Pasutri Aceh Tamiang Datangi Kodim Usai Diancam Anak karena Tak Bisa Belikan Motor Trail
Hasrat menunggangi motor trail yang tak lagi terbendung membuat si anak yang baru kelas III SMP mulai menebar ancaman membacok kedua orangtuanya
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Sudah berhari-hari Heru dan istrinya tak bisa tidur nyenyak bahkan untuk bekerja di kebun sawit pun tak lagi tenang.
Sebabnya, tentu permintaan si buah hati yang belum bisa dipenuhi, yakni sebuah sepeda motor jenis trail.
Maka pada Selasa (25/1/2022) lalu, warga Dusun Harumsari, Kampung Seumadam, Kecamatan Kejuruanmuda, mendatangi markas Kodim 0117/Atam yang jaraknya sekitar 3 kilometer dari rumahnya.
Dengan raut muka gelisah, dia menemui Kopda Ismail.
Kepada Ismail, mereka mengaku takut dianiaya anak remaja karena belum memenuhi keinginan si anak memiliki sepeda motor trail.
"Anaknya minta dibelikan sepeda motor jenis trail," kata Ismail kepada Serambi, Kamis (27/1/2022).
Hasrat menunggangi motor trail yang tak lagi terbendung membuat si anak yang baru kelas III SMP mulai menebar ancaman.
Baca juga: Hakim Tolak Permohonan Suntik Mati Nelayan Pusong Aceh, Kuasa Hukum akan Ambil Langkah Ini
Jika awalnya hanya mengancam mogok sekolah, kini remaja putra itu mulai berani mengancam menganiaya ayahnya.
"Kalau tidak dibelikan, dia ancam mogok sekolah dan kata ayahnya dia pernah mau dibacok pakai parang," kata Ismail.
Kalut dengan situasi ini, pasutri ini pun sepakat mengorbankan tanah mereka di Seumadam, Kejuruanmuda, Aceh Tamiang.
Lahan seluas 17x30 meter itu pun hendak dilego murah untuk ditukar dengan satu unit motor trail.
"Mereka bilang bersedia tanah itu ditukar dengan kereta (sepeda motor), yang penting masalah selesai," kata Ismail.
Keputusan menukar tanah dengan sepeda motor ini diakui keduanya sebagai satu-satunya solusi cepat dan tepat.
Pekerjaan Heru sebagai penderes TBS kelapa sawit diakui tidak cukup untuk memenuhi keinginan sang anak.
Heru mengaku sebetulnya dia sudah memiliki sepeda motor jenis bebek namun si anak enggan memakai sepmor itu dan tetap ngotot dibelikan trail.
Di akhir kedatangan itu, Heru sempat meninggalkan fotokopi surat tanah yang hendak dijualnya kepada Koptu Ismail, sedangkan istrinya hanya bisa menangis.
Berencana temui si anak kepada Serambi, anggota Babinsa Simpang IV Koptu Ismail mengaku akan menemui anak yang mengancam orangtuanya demi sepeda motor trail.
Rencana pertemuan ini bersifat edukatif untuk memberi pemahaman kepada remaja kelas III SMP itu tentang kondisi keuangan orangtuanya yang selama ini bekerja sebagai penderes kebun kelapa sawit.
Baca juga: Diduga Diinjak Gajah, Pemilik Kebun Sawit di Riau Ditemukan Tewas Dalam Kondisi Mengenaskan
Ismail berharap pertemuan ini bisa membuat sang anak tidak lagi merongrong orangtuanya untuk membeli sepeda motor trail.
“Ini kan persoalan keluarga. Kasihan orangtuanya karena sudah berpikiran menjual tanah untuk membeli motor trail," kata Ismail, Kamis (27/1/2022).
Ismail menegaskan, permintaan sang anak tidak dapat didukung karena bertentangan dengan etika dan moral.
Apalagi permintaan itu disertai dengan pengancaman yang membuat orangtuanya takut.
Ismail berharap pertemuan nanti bisa menyurutkan niat orang tua anak tersebut menjual ataupun memukar tanah dengan sepeda motor.
"Tidak selayaknya sikap anak seperti itu, jelas tidak bisa dibenarkan, tugas anak seusia dia itu masih sebatas sekolah atau belajar serius," jelas Ismail. (rahmad wiguna)
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Suami-Istri Mengadu ke Kodim Takut Dibacok Anak karena Belum Beli Trail