Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nasib Si Abah Simbol Konservasi Gunung Sawal, Ditemukan Sudah Jadi Kerangka, Berikut Foto-fotonya

Binatang buas ini ditemukan telah menjadi kerangka di hutan rakyat di Blok Cipaku Girang, Cipaku belum lama ini.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Nasib Si Abah Simbol Konservasi Gunung Sawal, Ditemukan Sudah Jadi Kerangka, Berikut Foto-fotonya
Istimewa/Dok BKSDA Wilayah III Jabar di Ciamis
Si Abah sebelum dilepasliarkan di kawasan hutan Gunung Sawal di Blok Pojok Dusun Pasir Tonggoh, Desa Pasir Tamiang, Kecamatan Cihaurbeuti, Ciamis, Selasa (25/8/2020). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Andri M Dani

TRIBUNNEWS.COM, CIAMIS -- Seekor macan tutul (panthera pardus) penguasa hutan Suaka Marga Satwa SM) Gunung Sawal Ciamis bernama Si Abah ditemukan mati.

Si Abah adalah simbol dari lokasi konservasi Gunung Sawal.

Binatang buas ini ditemukan telah menjadi kerangka di hutan rakyat di Blok Cipaku Girang, Cipaku belum lama ini.

Matinya Si Abah dalam usia 13 tahun tidak hanya meninggalkan daerah jelajah teritorial SM Gunung Sawal seluas 5.400 hektare, tapi juga meninggalkan tiga ekor betina, yakni dua ekor macan tutul dan seekor macan kumbang.

Baca juga: Warga Kuningan Selatan Dikejutkan Kemunculan Macan Tutul

Ia juga meninggalkan belasan ekor macan tutul muda.

“Si Abah ditemukan di hutan rakyat di Cipaku Girang beberapa hari lalu, sudah jadi kerangka. Jasad si Abah disemayamkan di BKSDA untuk diawetkan sebagai simbol semangat konservasi,” ujar Ilham Purwa, pegiat konservasi binaan BKSDA Wilayah III Jabar di Ciamis kepada Tribun Jabar, Selasa (8/2/2021).

Berita Rekomendasi

Keberadaan Si Abah pertama kali diketahui, menurut Ilham, setelah sejumlah kamera pengintai (kamera trap) di pasang di hutan Gunung Sawal pada 2016.

Pada September 2016, Si Abah teridentifikasi dan aktivitasnya terekam kamera trap. Ciri khas si Abah, zakarnya yang besar.

Bulan September 2018, Si Abah tertangkap perangkap yang dipasang warga di Cikupa Lumbung diduga telah memangsa ternak warga.

Baca juga: Kucing Hitam Besar Berkeliaran Tertangkap CCTV Pemantau Gunung Semeru, Diduga Macan Kumbang

Sebulan kemudian, tepatnya Oktober 2018, si Abah dilepasliarkan kembali ke hutan Gunung Sawal di Blok Pasir Tamiang Cihaurbeuti. Untuk memudahkan melacak keberadaan si Abah, di lehernya dipasang kalung biocolar

Tahun 2019, keberadaan Si Abah terekam kamera trap saat beraktivitas di Blok Awilega.

Pada Juni 2020, Si Abah tertangkap kembali oleh warga di Cikupa Lumbung. Kepastian bahwa macam tutul yang tertangkap warga di Cikupa, dari kalung biocolar yang terpasang di leher si Abah.

Untuk pemulihan kesehatan macan tutul penguasa Gunung Sawal tersebut dititipkan di Bandung Zoo (Kebun Binatang Bandung).

Jasad si Abah– Si Abah, macan tutul penguasa Gunung Sawal
Si Abah, macan tutul penguasa Gunung Sawal ditemukan sudah menjadi kerangka di hutan rakyat di Blok Cipaku Girang Cipaku beberapa hari lalu.

Bulan Agustus 2020, Si Abah dilepasliarkan kembali ke habitatnya utan Gunung Sawal.

Meski usia sudah tua, Si Abah dilepas liarkan kembali ke hutan Gunung Sawal dengan pertimbangan Si Abah lebih baik mati di habitatnya di samping “anak istrinya” daripada mati di kebun binatang.

Sekitar November 2021, Si Abah terekam kamera trap tengah memangsa ternak. Pada Desember 2021, tidak terlihat lagi keberadaan si Abah, terlebih pada bulan Januari 2022.

Februari 2022, kabar mengagetkan diterima pihak BKSDA Wilayah III Jabar di Ciamis beberapa hari lalu. Ada warga yang menemukan kerangka binatang yang ditemukan di hutan rakyat di Blok Cipaku Girang Cipaku.

Baca juga: Warga Laporkan Penemuan Jejak Kaki Harimau di Nagari Padang Limau Sundai, Solok Selatan

“Begitu mendapat informasi. Hari itu juga petugas BKSDA langsung ke lokasi dan hari itu juga kerangka si Abah dievakuasi ke BKSDA,” ujar Ilham, dari Rajsa Giri Sawala.

Pertama warga menduga karngak yang ditemukan tersebut bangkai kambing, tetapi setelah ditemukan kerangka kepala ternyata ada taring.

Dan dari taring itu pula diyakini bahwa kerangka binatang liar tersebut adalah macan tutul bernama Si Abah. Si Abah diketahui dari ciri, taring bagian kiri bawah susunan giginya sudah lepas.

Si Abah, macan tutul penghuni Gunung Sawal terlacak kamera pengintai
Si Abah, macan tutul penghuni Gunung Sawal terlacak kamera pengintai. Ada 9 ekor macan yang terlacak 18 kamera pengintai di hutan suaka marga satwa Gunung Sawal tahun 2019. (Tribun Jabar/Andri M Dani)

“Sekarang jasad si Abah sudah berada di BKSDA, tinggal dibersihkan,” katanya.

Si Abah diperkirakan mati ada bulan Januari lalu, karena cuaca lembab dan banyak hujan. Bangkai si Abah cepat membusuk sehingga saat ditemukan sudah menjadi kerangka.

Awal Februari ini, para penggiat konservasi di Ciamis tidak hanya mendapat kabar duka tentang berpulangnya si Abah, macan tutul penguasa Gunung Sawal.

Juga ada informasi keberadaan macan tutul di luar kawasan yang dipergoki warga di perbatasan hutan Perhutani dengan perkebunan PTPN di Cisompet Garut. Serta keberadaan macan tutul yang dipergoki warga di kebun milik penduduk di Selajambe Kuningan.

Pihak BKSDA sekarang melacak keberadaan dua ekor macan tutul yang berada di luar kawasan di dua lokasi yang berbeda tersebut.

Dilepasliarkan 

Prosesi pelepasliaran si Abah Selasa (25/8/2020) siang berlangsung dalam suatu seremoni di dalam hutan. Acara itu d ihadiri para pejabat, TNI/Polri, akademisi, pencinta lingkungan, warga dan kader konservasi.

Baca juga: Abah Dodo Hilang Misterius di Gunung Legok Pulus Garut, Sebelumnya Sempat Cerita Bertemu Harimau

“Ada sekitar 40 orang kader konservasi yang ikut melepasliarkan si Abah tadi siang,” ujar Ilham Purwa, Koordinator Kader Konservasi Ciamis, kepada Tribun, Selasa (25/8).

Si Abah dilepasliarkan di kawasan hutan Gunung Sawal di Blok Pojok Dusun Pasir Tonggoh, Desa Pasir Tamiang, Kecamatan Cihaurbeuti, Ciamis, Selasa (25/8) sekitar pukul 10.00 siang. Di lokasi sekitar 10 kilometer dari pemukiman warga dan harus ditempuh berjalan kaki sejauh 3 kilometer.

“Lokasi pelepasliaran si Abah tadi siang jauh lebih datar. Tidak seperti tahun 2018, medannya sulit, terjal berbukit. Lokasi yang tadi siang agak mudah dijangkau, meski harus jalan kaki sejauh 3 kilometer,” katanya.

Tahun 2018, si Abah juga pernah dilepasliarkan di dusun yang sama tapi lokasi berbeda.

Waktu itu si Abah masuk perangkap yang dipasang warga di Blok Cilumpang Desa Cikupa Kecamatan Lumbung, Ciamis.

Kemudian si Abah dilepasliarkan dari Desa Pasir Tamiang, masuk ke habitatnya di Gunung Sawal.

Tapi Kamis (25/6) pukul 06.00, dua bulan lalu, si Abah kembali masuk perangkap yang dipasang warga di Blok Cilumpang Desa Cikupa, Kecamatan Lumbung.

Setelah menjalani masa rehabilitasi di Kebun Binatang Bandung (Bandung Zoo) selama dua bulan, Selasa (25/8/2020) sekitar pukul 10.00 si Abah kembali dilepasliarkan ke habitatnya di hutan Gunung Sawal.

Tepat pukul 10.00, tali untuk membuka pintu kandang berisi si Abah ditarik ramai-ramai.

Ketika pintu karangkeng membuka, si Abah dengan sigap berlari keluar bergerak cepat melintas lorong jalur yang sudah disiapkan untuk si Abah terus berlari ke rimbunan hutan.

“Tak lama setelah Abah keluar dari karangkeng, kentongan dibunyikan, dipukul-pukul secara bersamaan. Ada delapan kentongan yang disiapkan,” ujar Ilham Purwa.

Pukulan atau tetabuhan dari kentongan tersebut, menurut Ilham, merupakan kearifan lokal, cara nenek moyang di sekitar Gunung Sawal untuk mengusir atau menghalau macan tutul yang turun gunung masuk kampung kembali ke hutan. Tetabuhan dari kentongan juga pertanda bahaya.

“Dengan bunyi kentongan tadi, si Abah akan terus berlari kencang masuk hutan,” katanya.

Bila ada macan tutul turun gunung, mendekati permukiman menurut Ilham tak perlu diburu atau dipasang perangkap untuk menangkapnya. Apalagi sampai membunuh ditembak, misalnya.

Sebenarnya ada cara-cara kearifan lokal, warisan leluhur yang bisa tetap diterapkan. Misalnya dengan bunyi-bunyian menghalau macan tutul tersebut kembali ke hutan.

Bunyian-bunyian tidak hanya kentongan, tetapi juga ada petasan, kembang api dan berbagai upaya untuk menakuti-nakuti.

“Bila ada macan tutul yang turun gunung mendekati pemukiman. Segera lapor petugas, aparat desa atau langsung ke call center BKSDA. Jangan dijebak, ditangkap atau dibikin perangkap. Koordinasi akan menjadi solusi,” ujar Ilham.

Pelepasliaran si Abah menurut Ilham masih bagian peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) yang jatuh tanggal 10 Agustus, juga menyemarakan HUT ke-75 Kemerdekaan RI.

“Si Abah kini sudah kembali merdeka, pulang ke habitatnya di Gunung Sawal,” katanya.

Si Abah dan sanak keluarganya sesama macan tutul penghuni hutan Suaka Margsatwa Gunung Sawal, menurut Ilham, merupakan satwa kunci pengendali ekosistem Gunung Sawal. Berada di puncak rantai makanan.

Si Abah dan keturunannya menjadi pengendali populasi babi hutan dan monyet yang sering dianggap hama oleh petani. Ketika populasi macan tutul sebagai predator babi hutan terancam, tentu populasi babi hutan akan berkembang biak tumbuh tak terkendali.

“Dan yang penting, bagi kami si Abah adalah ikon. Semangat memperjuangan Gunung Sawal menjadi kawasan konservasi, seperti taman nasional,” ujar Ilham. (Andri M Dani/Tribun Jabar)

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Si Abah Ditemukan Tinggal Kerangka, Jasad Macan Tutul Penguasa Hutan Gunung Sawal Itu Diawetkan

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas