Mesin Parkir Puluhan Miliar di Kota Bandung Rusak Tak Berfungsi, Tarif Parkir Dinaikkan
Di saat menaikkan tarif parkir baru, mesin parkir yang tersebar di jalan-jalan di Kota Bandung dengan biaya puluhan miliar rusak tak berfungsi.
Editor: cecep burdansyah
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung, Ricky Gustiadi, mengakui bahwa pemanfaatan mesin-mesin parkir yang ada di Kota Bandung selama ini memang belum maksimal.
Namun, kata Ricky, secara bertahap hal itu akan mereka perbaiki.
Ia mengatakan, Dishub Kota Bandung sedang berusaha untuk mengembangkannya dengan mencari investor yang bersedia bekerjasama dalam pengembangan tarif parkir elektronik (TPE).
"Nanti kami akan kembangkan lebih baik lagi secara sistem pengelola termasuk pelaksanaan kerjasamanya," ujar Ricky saat ditemui di Jalan Ir H Djuanda, Kota Bandung, Selasa (4/1).
Sejak diluncurkan akhir 2016 lalu, ratusan mesin parkir, yang saat itu berharga Rp 125 juta per unitnya itu belum berfungsi sebagaimana mestinya.
Sebagian di antaranya bahkan jadi rusak. Padahal, total biaya pengadaannya mencapai puluhan miliar rupiah.
Saat itu Dishub memasang tak kurang dari 445 mesin parkir. Ratusan mesin parkir merek Cale itu disebar di 221 titik di Bandung.
Terkait kenaikan tarif parkir yang mulai berlaku 1 Januari lalu, Ricky mengatakan Dishub masih terus melakukan sosialisasi, baik di media massa maupun media sosial.
Sosialisasi, kata Ricky, juga mereka lakukan dengan memasang papan-papan dan spanduk pengumuman.
"Pengumuman dipasang di semua titik parkir di Kota Bandung," ujarnya.
Hal senada juga dikatakan Kepala Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Dishub, Yogi Mamesa, saat ditemui di lokasi yang sama.
"Kami lakukan tahapan sosialisasi dan edukasi," ujarnya. "Alhamdulillah belum ada komplain," kata Yogi.
KEPALA Dinas Perhubungan Kota Bandung, Ricky Gustiadi, mengakui bahwa pemanfaatan mesin-mesin parkir yang ada di Kota Bandung selama ini memang belum maksimal. Namun, kata Ricky, secara bertahap hal itu akan mereka perbaiki.
Ia mengatakan, Dishub Kota Bandung sedang berusaha untuk mengembangkannya dengan mencari investor yang bersedia bekerjasama dalam pengembangan tarif parkir elektronik (TPE).
"Nanti kami akan kembangkan lebih baik lagi secara sistem pengelola termasuk pelaksanaan kerjasamanya," ujar Ricky saat ditemui di Jalan Ir H Djuanda, Kota Bandung, Selasa (4/1).
Sejak diluncurkan akhir sejak akhir 2016 lalu, ratusan mesin parkir, yang saat itu berharga Rp 125 per unitnya itu belum berfungsi sebagaimana mestinya. Sebagian di antaranya bahkan jadi rusak. Padahal, total biaya pengadaannya mencapai puluhan miliar rupiah. Saat itu Dishub memasang tak kurang dari 445 mesin parkir. Ratusan mesin parkir merek Cale itu disebar di 221 titik di Bandung.
Terkait kenaikan tarif parkir yang mulai berlaku 1 Januari lalu, Ricky mengatakan Dishub masih terus melakukan sosialisasi, baik di media massa maupun media sosial. Sosialisasi, kata Ricky, juga mereka lakukan dengan memasang papan-papan dan spanduk pengumuman.
"Pengumuman dipasang di di semua titik parkir di Kota Bandung," ujarnya.
Hal senada juga dikatakan Kepala Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Dishub, Yogi Mamesa, saat ditemui di lokasi yang sama.
"Kami lakukan tahapan sosialisasi dan edukasi," ujarnya. "Alhamdulillah belum ada komplain," kata Yogi. (nandri prilatama)
Baca juga: Tarif Parkir di Kota Bandung Naik Tinggi, Warga Keberatan dan Minta Ditinjau Ulang