Fakta-fakta Ritual Maut di Pantai Payangan Jember: Ada Korban Polisi hingga Peringatan Ombak Tinggi
Berikut fakta-fakta yang menyelimuti ritual berujung maut di Pantai Payangan Jember dari adanya korban polisi hingga peringatan ombak tinggi.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Inza Maliana
“Bilangnya cuma mau pergi ke pantai dan tidak bilang kalau ada ritual,” ujar Diana.
Selain itu, Diana juga mengakui jarang tinggal satu rumah dengan suaminya karena bedanya lokasi dinas.
Diketahui, Diana berdomisili dan bekerja di Probolinggo dan suaminya berdinas di Bondowoso.
“Selama ini gak ada yang aneh sama suamiku,” ujar Diana.
Beranggotakan Berbagai Orang yang Memiliki Masalah
Penyelidikan dari Polres Jember terkait ritual ini diungkapkan oleh Kapolres Jember, AKBP Hery Purnomo.
Hery mengatakan, awal dari dilakukannya ritual yang berujung maut ini adalah pengobatan dilakukan secara spiritual.
Kemudian, menurutnya, orang-orang yang mengikuti ritual tersebut memiliki berbagai masalah dari sakit karena ilmu hitam hingga soal ekonomi.
“Ini awalnya untuk melakukan pengobatan secara spiritual. Karena yang datang itu ada yang sakit secara fisik dan psikis, sehingga ingin sembuh, ada yang punya masalah ekonomi, juga ada yang punya masalah keluarga,” jelas Hery.
Selain itu, Hery juga menjelaskan bahwa mereka juga melakukan pengajian dan setiap harinya diikuti oleh 20-30 orang yang dilakukan di rumah ketua Kelompok Tunggal Jati Nusantara, Nurhasan.
Lantas dalam penyelidikan sementara yang dilakukan pihaknya, Hery menuturkan tidak ada yang keliru dari bacaan yang dibaca.
Bacaan itu seperti beberapa surat dalam kitab suci dan bacaan dalam Bahasa Jawa.
Sehingga untuk memastikan kelompok pimpinan Nurhasan ini menyimpang atau tidak, pihaknya pun memerlukan keterangan saksi.
Sudah Diperingatkan soal Ombak Tinggi