Kronologi Bidan dan Anaknya Dibunuh Tunangan Hingga Jasadnya Dibuang di Kolong Jembatan Tol Semarang
Kepolisian berhasil mengungkap kasus pembunuhan ibu dan anak yang jasadnya ditemukan di bawah jembatan Tol, Semarang, Jawa Tengah.
Penulis: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Kepolisian berhasil mengungkap kasus pembunuhan ibu dan anak yang jasadnya ditemukan di bawah jembatan Tol KM 425 Susukan, Kelurahan Pudakpayung, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Terungkapnya kasus pembunuhan tersebut berawal saat warga menemukan sesosok jasad wanita di lereng tepatnya berada di bawah Jembatan Tol Susukan 425, Minggu (13/3/2022) pukul 07.00 WIB.
Saat ditemukan jasad wanita tersebut dalam kondisi tertutup sarung dan kondisi terikat.
Selain itu, jasad pun sudah mengeluarkan bau busuk.
Tim inafis Polrestabes Semarang pun langsung mendatangi loksi kejadian untuk melakukan identifikasi.
Selanjutnya, jasad wanita tanpa identitas tersebut dibawa ke rumah sakit untuk kepentingan autopsi.
Kepolisian pun bergerak cepat melacak identitas korban melalui media sosial.
Polisi menyebar barang bukti milik korban berupa pakaian dan cincin di media sosial Tik-Tok dan Instagram melalui akun resmi @jatanras jateng id.
Baca juga: Penampakan Mobil Lancer Ini Digunakan untuk Buang Mayat Ibu dan Anak di Tol Semarang
Tak lupa, polisi juga meminta bantuan akun-akun berfollowers ratusan ribu untuk ikut me-repost postingan ciri-ciri korban.
Upaya tersebut pun membuahkan hasil, setelah ada akun Henri P Karisma menghubungi admin Instagram @jatanras jateng id, Selasa (15/3/2022).
Properti korban yang diposting polisi ada kemiripan dengan pakaian dari salah satu keluarga netizen yang hilang.
Henri lalu datang ke Subdit 3 Jatanras Polda Jateng dan menerangkan temuan mayat perempuan tersebut sesuai dengan identitas korban Sweetha Kusuma Gatra.
Dari keterangan saksi itu, polisi terus menggali data korban kepada saksi.
Selanjutnya tim Resmob subdit 3 Jatanras Polda Jateng melakukan penyisiran dan pencarian ulang di tempat lokasi kejadian.
Hasilnya, polisi menemukan jasad bocah laki-laki berinisial MFA (5) di sekitar lokasi penemuan jenazah Sweetha Kusuma Gatra, Rabu (16/3/2022).
Baca juga: Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Semarang Terungkap Berkat Media Sosial, Berikut Kronologinya
Jasad MFA ditemukan berjarak sekira 50 meter dari temuan mayat pertama.
Diketahui kedua korban merupakan ibu dan anak.
Setelah mengetahui identitas korban, polisi pun langsung melacak pelaku pembunuhan ibu dan anak tersebut
"Semua bukti mengarah ke orang terdekat korban atau pacar korban yakni Dony Christiawan Eko Wahyudi kemudian kami segera melakukan penangkapan," kata kata Dirreskrimum Polda Jateng Kombes Pol Djuhandani Rahardjo Puro saat ungkap kasus, Jumat (18/3/2022).
Pelaku ditangkap, Rabu (16/3/2022) malam di depan Mapolda Jawa Tengah.
Saat itu, pelaku yang merupakan warga Dusun Sumber Girang RT 1 RW 2,Sumber Girang, Lasem, Kabupaten Rembang tersebut hendak mengecoh petugas dengan membuat laporan polisi soal hilangnya korban.
"Iya, pelaku beralibi modusnya mau ikut membuat laporan kehilangan korban. Ketika di depan kantor Polda Jateng kami tangkap," kata Kombes Pol Djuhandani Rahardjo Puro.
Kronologi pembunuhan
Dari penangkapan pelaku tersebut, terungkap kronologi pembunuhan ibu dan anak tersebut.
Menurut Rahardjo, pelaku adalah pekerja nakes di sebuah rumah sakit di Kota Semarang.
Korban dan pelaku sudah saling kenal sejak Oktober 2021 atau enam bulan lalu.
Mereka saling kenal lantaran sama-sama menjadi petugas vaksinator.
Mereka berdua kemudian sudah saling dekat.
Bahkan pelaku sempat meminang korban untuk dijadikan istri.
Padahal pelaku Dony juga masih berstatus memiliki seorang istri dan satu anak.
"Iya, pelaku sempat melamar korban ke pihak keluarganya," katanya.
Lantaran sudah berhubungan dekat itulah, korban Sweetha percaya menitipkan anaknya kepada korban.
Pelaku tega menghabisi nyawa ibu dan anaknya secara bergiliran.
Motif pelaku membunuh korban MFA lantaran sering nakal.
Baca juga: Geger Temuan Tengkorak Anak Tak Jauh dari Lokasi Mayat Suwita di Bawah Tol Semarang-Solo
Pembunuhan terhadap anak itu dilakukan di rumah pelaku di Kota Semarang.
Korban MFA disiksa dengan cara dipukuli, tak dikasih makan, lalu disekap di kamar sehingga kelaparan dan mati lemas.
