Kronologi Tragedi di Pantai Payangan Jember, Diduga Ritual untuk Menenangkan Diri
Ritual di Pantai Payangan Jember memakan korban, rombongan berjumlah 24 orang, 10 meninggal dunia, 3 luka-luka, 1 hilang.
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM- Musibah terjadi di Pantai Payangan, Dusun Watu Ulo, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, 01.00 WIB, Minggu (13/2/2022).
Musibah ini terjadi lantaran beberapa orang diantara rombongan dari padepokan Jamaah Tunggal Jati Nusantara melakukan meditasi atau ritual di laut.
Dilaporkan, rombongan berjumlah 24 orang.
20 orang diantara rombongan melakukan meditasi di laut, 13 orang terseret ombak, 10 diantaranya meninggal dunia, 3 diantaranya luka-luka, 1 hilang, dan sisanya korban selamat.
Kronologi
Rombongan berjumalah 24 orang berangkat ke Pantai Payangan dari kota Jember menggunakan 3 kendaraan.
Mereka tiba di Pantai Payangan menjelang Minggu dini hari, sekitar pukul 23.00 WIB.
Rombongan yang dipimpin oleh seorang guru spiritual dari padepokan Jamaah Tunggal Jati Nusantara ini bertujuan untuk melaksanakan ritual.
Bentuk meditasinya berupa merendam diri di laut.
Ritual dimulai sekitar pukul 01.30 WIB.
Baca juga: BREAKING NEWS: Ritual Berujung Maut di Pantai Payangan Jember, 23 Warga Terseret Ombak
Mereka melakukan ritual di laut sambil bergandengan tangan bersama.
Dari 24 orang memang tidak semuannya turun ke laut, hanya 20 orang yang mengikuti, dan 4 orang lainnya menunggu di parkiran.
Menurut keterangan Kapolres Ambulu AKBP Hery Purnomo, insiden tersebut terjadi pada pukul 01.00 WIB dini hari tadi.
"Jadi kami sampaikan, tadi malam kurang lebih pukul 01.00 telah terjadi wisatawan yang tenggelam, mereka sedang melaksanakan ritual yang kegiatannya dilaksanakan di pinggir pantai," kata Hery, Minggu (13/2/2022) dikutip dari tvOneNews.
Saat melakukan ritual di laut tiba-tiba ombak besar datang dan menyeret 13 orang.
"Namun karena ritual terlalu dekat dengan ombak, maka saat ombak besar datang akhirnya mereka tidak bisa menyelamatkan diri dan tergulung ombak," kata Hery.
"20 diantara yang melakukan ritual, 10 orang ditemukan meninggal dunia, 9 orang selamat dan 1 belum ditemukan," tambahnnya.
Ritual ini dipimpin oleh guru spiritual, sementara ini sedang menjalani perawatan untuk kemudian selanjutya akan dimintai keterangan terkait penyelidikan.
"Terakit ritual kami belum tahu, tapi berdasarkan informasi dari masyarakat ritual untuk menenangkan diri, tapi nanti pastinya akan kami kembangkan lagi maksut dari ritual tersebut," kata Hery.
Sebelumnya, proses pencarian dilakukan Tim gabungan, TNI-Polri, TIM SAR dan relawan.
Korban yang mengalami luka-luka ditemukan dalam keadaan kritis dan tidak sadarkan diri, namun ketika dilakukan pertolongan pertama akhirnya mereka dapat diselamatkan.
Mereka ditemukan 1 Km dari lokasi mereka melakukan meditasi.
Kemudian dilarikan ke rumah sakit atau puskesmas terdekat.
(Tribunnews.com/MilaniResti)