Gempa M 5,1 Guncang Timur Laut Ruteng NTT, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
Gempa dengan kekuatan magnitudo 5,1 mengguncang timur laut Ruteng, Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Selasa (22/2/2022) dini hari.
Penulis: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Gempa dengan kekuatan magnitudo 5,1 mengguncang timur laut Ruteng, Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Selasa (22/2/2022) dini hari.
Gempa terjadi pukul 01.16 WIB.
Pusat gempa berada di 66 km timur laut Ruteng dengan kedalaman 10 km.
BMKG menyatakan gempa ini tidak berpotensi tsunami.
"#Gempa Mag:5.1, 22-Feb-22 01:16:56 WIB, Lok:8.05 LS,120.66 BT (66 km TimurLaut RUTENG-MANGGARAI-NTT), Kedlmn:10 Km, tdk berpotensi tsunami #BMKG," tuli @infoBMKG.
Sebelumnya, gempa dengan kekuatan lebih besar terjadi di wilayah NTT pada Senin malam pukul 19.35 WIB.
Berdasarkan info Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) yang diterima Tribunnews.com, gempa bumi tercatat terjadi di titik koordinat 8.12 LS 120.70 BT, di kedalaman 10 Km.
Baca juga: UPDATE Gunung Api Status Level 3 Siaga: Gunung Merapi Alami 31 kali Gempa Guguran
Gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
Melalui akun Twitternya, BMKG menyebutkan ada delapan daerah yang turut merasakan guncangan tersebut, yaitu:
- Labuan Bajo MMI III;
- Maumere MMI III;
- Ende MMI III;
- Soa MMI III;
- Ruteng MMI III;
- Waingapu MMI III-II;
- Bima MMI III-II;
- Dompu MMI III-II.
Apa itu MMI?
Dikutip dari laman resmi bmkg.go.id, MMI adalah singkatan dari Modified Mercalli Intensity.
Skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi yang diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama Giuseppe Mercalli pada tahun 1902.
Skala Mercalli terbagi menjadi 12 pecahan berdasarkan informasi dari orang-orang yang selamat dari gempa tersebut dan juga dengan melihat serta membandingkan tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut.
I MMI: Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang.
II MMI: Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
III MMI: Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
IV MMI: Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
V MMI: Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
VI MMI: Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.
VII MMI: Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.
Baca juga: Cilegon Berpotensi Kena Gempa Bumi dan Tsunami, Kemenperin: Kita Minimalisasi Dampak dengan Mitigasi
VIII MMI: Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.
IX MMI: Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.
X MMI: Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
XI MMI: Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.
XII MMI: Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.
(Tribunnews.com/Milani Resti)