"Habis itu korban dibuang di bawah tol dengan tubuh telanjang pada Minggu, 20 Februari 2022," katanya.
Selang beberapa hari kemudian, Sweetha mendesak pelaku agar mempertemukan dengan anaknya.
Pelaku yang panik kemudian meminta korban untuk datang ke Kota Semarang.
Mereka kemudian bertemu di exit tol Sukun, Banyumanik.
Dari Terminal Sukun, mereka berdua datang ke sebuah hotel di Jalan Dr Wahidin, Kota Semarang.
Ketika di hotel itu, kebetulan korban melambaikan tangan dengan seorang pria.
Pelaku sempat menanyakan kepada korban siapa pria itu.
Hal itulah menjadi alibi pelaku untuk menghabisi korban.
Rahardjo menyebut, ada dua motif pelaku membunuh korban Sweetha.
Pertama karena sakit hati atau cemburu karena tersangka dibandingkan dengan teman laki-laki lain dari korban.
Tersangka juga ketakutan karena didesak korban ingin bertemu dengan anak korban yang telah dibunuh.
Di dalam hotel itu, korban mencekik leher korban hingga lemas dan tidak bergerak.
Kemudian dijerat menggunakan kerudung hingga meninggal dunia.
Pelaku kemudian membungkus korban dengan sarung dan dimasukan ke dalam mobil tersangka.
Ketika itu tersangka menggunakan mobil miliknya berupa sedan Mitsubishi Lancer warna hijau lemon pelat K1322BD.
Baca juga: Identitas Mayat Wanita dalam Sarung di Bawah Jembatan Tol Semarang-Solo Terungkap, Ini Sosoknya
Korban ditaruh di jok belakang kemudian dibuang di bawah jembatan jalan Tol Semarang-Ungaran, KM 425 pada Senin, 7 Maret 2022.
Proses pembuangan korban Sweetha persis sama dengan pembuangan korban MFA.
"Pelaku memilih membuang di tempat yang sama karena merasa aman. Tempat pembuangan korban MFA dan Sweetha atau ibu dan anak itu hanya berjarak 50 meter," jelasnya.
Atas perbuatannya pelaku dijerat pasal berlapis meliputi pasal 338 KUHPidana ancaman hukuman penjara 15 tahun.
Pasal 80 junto 76c tentang perlindungan anak dengan ancaman 15 tahun.
"Iya, ini masuk pembunuhan berencana, semisal ada hubungan dekat antara pelaku dan korban nanti ada hukuman tambahan 1/3 dari ancaman," ujarnya.
Pelaku dan korban bertunangan
Berdasarkan keterangan keluarga, korban Sweetha Kusuma dan pelaku Dony Christiawan (DC) sudah bertunangan pada 2021 lalu.
"Sama DC (pelaku) itu tunangan. Tunangan lamaran itu, itu sama keluarga juga sudah dikenalkan," ujar Yuda Rahmanto, kakak sepupu korban saat dihubungi, Jumat (18/3/2021) dilansir dari kompas.com.
Saat itu tunangan dilaksanakan di Yogyakarta.
Meski belum pernah bertemu langsung, namun menurut informasi dari keluarganya tidak ada gelagat yang mencurigakan dari DC.
"Bagus e, kalau saya sendiri sama DC itu malah belum pernah ketemu. Kalau kata om-om saya itu ya bagus orangnya, enggak aneh-aneh, katanya," ungkapnya
Korban Sweetha Kusuma Gatra juga diketahui merupakan anggota Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Ranting Sleman Tengah.
Semasa hidupnya, korban dikenal sebagai pribadi yang ceria dan mudah bergaul.
"Jadi, memang benar-benar membuat kita agak syok ya," kata Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Ranting Sleman Tengah Dwi Rahmawati, Kamis (18/03/2022) malam.
Dwi menyampaikan, korban bergabung ke IBI Sleman Tengah sejak Oktober 2021.
Korban bekerja di Rumah Sakit Mitra Sehat, Gamping, Sleman.
Pada 24 Februari 2022 lalu menjadi pertemuan terakhir Dwi dengan korban.
Saat itu korban masuk dalam tim vaksinator dalam kegiatan vaksinasi massal.
"Saya pribadi itu terakhir bertemu itu tanggal 24 Februari kemarin itu pada saat mereka bertugas sebagai tim vaksinator puskesmas kami. Waktu itu memang sedang melakukan vaksin massal kemudian ada bantuan vaksinator dari tim IBI nah itu di situ itu," tutur dia.
Dwi mengungkapkan, korban merupakan pribadi yang ceria dan mudah bergaul.
"Memang sebenarnya itu orangnya humble, ceria, dia itu sebenarnya orangnya supel, jadi enggak tahu kalau ternyata ada masalah di balik itu kita juga enggak tahu," ujar dia.
Sepengetahuan Dwi, korban memiliki dua orang anak.
Korban merupakan single parents.
"Harapannya dari IBI sendiri kasus ini bisa diusut secara tuntas. Jadi, benar-benar secara tuntas pelakunya itu diberikan hukuman yang sesuai. Dibuka seterang mungkin dan sejelas mungkin," kata dia. (Tribunjateng.com/ iwan Arifianto/ kompas.com/ Wijaya Kusuma)
Sebagian dari artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Cinlok Saat Vaksinasi Berujung Maut, Dony Habisi Ibu dan Anak Bergiliran Lalu Akting Kehilangan