Kisah Mempelai Pengantin di Ponorogo Pilih Mas Kawin Minyak Goreng Saat Menikah di Tanggal Cantik
Tak hanya mengabadikan tanggal cantik 22-02-2022 sebagai hari pernikahan, seorang pria di Ponorogo seolah terinspirasi kelangkaan minyak goreng.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra
TRIBUNNEWS.COM, PONOROGO - Tak hanya mengabadikan tanggal cantik 22-02-2022 sebagai hari pernikahannya, seorang pria di Ponorogo Jawa Timur seolah terinspirasi momen kelangkaan minyak goreng akhir-akhir ini.
Mengapa?
Ya, pria bernama Supadi (60) ini memilih memberikan mas kawin berupa minyak goreng saat menikahi Sumariati (54).
Baca juga: Operasi Pasar Minyak Goreng di Lampung Ricuh, Ibu Rumah Tangga Pingsan, Penjarahan Tak Terhindarkan
Baca juga: Tanah Longsor Landa Kecamatan Ngrayun Ponorogo, Tembok Rumah Warga Sampai Jebol
Warga Kecamatan Sooko, Ponorogo tersebut mengikat janji suci dengan mas kawin minyak goreng 1 liter.
Ijab kabul yang dilakukan di rumah pengantin wanita di Desa Suru, Kecamatan Sooko tersebut berlangsung khidmat.
Pengantin wanita tampak bahagia dan cantik dengan balutan baju kebaya bernuansa ungu.
Sedangkan pengantin pria nampak semakin gagah mengenakan batik dengan warna senada.
Pasangan duda dan janda mati itu tak bisa menutupi rasa bahagia dan haru yang terlukis di raut wajah kedua mempelai.
Saking gembiranya pengantin pria, Supadi harus mengulang ijab kabul sampai tiga kali.
Setelah kesempatan pertama dan kedua gagal, kesempatan ijab Kabul terakhir diucapkan Supadi dengan lancar.
Sontak hadirin undangan yang ada di ruangan tersebut menyambutnya dengan tepuk tangan riuh, dan gelak tawa bersahutan.
Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Sooko, Meky Hasan mengatakan di Kecamatan Sooko hanya ada 1 pasangan yang menikah.
Kepada Meky pasangan Supadi dan Sumariati berharap pernikahannya bisa membawa perubahan keberkahan dalam rumah tangga.
"Pengantin pria juga memberi minyak goreng sebagai emas kawin dan juga uang tunai sebesar Rp 1 juta," kata Meky.
Di Ponorogo, saat ini keberadaan minyak goreng sangat langka dan menjadi barang berharga, bahkan menjadi buruan emak-emak.
"Minyak goreng ini dibutuhkan dalam rumah tangga. Filosofi walaupun sederhana tapi bermanfaat," lanjutnya.
Meky menjelaskan pagelaran pernikahan dalam masa Pandemi Covid-19 ini diperbolehkan jika memang sudah memenuhi protokol kesehatan yang ditetapkan.
Mulai dari jaga jarak, menyediakan hand sanitizer dan tempat cuci tangan serta sabun, dan semua undangan harus menggunakan masker.
Operasi Pasar Minyak Goreng Ricuh
Saat pasangan pengantin tersebut berbahagia, di tempat lain di Bumi Reog ternyata terjadi kericuhan gara-gara minyak goreng.
Operasi pasar minyak goreng di Ponorogo terlihat tak kondusif.
Suasana antrean di operasi pasar minyak goreng di Paseban Alun-alun (depan kantor Bupati Ponorogo) diabadikan warga melalui video dan foto hingga viral.
Warga terlihat saling adu dorong.
Kabarnya, awal kericuhan ini diduga berawal dari mundurnya jadwal.
Seharusnya operasi pasar minyak goreng di Paseban, Alun-alun Ponorogo itu dibuka pada pukul 08.30 WIB. Namun ternyata baru dimulai pukul 09.30 WIB.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menyebut operasi minyak goreng murah di Paseban Alun-alun Ponorogo dilakukan untuk mengatasi mahalnya kebutuhan pokok di pasaran.
Ia mengakui adanya keterlambatan pelaksanaan pasar murah yang sedianya berlangsung pukul 08.30 menjadi 09.30 WIB.
"Memang kita agak terlambat ada mobil yang mogok di Saradan, kerumunan sudah datang, minyak baru datang," ujarnya, Selasa (22/2/2022).
Menurut Sugiri, pihaknya menyediakan 6000 liter yang dibagi di 4 titik pelaksanaan pasar murah, yakni di Paseban Alun-alun Ponorogo, Kecamatan Kauman, Sawoo, dan Pulung.
"Paseban sebanyak 3.000 liter. Sedangkan tempat lain masing-masing 1.000 liter," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Lepas Masa Duda di Tanggal Cantik, Pria Ini Nikahi Janda Ponorogo dengan Mas Kawin Minyak Goreng,
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.