Tak Mampu Bertahan Hidup dengan Uang Tabungan, Mantan Karyawan Mal Terjerat Prostitusi Online
Di tengah tuntutan hidup, NH pun akhirnya mengambil jalan pintas dengan mencoba menjajakan diri melalui aplikasi berbasis online.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - NH (25), perempuan asal Kutai Kartanegara (Kukar) mengaku nekat menjajakan diri di Kota Samarinda lantaran sulit mencari pekerjaan sekarang ini.
NH adalah salah satu dari 3 pelaku prostitusi online yang diamankan oleh Tim Patroli Cyber Anti Prostitusi Online Polsek Samarinda Kota.
Kepada TribunKaltim.co, janda anak satu ini mengaku sebelumnya merupakan seorang karyawan tetap di salah satu pusat perbelanjaan di Kukar, Provinsi Kalimantan Timur.
Namun, ketika Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) disahkan, dia menjadi salah satu karyawan yang diputus masa kerjanya.
"Sempat bertahan dengan uang tabungan sambil nyari kerja. Tapi tabungan habis, kerjaan enggak dapat. Mau makan bagaimana?," lirihnya.
Di tengah tuntutan hidup bersama sang buah hati, NH pun akhirnya mengambil jalan pintas dengan mencoba menjajakan diri melalui aplikasi berbasis online.
Karena tidak ingin langkahnya diketahui oleh pihak keluarga, ia pun datang ke Kota Samarinda untuk mencari pelanggan.
"Baru satu bulan gini (menjajakan diri). Saya titip anak ke orang tua. Mereka semua taunya saya kerja di mal di Samarinda ini," ucapnya.
Untuk sekali kencan, NH mematok harga Rp 500 ribu. Dalam sehari ia mengaku bisa melayani 2 sampai 3 lelaki hidung belang.
"Uangnya habis buat kebutuhan sehari-hari. Kirim buat anak," imbuhnya.
"Tapi saya kapok begini. Kalau ada yang bisa ngasih kerjaan, saya akan sangat berterimakasih. Saya mau cari kerjaan yang halal," ucapnya.
Lain NH, lain KM (19) yang merupakan seorang lelaki dan menjajakan diri sebagai wanita pria (waria).
Pemuda asal Kota Makassar, Sulawesi Selatan ini mengaku sudah melakoni pekerjaan ini sejak satu tahun lalu.
Awalnya KM merupakan salah seorang karyawan di sebuah salon kota kelahirannya tersebut.
Baca juga: Masih Misteri, Ini Penjelasan Polisi Soal Artis CA yang Ditangkap di Hotel Mewah karena Prostitusi
Namun ketika pandemi melanda, banyak salon kecantikan yang harus berhenti beroperasi bahkan gulung tikar lantaran PPKM yang berlaku.
"Ya akhirnya coba kerja begini. Ternyata ada saja pelanggan. Dari pada enggak kerja. Siapa yang mau kasih kita makan?" Kata KM.
Pemuda yang tidak sempat menamatkan pendidikan SMA ini mengaku tidak menetap di Samarinda.
Ia selalu mobile dari satu tempat ke tempat lain di Kalimantan Timur untuk mencari pelanggan.
"Tarif Rp 500 ribu. Uangnya buat aku sendiri sih. Gaya hidup lha begitu," ucapnya.
Artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co dengan judul Alasan Pandemi dan Tuntutan Hidup, Ada Warga jadi Pelaku Prostitusi Online di Samarinda