VIRAL Video Mahasiswa Selesaikan Skripsi dalam 2 Bulan dan Dapat Predikat Sangat Baik, Ini Kisahnya
Viral sebuah video yang memperlihatkan mahasiswa mampu untuk menyelesaikan skripsi dalam dua bulan dan mendapat predikat yang sangat baik.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Sementara ketika ditanya proses pengerjaan skripsi dalam waktu singkat tersebut, Abdul mengaku telah menyicil sejak melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Samarinda.
Selain itu, ia mengatakan bahwa objek penelitian yang dirinya pilih juga sama dengan tempat melakukan PKL.
Baca juga: VIRAL Video Pria Tewas Ditembak Polisi di Sumenep, Ternyata Pelaku Begal, Stres Ditinggal Istri
Ditambah, menurutnya, memilih objek penelitan yang sama dengan tempat melakukan PKL membuat skripsi menjadi lebih mudah karena sudah mengetahui permasalahannya.
“Selama tiga bulan PKL, aku sudah melakukan observasi awal, jadi udah tahu nih permasalahan tentang kondisi yang bakal aku teliti itu gimana.”
“Setelah itu, untuk mendapatkan data-datanya akan lebih mudah karena aku sudah banyak dikenal di kantor tersebut,” jelas Abdul saat melakukan wawancara via WhatsApp.
Abdul juga mengungkapkan ketika telah melakukan seminar proposal, dirinya mengaku tidak mendapatkan terlalu banyak revisi dari dosen pembimbing.
“Waktu itu alhamdulilahnya, revisianku gak terlalu banyak, setelah itu bimbingan beberapa kali, dan di acc untuk lanjut penelitian.”
Selanjutnya setelah syarat-syarat agar dapat melakukan ujian skripsi, Abdul pun sampai ke tahap tersebut.
Lalu ketika ditanya perasaannya saat menghadapi ujian skripsi, dirinya mengakui sama dengan mahasiswa lain yang akan melakukannya seperti takut, cemas, tegang.
“Untuk perasaan saat ujian skripsi, pastinya sama sih kayak yang dirasakan sama orang-orang yang telah melakukan sidang skripsi seperti takut, cemas, tegang, itu pasti,” ceritanya.
Abdul juga mengungkapkan proses pengerjaan skripsinya tidak luput dari kesulitan.
Ia mengakui sempat mengalami kesulitan seperti lokasi penelitian yang jauh dari tempat tinggal, narasumber yang terkadang sulit ditemui, hingga masih adanya pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19 yang masih ada ini, kata Abdul, memaksa lokasi yang dijadikan tempat penelitian harus melakukan work from home (WFH) sehingga semakin sulit menemui narasumber.
Ditambah dari pihak kampus, cerita Abdul, yaitu pihak dosen pembimbing terkadang tidak datang ketika akan melakukan bimbingan dengannya meski sudah mengagendakan untuk bertemu