Kematian 2 Warga Bone Bukan karena Vaksin, Berikut Hasil Investigasi Dinkes, BPOM hingga KIPI Sulsel
Berdasarkan hasil pengkajian dan causality assessment oleh Dinkes Sulsel bersama KIPI Sulsel, Seleng (80) memiliki riwayat hipertensi lama.
Editor: Dewi Agustina
Menurutnya, setelah melalui skrining tidak dijumpai adanya kontra indikasi.
Kemudian pada 9 Desember atau sekira 16 hari seusai vaksinasi, pasien berkunjung ke Poliklinik Puskesmas Salomekko dengan keluhan bengkak dan nyeri pada punggung belakang kanan.
Di sana lanjut Martira almarhumah mendapat pengobatan dan kontrol pada 13 Desember atau sekira 20 hari setelah vaksinasi dengan keluhan sama.
Dokter Puskesmas Salomekko melanjutkan pemberian terapi obat Ibuprofen, Dexametasone, dan vitamin C.
"Anak mulai sesak namun ringan. Pada 21 Desember sore hari pemeriksaan dokter Puskesmas mendapat kondisi anak tampak sesak dengan saturasi 55 persen tanpa oksigen," katanya.
Karena itu, dokter menduga anak perempuan tersebut mengalami efusi pleura, karena riwayat anak pernah mengalami diare saat usia 1 bulan.
Setelah itu orangtuanya kata Martira memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak lebih lambat dibanding anak seusianya.
"Anak baru bisa berjalan tanpa bantuan saat usia 3 tahun dan hingga saat ini anak tampak lebih kecil dan lebih pendek dari anak seusianya," katanya.
Hasil Investigasi
Investigasi dilakukan oleh KIPI Sulsel, Komite Nasional PP KIPI, BPOM, dan Kementerian Kesehatan.
Kronologi
23 Desember 2021
Seleng disuntik vaksinasi dosis pertama
24 Desember 2021