Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sejak SMA Jadi Ojek Antar Jemput Wanita BO, Gareng Ungkap Setumpuk Cerita Kelam Wanita Panggilan

Gareng bercerita banyak mengenai kegiatan yang acap kali ia lakoni untuk mengantar dan jemput wanita panggilan.

Editor: Wahyu Aji
zoom-in Sejak SMA Jadi Ojek Antar Jemput Wanita BO, Gareng Ungkap Setumpuk Cerita Kelam Wanita Panggilan
Kompas.com
Ilustrasi pekerja seks komersial. 

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Cerita soal kehidupan wanita Pekerja Seks Komersial (PSK) diungkap Gareng, seorang pria yang belum genap 25 tahun asal Kota Semarang.

Gareng layaknya anak kekinian pada umumnya yang memiliki banyak jaringan dan teman.

Meski demikian, Gareng punya pengalaman yang mungkin tak pernah dialami pemuda sebayanya.

Jika pemuda lainya menghabiskan sepertiga malam dengan bermain game ataupun istirahat, Gareng justru menyusuri jalan perkotaan.

Layaknya driver ojek online, namun pelanggan yang sering ia antar adalah wanita panggilan atau sering disebut oleh kaum milenial gadis BO.

Gareng bercerita banyak mengenai kegiatan yang acap kali ia lakoni jasa antar jemput wanita panggilan.

Menurut Gareng, bukan karena cuan atau untuk mendapatkan uang ia melakukan kegiatan tersebut.

Baca juga: Polisi di Medan Nyaris Diamuk Massa, Diduga Peras Pengendara Wanita, Begini Kejadiannya

Berita Rekomendasi

“Sebenarnya bukan untuk mendapatkan cuan juga, karena saya tidak pernah mematok tarif saat diminta mengantar wanita-wanita itu,” ucap Gareng kepada Tribunjateng.com, Kamis (12/11/2021) dini hari.

Gareng mengatakan, karena memiliki kedekatan dengan beberapa wanita panggilan membuatnya mau mengantar dan menjemput mereka.

“Sudah seperti teman sendiri, ada yang sudah lama kenal juga,” katanya.

Kondisi para wanita panggilan dan cerita yang sering Gareng dengar langsung dari wanita-wanita tersebut, membuat Gareng tergugah.

“Sebenarnya mereka kasihan, karena kondisi ekonomi. Bahkan ada yang ditinggal lari suaminya saat hamil, dan kini harus jadi tulang punggung keluarga,” terang Gareng.


Berawal dari pengalamannya yang sering jadi teman sharing, Gareng menuturkan hanya ingin membantu wanita-wanita tersebut.

“Saya hanya membantu mengantarkan, dan tak mau menerima uang dari mereka, tak jarang mereka memaksa agar saya menerima uang usai mengantar atau menjemput, tapi tetap saya tolak, mentok-mentoknya mereka memberi rokok,” jelasnya.

Baca juga: Suami Ringan Tangan dan Diduga Hamili Anak Kandung, Satu Keluarga di Kabupaten Bandung Diusir Warga

Di tengah perbincangan, Gareng berapi-api kala melihat cercaan yang dilontarkan masyarakat melalui media sosial mengenai wanita-wanita malam.

“Jangan hanya mengomentari negatif apalagi pakai dalil kalau belum tahu betul kondisi wanita-wanita tersebut.

Kalau berani komentar pedas berani juga memberi pekerjaan ke mereka agar mereka lepas dari dunia hitam,” ucapnya.

Menurutnya, jika ada pilihan lebih baik wanita-wanita tersebut juga tak mau melakoni pekerjaan yang penuh resiko itu.

“Kalau ada pilihan lain pastinya mereka tidak terjun ke pekerjaan penuh resiko seperti itu. Beberapa yang saya antar juga mengatakan hal serupa, namun mereka terpaksa, ada anak dan keluarga yang harus makan setiap hari,” terang Gareng yang sudah mengantar para wanita panggilan sejak ia duduk di bangku SMA itu.

Dilanjutkan Gareng, beberapa orang yang ia antar mengaku was-was bahkan di antaranya takut ketika hendak menemui pelanggannya.

Baca juga: Nasib Gelaran Formula E yang Jadi Program Super Prioritas Gubernur Anies Ada di Tangan KPK

“Mereka sangat rentan dan bisa jadi korban kekerasan ataupun kriminalitas, karena pelanggannya tak jarang jarang dalam kondisi mabuk,” katanya.

Di penghujung perbincangan, ia menambahkan, harus ada penangan serius untuk mengentaskan wanita-wanita tersebut.

“Sekarang cari pekerjaan sulit, mereka juga rata-rata tak berijazah tinggi sementara anak dan keluarga butuh makan, kalau masih ada suami yang menghidupi masih lumayan, padahal banyak juga yang ditinggal lelakinya.

"Harusnya pemerintah membuat program yang lebih fokus ke mereka jangan hanya musiman, masyarakat juga ikut membantu jangan hanya memberi komentar miring, mereka sama seperti kita sama-sama manusia, yang dihadapkan dengan kondisi serba sulit.

Baca juga: Viral Pria Tidur di Samping Makam, Pengunggah Ungkap Mitos: Biasanya Jenazah Meninggal Lagi Hamil

"Kalau sama-sama saling membantu untuk membuka peluang lebih baik saya yakin mereka akan terentaskan,” ujarnya. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Pangakuan Gareng Tukang Antar Jemput Gadis BO: Mereka Sering Was-was Mau Ketemu Tamu

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas