Satpol PP Kota Medan dan Pengungsi Afghanistan Terlibat Saling Dorong Saat Penertiban Tenda
Petugas Satpol PP Kota Medan terlibat aksi saling dorong dengan pengungsi Afghanistan, Rabu (15/12/2021).
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN- Petugas Satpol PP Kota Medan terlibat aksi saling dorong dengan pengungsi Afghanistan, Rabu (15/12/2021).
Aksi saling dorong itu terjadi ketika Satpol PP menertibkan tenda para pengungsi Afghanistan, yang ada di depan kantor UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees) di gedung CIMB Niaga Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah.
Saat penertiban berlangsung, para pengungsi Afghanistan yang menuntut kejelasan nasibnya melakukan perlawanan.
Aksi saling dorong dan nyaris baku hantam terjadi.
Antara petugas Satpol PP Kota Medan dan pengungsi bertegang urat.
Baca juga: Bantu 1,8 Juta Pengungsi Afghanistan, Inggris Sumbang Rp 1,4 Triliun
Para pengungsi Afghanistan menolak ditertibkan karena berbagai alasan.
"Jangan main tangan," teriak seorang pengungsi, .
Pantauan www.tribun-medan.com, petugas Satpol PP Kota Medan terpantau mendekap sejumlah pengungsi.
Para pengungsi itu dipaksa naik ke atas mobil bak terbuka.
Baca juga: Pengungsi Rohingya Tuntut Facebook Bayar Ganti Rugi Rp 2,1 Triliun
Namun, para pengungsi menolak dan berteriak.
DI lokasi, petugas mengambil tenda, sepeda hingga peralatan masak milik pengungsi.
Hingga kini, sebagian dari para pengungsi juga diangkut menggunakan truk satpol PP.
Sementara itu pengungsi wanita dan anak-anak masih berada di lokasi.
Bakar diri diduga karena depresi
Rahmadsyah (22), pengungsi Afghanistan bakar diri di depan kantor UNHCR di Kota Medan, Sumatera Utara.
Rahmadsyah membakar dirinya di depan gedung CIMB Niaga Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah, Selasa (30/11/2021).
Menurut keterangan di lokasi, pengungsi Afghanistan bakar diri karena sudah lama diabaikan oleh International Organization for Migration (IOM), atau organisasi migrasi internasional yang berkedudukan di Kota Medan.
"Dia mengalami depresi, stres, dan sakit jiwa selama lima tahun. Dia bolak balik minta sama IOM dan UNHCR tolong perhatikan dia, tapi tidak didengar," kata Zuma Mohsini, Koordinator Aksi, Selasa (30/11/2021).
Baca juga: WNI Ditangkap di Jepang terkait Pelanggaran Undang-undang Pengungsi Imigrasi
Lantaran keluhannya terus diabaikan, Rahmadsyah kemudian kehilangan akal.
Dia kemudian melakukan aksi nekat dengan bakar diri di depan kantor UNHCR, sebagai bentuk protes.
Rahmadsyah ingin memberi tahu pada dunia, bahwa UNHCR dan IOM sama sekali membiarkan para pengungsi hidup dalam keterpurukan.
"Dia enggak sabar dan datang ke sini untuk membakar diri," kata Zuma Mohsini.
Dari keterangan Zuma Mohsini, sejumlah pengungsi lainnya sempat berusaha menghalangi aksi nekat tersebut.
Baca juga: 31 Pengungsi dan Migran Tewas setelah Kapal Terbalik di Selat Inggris
Namun, upaya itu gagal. Sang pengungsi Afghanistan bakar diri tepat di depan para pengungsi lainnya.
Saat api membakar seluruh tubuh Rahmadsyah, dia berusaha menerobos masuk ke kantor UNHCR.
Namun aksi itu digagalkan sekurity yang langsung menyemprotkan pemadam api.
Akibat peristiwa tersebut Rahmad mengalami luka bakar di tubuhnya.
Diperkirakan ia mengalami luka bakar sekitar 70 persen.
Ia pun telah dibawa ke Rumah Sakit Siloam, Medan.
"Luka bakar sekitar 70 persen dan sedang dirawat di rumah sakit," ucapnya. (Penulis: Fredy Santoso)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Penertiban Pengungsi Afghanistan di Medan Ricuh, Petugas Saling Rebut Tenda
dan
KRONOLOGIS Pengungsi Afhganistan Bakar Diri di Depan Kantor UNHC Disebut Diabaikan IOM