Kasus Penyerangan KKB di Beoga: Evakuasi Terkendala Cuaca Buruk hingga Persiapan Penanganan Jenazah
Berikut update terkait kasus penyerangan oleh KKB di Beoga, Papua di mana evakuasi terkendala cuaca buruk hingga persiapan penanganan jenazah.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Wahyu Gilang Putranto

TRIBUNNEWS.COM - Evakuasi yang dilakukan terhadap delapan korban penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua terkendala cuaca buruk akibat hujan deras dan awan tebal
Dikutip dari Tribun Papua, evakuasi direncanakan akan dilakukan pada Minggu (6/3/2022) pukul 06.00 WIT.
Diketahui skenario evakuasi dilakukan dari tim yang terdiri dari TNI dan Polri.
Kemudian ketika berhasil dilakukan evakuasi, kedelapan jenazah akan dibawa ke RSUD Mimika.
“Kita masih menunggu perkembangan cuaca hari ini, karena laporan dari lokasi sangat tidak memungkinkan untuk evakuasi,” ujar Kepala Ops Damai Cartenz, Kombes Pol Muhammad Firman melalui pesan singkat kepada Tribun-Papua.com.
Baca juga: Salah Satu dari 8 Korban Penembakan KKB Ternyata Anak Kepala Suku, Bertugas Sebagai Pendamping
Baca juga: Anaknya Jadi Korban, Kepala Suku Puncak Papua Kutuk Keras Aksi KKB: Jangan Datang Lagi
Berdasarkan pantauan timnya, hingga saat ini cuaca di TImika dan sekitarnya masih mendung dan beberapa bagian diselimuti awan tebal.
Selain itu di beberapa wilayah di Kabupaten Mimika serta di daerah Puncak juga masih turun hujan yang sangat deras.
Sementara rencana proses evakuasi akan dilakukan dengan menggunakan tiga helikopter, dengan personel dua tim evakuasi dan satu tim pengamanan.
Adapun kedelapan jenazah yang akan dievakuasi antara lain bernama Bona Simanulang, Bili Gadi Balien, Renal Tagase, Bebi Tabuni, Jamaludi, Eko Satiansyah, Syahril Nurdiansyah, dan Ibo.
Persiapkan 12 Tim Medis dan Ahli Pemulasaran

Masih dikutip dari Tribun Papua, pihak RSUD Mimika sebagai tempat untuk menangani kedelapan jenazah korban penembakan dari PT Palapa Telematika oleh KKB telah mempersiapkan 12 tim medis termasuk dokter untuk ahli pemulsaran.
Hal ini dikatakan oleh Humas RSUD Mimika, Lucky Mahakena.
“Total ada 12 tim yang terdiri empat dokter yang kami siapkan untuk menangani jenazah didukung dua meja, sehingga masing-masing meja akan ditangani oleh enam orang tim medis untuk pemulasaran jenazah,” kata Lucky, Minggu (6/3/2022).
Baca juga: Cuaca Buruk Menghambat Proses Evakuasi 8 Jenazah Korban Penembakan KKB di Distrik Beoga Papua
Dirinya menambahkan, pihak RSUD Mimika telah berkomitmen menangani pemulasaran jenazah sesuai SOP yang berlaku di bidang kesehatan serta berusaha maksimal membantu menyelesaikan para korban sesuai bidang kesehatan.
Lebih lanjut, kata Lucky, evakuasi delapan jenazah telah melakukan koordinasi dengan pihak TNI-Polri.
Hanya saja, hingga saat ini, kedelapan jenazah belum tiba karena kendala cuaca buruk.
Dirinya juga menginformasikan, evakuasi bakal dilakukan besok, Senin (7/3/2022).
“Namun kami baru dapat informasi resmi dari TNI-Polri bahwa hari ini batal melakukan evakuasi karena pertimbangan cuaca yang buruk sehingga evakuasi baru akan dilakukan Senin (7/3/2022) besok,” tuturnya.
Sementara sambil menunggu perkembangan evakuasi, delapan peti jenazah telah disiapkan oleh pihak perusahaan dan sudah berada di kamar jenazah.
“Jika sudah selesai pemulasaran jenazah, selanjutnya jenazah akan diserahkan ke pihak keluarga maupun pihak perusahaan untuk diberi penghormatan terakhir,” ujar Lucky.
Diberitakan sebelumnya, penyerangan dilakukan oleh KKB terhadap delapan karyawan Palapa Timur Telematika (PTT) ketika melakukan perbaikan Tower Base Transceiver Station (BTS) 3 Telkomsel di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua.
Penyerangan diketahui setelah seorang karyawan PTT menghubungi aparat keamanan lewat telepon pada Kamis (3/3/2022).
Hal itu diungkapkan oleh Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Musthofa Kamal.
“Penyerangan yang dilakukan oleh KKB terhadap karyawan Palapa Ring Timur Telematika (PTT) terjadi pada Rabu (2/3/2022) di Tower BTS 3 Telkomsel “CO 53M 756085 0585257” di wilayah Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, namun baru diketahui hari ini (Kamis, 3/3/2022),” kata Kamal.
Terdapat seorang saksi berinisial NS yang mengatakan, dirinya tidak berada di basecamp saat penyerangan terjadi.
Baca juga: Distrik Beoga Papua Dipastikan Aman dan Kondusif Pasca Penembakan KKB yang Tewaskan 8 Karyawan PTT
Namun ketika kembali, dirinya menemukan kedelapan rekannya sudah meninggal dunia.
“Melihat rekan-rekannya sudah tidak bernyawa, sekira pukul 13.00 WIT dan saksi meminta bantuan penyelamatan melalui CCTV Tower BTS 3. Kemudian pukul 16.00 WIT baru termonitor di CCTV Pusat PTT di Jakarta,” jelasnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Papua/Marselinus Labu Lela/Paul Manahara Tambunan)
Artikel lain terkait KKB di Papua