Cerita Dibalik Warga Desa Balagedog Majalengka Yakin Tak Bakal Tersambar Petir
Dengan mengucap 'Hai Angklek Maya Ratu Kusuma, Anjeun Ulah Samar Ulah Silo, Kula Anak Putu Balagedog', masyarakat desa percaya tak akan disambar petir
Editor: Theresia Felisiani
Saat itu Nana mengungkapkan, Buyut Koda membuat sebuah alat dari batang bambu.
Alat tersebut kemudian digunakan untuk menangkap petir yang terus menerus menyambarnya.
Setelah berhasil menangkap petir, terciptalah sebuah perjanjian antara Buyut Koda dan petir tersebut.
Perjanjian itu yakni petir tidak boleh mengganggu Buyut Koda termasuk anak cucunya warga Desa Balagedog.
"Petir ini tertangkap nah kemudian si petir itu katanya minta dilepaskan kira-kira begitu. Kata Buyut Koda ada syaratnya, jangan mengganggu saat bekerja dan jangan mengganggu anak cucu orang Balagedog, jadi ada perjanjian antara Buyut Koda dengan petir itu," katanya.
Baca juga: Respons Menantu Luhut, Mantan Danpaspampres saat Diisukan Jadi Pangkostrad
Sejak saat itulah, warga Balagedog hingga saat ini tidak ada cerita yang pernah terkena sambaran petir.
Bahkan menurut Nana, ada kejadian warga yang tersambar petir namun tidak mengalami luka apa pun.
"Ada kejadian nyata ini, warga sedang berdiri di depan pintu tiba-tiba tersambar petir. Tapi anehnya petir itu justru menyambar di sela-sela kaki, pintu rumah sampai rusak itu," ujarnya.
Berkat petuah dari Buyut Koda itu juga, banyak warga Balagedog yang mayoritas berprofesi sebagai petani tidak pernah takut untuk pergi ke sawah saat hujan turun.
Bahkan, banyak petani yang senang ke sawah justru saat cuaca hujan.
"Kalau dibilang takut ya takut, tapi ada keyakinan kita dapat perlindungan dari Allah. Jadi kadang-kadang kalau daerah lain begitu hujan petani pada pulang, tapi kalau di sini (Balagedog) walaupun hujan juga petani mau berangkat ya berangkat ke sawah," ucapnya.
Kesaktian Buyut Koda itu menjadi cerita legenda yang begitu dikenal masyarakat Majalengka hingga kini.
Tidak sedikit warga yang kemudian datang ke makam Buyut Koda di Blok Kamis, Desa Balagedog untuk berziarah.
"Makamnya ada, dari dulu seperti itu tidak banyak yang berubah. Ada yang datang berziarah, cuma kondisi makamnya belum benar-benar terawat," jelas Nana.
Baca juga: Sempat Nyasar ke Kamar Mandi Warga, Kini Binturong Diserahkan ke Resort KSDA 50 kota