta istri dan anaknya di dalam rumah.

Saat hujan turun, Sugiono tidak mengira akan terjadi banjir besar yang meluluh-lantakan rumahnya.

Sugiono dan keluarganya menganggap hujan yang turun, Kamis (4/11/2021) sore itu adalah hujan biasa.

Berita Rekomendasi

Namun perkiraannya salah. Ketika ia sedang menikmati acara televisi di dalam rumah bersama istri dan anaknya, tiba-tiba terdengar suara gemuruh yang datang begitu cepat.

Air banjir juga datang dengan cepat tanpa disadari Sugiono.

Air yang berwarna cokelat itu masuk ke dalam rumahnya.

“Saya merasakan getaran, saya tidak menyadari banjir sebesar itu,” katanya.

Banjir tidak sekadar air, tapi juga membawa lumpur dan kayu.

Material itu menghancurkan rumahnya. Sugiono juga sempat tertimpa kayu besar yang terbawa arus.

Upayanya untuk keluar rumah nampak sulit karena arus air memutar sehingga menyulitkan dirinya bergerak.

Baca juga: Satgas Trauma Healing Polresta Malang Kota Beri Pendampingan Psikologi bagi Korban Banjir Bandang

Diakui Sugiono, di tengah kesulitan melepaskan diri dari kayu besar itu, ia tiba-tiba bisa mengangkat kayu dan berlindung di atasnya.

“Istri dan anak saya juga menyelamatkan diri ke atas kayu,” ungkapnya.

Setelah berhasil menyelamatkan diri di atas kayu, Sugiono dan istrinya berupaya keluar dari rumah.

Kali ini tantangan yang dihadapi berbeda lagi.

Di tengah ketegangan menyelamatkan nyawa, ia harus berpikir bagaimana caranya bisa keluar rumah.

Air yang terus menerus menggerus temboknya akhirnya menjebol tembok.

Alat berat dikerahkan untuk membersihkan material banjir bandang di Desa Sidomulyo, Kota Batu, Jawa Timur, Jumat (5/11/2021). Banjir bandang menerjang Kota Batu setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas yang berada di lereng Gunung Arjuno, Kamis (4/11) pukul 14.00 WIB. SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO
Alat berat dikerahkan untuk membersihkan material banjir bandang di Desa Sidomulyo, Kota Batu, Jawa Timur, Jumat (5/11/2021). Banjir bandang menerjang Kota Batu setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas yang berada di lereng Gunung Arjuno, Kamis (4/11) pukul 14.00 WIB. SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO (SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO)

Dari situlah ia kemudian bisa keluar dan menyelamatkan semua anggota keluarganya.

Tidak ada yang tersisa dari rumah milik Sugiono. Rumahnya telah rata oleh tanah.

Pun barang-barangnya, tidak ada yang sempat diselamatkan.

Sugiono dan keluarganya masih bisa selamat, tetanggnya yakni Wiji dan Sarif, tidak senasib seperti Sugiono.

Pasangan suami istri itu meninggal dunia akibat banjir bandang yang menerjang rumanya.

Rumah Wiji dan Sarif hanya berjarak 1 meter.

Wiji ditemukan meninggal dunia di bawah timbunan material lumpur dan kayu yang berjarak sekitar 1 Km dari rumahnya.

Pun Sarif, di temukan tidak jauh dari lokasinya Wiji.

Sri Kusumastuti (43), tetangganya Sugiono juga menceritakan pengalaman pahitnya menyelamatkan nyawa beserta anggota keluarganya yang ada di rumah.

Saat banjir datang, Astuti sedang berada di dalam rumah.

Seperti Sugiono, Astuti tidak menyadari banjir bandang sedang menuju ke rumahnya.

Ketika luapan air berwarna cokelat dengan membawa material lumpur dan kayu datang, anaknya teriak.

“Mama, Allahu Akbar. Airnya tinggi, mama!” ujar Astuti menceritakan kembali teriakan anaknya.

Mendengar teriakan itu, ia langsung menyadari sedang dalam bahaya banjir.

Ia lalu menggendong putrinya untuk menyelamatkan diri. Namun bukan perkara mudah untuk bisa selamat.

“Arusnya itu memutar, jadi tidak mengalir. Saya kesulitan melepaskan diri,” katanya.

Teriakan minta tolongnya tidak terdengar oleh warga. Astuti pun pada akhirnya menerjang arus untuk bisa keluar dari rumah.

Ketika bisa keluar rumah, ia dibantu oleh sejumlah warga lainnya.
Akhirnya, ia dan anggota keluarga yang lain selamat.

Di rumahnya, terendap lumpur setinggi sekitar 500 cm.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Cerita Sugiono Lolos dari Pusaran Air Banjir Bandang yang Menerjang Rumahnya di Kota Batu

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas