Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polisi Usut Kasus Pre-Order Fiktif Minyak Goreng

Kapolsek Cileunyi, Kompol Wahyo, mengatakan setidaknya sudah dua korban yang melaporkan kasus ini ke Polsek Cileunyi.

Editor: cecep burdansyah
zoom-in Polisi Usut Kasus Pre-Order Fiktif Minyak Goreng
Situs resmi SIMP
Bimoli adalah satu diantara merek minyak goreng yang diproduksi PT Salim Ivomas Pratama (SIMP). 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Polisi terus melakukan pengusutan terhadap kasus dugaan penipuan penjualan minyak goreng dengan sistem pre-order yang terjadi di Kabupaten Bandung dan sekitarnya.

Puluhan korban mengaku tertipu dan mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah. Total kerugian para korban diperkirakan mencapai Rp 1,6 miliar.

Kapolsek Cileunyi, Kompol Wahyo, mengatakan setidaknya sudah dua korban yang melaporkan kasus ini ke Polsek Cileunyi.

Pelapor pertama mengaku menderita kerugian Rp 50 juta, sementara pelapor kedua mengaku mengalami kerugian hingga Rp Rp 193 juta. 

"Pemanggilan terlapor, rencananya besok, hari Jumat. Mudah-mudahan hadir," ujar Wahyo, saat dihubungi Tribun Jabar melalui telepon, Kamis (24/20)

Sebelumnya diberitakan puluhan ibu-ibu di Bandung menjadi korban penipuan yang diduga dilakukan IR, warga Panyileukan, Kota Bandung.

Dalam aksinya, IR menjual minyak goreng murah dengan sistem pre-order. Para pembeli menyetorkan lebih dahulu uangnya dan barang dikirim belakangan.

BERITA REKOMENDASI

Ayu Ratna, salah seorang korban, mengaku tergiur membeli minyak goreng ini karena harganya yang jauh di bawah harga pasar.

Ia percaya karena lantaran melihat tetangganya yang sudah lebih dulu berlangganan kepada IR tidak mendapatkan masalah. 

"Saya kenal (IR) dari tetangga sebelah rumah, karena saya lihat sebelah rumah saya lancar-lancar saja pengirimannya sampai berapa ratus karton. Itu sebabnya kemudian saya coba ikutan," ujar warga Cibiru Hilir, Kabupaten Bandung, ini saat dihubungi Tribun melalui sambungan telepon, Rabu (23/2). 

Sampai pemesanan pertama, kata Ayu, semua berjalan lancar dan pesanan tiba tepat waktu. Namun, pada pemesanan berikutnya barang yang dipesan tak pernah sampai.

"Pengirimannya ketunda terus, alasannya karena nunggu dari gudangnya kosong, terus dia bilang dananya mau dikembalikan," ucapnya. 

Ayu mengaku sudah berulangkali berusaha menemui IR dengan mendatangi rumahnya di kawasan Panyilekan, Kota Bandung. Namun, IR tak pernah ada. 

"Kami curiga dia sedang mencari mangsa ke daerah lain supaya bisa nutupi ke korban yang di sini," katanya. 

Ayu mengatakan, sejauh ini total ada 22 orang yang menjadi korban IR termasuk dirinya. Besar kerugiannya bervariasi.

"Paling besar sampai ratusan juta. Pokoknya, utang pelaku kepada ke-22 korban, totalnya sampai Rp 1,6 miliar. Korban rata-rata orang sini (Bandung), paling jauh itu di Garut, di Limbangan," ujarnya.

Ayu mengaku sudah melaporkan kasus ini ke Polsek Cileunyi. 

"Kami sudah lapor ke Polsek Cileunyi bareng sama yang lain, lima orang. Ada juga yang lapor ke Polsek Limbangan. Pelaku sempat datang satu kali pas panggilan, selanjutnya tidak datang lagi, menghilang," katanya.

Kemarin, rumah IR di Panyileukan terlihat tak berpenghuni. Kusnandar, tetangga IR, mengatakan rumah itu memang sudah beberapa waktu ditinggalkan pemiliknya.

Ia juga mengatakan, setidaknya sudah ada dua orang yang datang mencari IR ke rumahnya. "Sama, nanyain dia (IR). Sudah lama tidak kelihatan (IR)," ujar Kusnandar.

Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Ibharim Tompo, mengatakan semua aduan dari masyarakat, pada prinsipnya akan selalu mereka tindaklanjuti, tak terkecuali kasus dugaan penipuan penjualan minyak goreng dengan modus pre-order yang terjadi di Bandung.

Menurutnya, ada pidana yang bisa diterapkan kepada masyarakat yang melakukan penimbunan atau penipuan.

"Dengan kewenangan yang ada, kita melakukan pengawasan terkait dengan kondisi itu," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, kemarin.

Ditemui saat menghadiri acara vaksinasi di Katapang, Kabupaten Bandung, kemarin, Kapolresta Bandung, Kombes Pol Kusworo Wobowo, mengatakan warga sebaiknya selalu berhari-hati dengan madel transaksi seperti ini.

Jangan mudah tebujuk harga murah lalu melakukan pembelian dalam jumlah banyak, apalagi belinya dari pihak-pihak yang tidak jelas.

"Rawan terjadi penipuan," ujarnya.

Kapolresta juga memastikan, stok minyak goreng di Kabupaten Bandung sejauh ini masih aman.

"Tidak perlu terjadi panic buying, atau keresahan, sehingga harus beli dalam jumlah besar dan sebagainya, itu tak perlu," ujarnya. "Silakan beli secara biasa, di tempat-tempat yang sudah resmi." (nazmi abdurahman/lutfi a mauludin)

Baca juga: Modus Pre-Order Minyak Goreng Fiktif, Puluhan Ibu-ibu Jadi Korban, Kerugian Miliaran

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas