Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sosok Dewa Peranginangin, Anak Bupati Langkat Diduga Siksa Tahanan di Kerangkeng sang Ayah, Kader PP

Berikut ini sosok Dewa Peranginangin, putra Bupati Langkat nonaktif yang diduga ikut menyiksa tahanan di kerangkeng manusia milik sang ayah.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Miftah
zoom-in Sosok Dewa Peranginangin, Anak Bupati Langkat Diduga Siksa Tahanan di Kerangkeng sang Ayah, Kader PP
Instagram @tioritarencanap.a/via KOMPAS.com
Dewa Peranginangin (kiri), anak Bupati Langkat nonaktif, Terbit Rencana Peranginangin (kanan). Dewa diduga terlibat aksi kekerasan di kerangkeng manusia milik sang ayah, berikut sosoknya. 

TRIBUNNEWS.COM - Inilah sosok Dewa Peranginangin, putra Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Peranginangin yang diduga terlibat penyiksaan di kerangkeng manusia milik sang ayah.

Dugaan ini muncul usai Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) melakukan pemeriksaan dan menemui ada empat korban mengalami jari tangan putus.

Keempatnya diketahui merupakan korban Dewa.

“Iya, DW atau DP (Inisial anak Terbit),” kata Wakil Ketua LPSK, Edwin Partogi, pada Kompas.com, Selasa (15/3/2022).

Lantas, siapakah sosok Dewa Peranginangin?

Putra Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Peranginangin, Dewa Peranginangin.
Putra Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Peranginangin, Dewa Peranginangin. (via Tribun-Medan.com)

Baca juga: Soal Kerangkeng Manusia, LPSK Ungkap Sosok Anak Bupati Langkat yang Disebut Punya Senjata Api

Baca juga: Kerangkeng manusia di Langkat: Penegakan hukum ‘berjalan lambat’ di tengah temuan keterlibatan aparat, mengapa polisi belum menetapkan tersangka?

Mengutip Wikipedia, ia adalah anak pertama Terbit Rencana dari dua bersaudara.

Dewa memiliki saudara perempuan bernama Ayu Jelita br Peranginangin.

Berita Rekomendasi

Menurut Edwin, Dewa menjabat sebagai Wakil Ketua dalam struktur pengurusan kerangkeng manusia.

Sementara, Terbit Rencana sebagai Ketua.

Saat ini, Dewa tengah menduduki jabatan sebagai Ketua Satuan Pelajar dan Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila (PP) Kabupaten Langkat periode 2017-2022, sebagaimana diberitakan Tribun-Medan.com.

Ia juga menjadi Bendahara SAPMA PP Sumatera Utara.

Kekejaman Dewa Peranginangin

Penjara manusia di rumah Bupati Langkat, Terbit Rencana Peranginangin.
Penjara manusia di rumah Bupati Langkat, Terbit Rencana Peranginangin. (H/O via TribunMedan)

Wakil Ketua LPSK, Edwin Partogi, mengklaim apa yang dilakukan Dewa Peranginangin termasuk kekerasan sadis.

Menurut Edwin, baru kali ini ia menemui aksi sesadis ini selama puluhan tahun dirinya bekerja.

"Semuanya sadis. Puluhan tahun saya berkerja, belum pernah menemukan kekerasan sesadis ini," ujar Edwin dalam konferensi pers, Rabu (9/3/2022), dikutip dari Tribun-Medan.com.

Baca juga: Polda Sumut Ungkap Sudah Ada Calon Tersangka Kasus Penyiksaan di Kerangkeng Bupati Langkat

Baca juga: Temuan LPSK: Bupati Langkat Dapat Keuntungan Lebih dari Rp 177 Miliar terkait Praktik Perbudakan

Ia mengatakan, ada tahanan kerangkeng yang mengalami jari putus lantaran dipukul menggunakan palu oleh Dewa.

Tak hanya itu, Dewa juga menyundut tahanan menggunakan api rokok.

Ia juga pernah meneteskan plastik yang sebelumnya sudah dibakar pada tahanan.

Bahkan, ada satu korban meninggal berinisial SG akibat kekerasan yang dilakukan anak sang bupati ini.

Masih Belum Juga Ditangkap

Dewa Peranginangin dan pelaku penyiksaan tahanan di kerangkeng milik Terbit Rencana hingga saat ini belum juga diamankan.

Bahkan, keberadaan Dewa saat ini belum diketahui.

"Para pelaku masih terlihat bebas berkeliaran dan masih dirasa sebagai ancaman bagi korban dan keluarganya," kata Wakil Ketua LPSK, Edwin Partogi, melalui rilis, Selasa (15/3/2022), dilansir Tribun-Medan.com.

Mengenai hal ini, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Hadi Wahyudi, buka suara.

Ia mengatakan pihaknya hingga saat ini masih mendalami kasus kekerasan di kerangkeng milik Terbit Rencana.

Baca juga: Update Kerangkeng Bupati Langkat: Daftar Hukuman Keji, Tahanan Disuruh Melakukan Hubungan Sejenis

Baca juga: Investigasi LPSK, Ada Penyiksaan di Kerangkeng Bupati Langkat, Korban Disundut Rokok hingga Disetrum

Hadi berjanji, pihaknya akan menginformasikan kepada masyarakat jika mendapati ada temuan fakta lain.

"Proses sidiknya masih terus berjalan hingga sekarang ini," kata Hadi melalui pesan singkat WhatsApp pada Tribun-Medan.com, Kamis (17/3/2022).

"Secepatnya kami update," pungkasnya.

Peran Oknum Polisi

Kondisi penjara yang berada di dalam rumah Bupati Langkat Terbit Rencana, Desa Raja Tengah, Kecamatan Kuala.
Kondisi penjara yang berada di dalam rumah Bupati Langkat Terbit Rencana, Desa Raja Tengah, Kecamatan Kuala. (TRIBUN MEDAN/HO)

Lima oknum polisi yang terlibat kasus kerangkeng manusia milik Bupati nonaktif Langkat, Terbit Rencana Peranginangin, sudah diperiksa pihak Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Senin (7/3/2022).

Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, mengungkapkan pihaknya memeriksa kelima oknum polisi tersebut selama sehari.

"Senin lalu tim kami pergi ke Medan melakukan pemeriksaan terhadap anggota kepolisian yang dalam keterangan yang kami dapat itu melakukan tindak kekerasan."

"Kami periksa lebih dari satu dari pagi sampai sore," kata Anam, Jumat (11/3/2022), dikutip dari Tribun-Medan.com.

Lima oknum polisi tersebut adalah AKP HS, Aiptu RS, Bripka NS, Briptu YS, dan Bripda ES.

AKP HS adalah suami dari adik Terbit Rencana.

Baca juga: Terungkap Tindakan Biadab di Kerangkeng Bupati Langkat, Penghuni Ditelanjangi hingga Minum Air Seni

Baca juga: Kapolda Sumut Janji Bakal Segera Umumkan Tersangka Kasus Tewas di Kerangkeng Bupati Langkat

Sementara itu, Aiptu RS dan Bripka NS berperan sebagai ajudan.

Lalu, Briptu YS bertugas menjemput penghuni kerangkeng yang kabur.

Kemudian, Bripda ES turut ikut menganiaya tahanan.

Diketahui, pemeriksaan dilakukan untuk mengungkap dugaan adanya kekerasan oleh polisi bayaran di kerangkeng manusia milik Terbit Rencana.

Kendati demikian, Anam tak menampik pihaknya melontarkan banyak kekerasan untuk menggali informasi lebih jauh.

"Jadi kita tanyakan siapa saja yang ada di sana, lalu ngapain ada di sana, apa ada keterlibatan lainnya dalam aktivitas lainnya seperti adanya kebun sawit di sana dan lainya."

"Kita perlu informasi lebih banyak untuk dapat melihat kasus ini lebih jauh," ujar Anam.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Tribun-Medan.com/Satia/Anugrah Nasution, Kompas.com/Tatang Guritno)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas