Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kematian 2 Warga Bone Bukan karena Vaksin, Berikut Hasil Investigasi Dinkes, BPOM hingga KIPI Sulsel

Berdasarkan hasil pengkajian dan causality assessment oleh Dinkes Sulsel bersama KIPI Sulsel, Seleng (80) memiliki riwayat hipertensi lama.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kematian 2 Warga Bone Bukan karena Vaksin, Berikut Hasil Investigasi Dinkes, BPOM hingga KIPI Sulsel
Tribun Timur/Siti Aminah
Dinas Kesehatan dan LIPI Sulsel konferensi pers terkait hasil investigasi dua warga Bone yang meninggal usai vaksin. Konferensi pers berlangsung di Kantor Dinas Kesehatan Sulsel Jl Perintis Kemerdekaan, Kamis (6/1/2022). 

Sebelumnya Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) membantah ada warga yang meninggal karena vaksin.

Sekretaris Dinkes Bone, drg Yusuf, Senin (27/12/2021) mengatakan insiden tersebut disebabkan oleh penyakit bawaan yang diderita.

"Ya jadi dua hari terakhir memang kita mendapat informasi lewat media maupun medsos ada dua orang warga Bone yang meninggal dikaitkan dengan vaksin," ungkapnya.

Tekanan Darah Tinggi

Seperti diberitakan, warga Dusun Batu Lappa, Desa Samaenre, Kecamatan Bengo, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) Seleng (80) diduga meninggal setelah divaksin.

Seleng (80) menerima vaksinasi hari Kamis (23/12/2021), kemudian hari Jumat (24/12/2021) beraktivitas seperti biasa ke tempat ibadah.

Kemudian sore menjelang malam tidak sadarkan diri, petugas puskesmas datang memeriksa, tekanan darah sangat tinggi di atas 200 milimeter air raksa (mmHg).

Berita Rekomendasi

"Jadi dokter memberi kesimpulan, ia meninggal karena stroke pada hari Minggu pagi," tutur Yusuf.

Walaupun begitu, pihaknya mendapat keterangan dari keluarga, Seleng (80) memiliki riwayat tekanan darah tinggi, namun pada saat divaksin memenuhi syarat.

Baca juga: Pekan Depan, Pemerintah Akan Putuskan Vaksin Booster Diberikan Gratis atau Berbayar

"Tekanan darah yang diperbolehkan itu maksimal 180 mmhb," kata dia.

Selain warga Samaenre ada juga anak di Desa Gattareng, Kecamatan Salomekko diduga meninggal setelah vaksin.

"Anak ini menerima vaksinasi pertama tanggal (26/12/2021) Kemudian vaksinasi kedua (23/11/2021)," katanya.

Kesehatannya mengalami penurunan, sempat dirawat di Puskesmas dan akhirnya meninggal.

"Nah yang ingin saya sampaikan, vaksinator telah menetapkan Standar Prosedur Operasional (SOP) termasuk screening wawancara kepada penerima vaksin," jelas Juru Bicara (Jubir) Covid-19 Bone ini.

Menurutnya, keduanya memenuhi syarat untuk divaksin.

"Vaksin yang digunakan ini aman sebagaimana rekomendasi Emergency Use Authorization (EUA) dari BPOM," terangnya.

Yusuf mengatakan, telah divaksin sebanyak 400 ribu jiwa namun tidak ditemukan kasus meninggal.

"Artinya bukan jaminan orang tidak bermasalah, bisa saja bisa saja secara individu ada yang tidak cocok," katanya.

Jika disangkutpautkan dengan vaksin, perlu ada kajian yang mendalam.

Diolah dari artikel yang telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul 4 Hari Setelah Divaksin Seleng Meninggal, Hasil Investigasi Gabungan Sebut Bukan karena Vaksinasi dan Usai Divaksin, 2 Warga Bone Meninggal, Dinkes Bone Bantah karena Vaksin, Dugaan Ada Penyakit Bawaan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas