Puan Maharani Pimpin Forum Parlemen Dunia di Bali, Bahas Isu Perubahan Iklim
Ditunjuknya Bali sebagai tuan rumah perhelatan internasional menjadi momentum Indonesia berperan aktif menyelesaikan permasalahan global.
Editor: cecep burdansyah
![Puan Maharani Pimpin Forum Parlemen Dunia di Bali, Bahas Isu Perubahan Iklim](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/etua-dpr-ri-puan-maharani-sesi-konferevvv.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Masalah perubahan iklim dunia hingga konflik Ukraina dan Rusia turut dibahas sebagai bagian dari isu perdamaian dan keamanan dunia dalam event 144th Inter-Parliamentary Union (IPU) Assembly & Related Meetings di Westin, Nusa Dua, Bali yang diselenggarakan, 20-24 Maret 2022.
Ketua DPR RI, Dr (HC) Puan Maharani menyebutkan, ditunjuknya Bali sebagai tuan rumah perhelatan internasional ini menjadi momentum Indonesia berperan aktif menyelesaikan permasalahan global.
Dalam 144th Inter-Parliamentary Union (IPU) Assembly & Related Meetings diikuti 33 ketua parlemen dan 35 Wakil Ketua Parlemen, 1.000 peserta dari 132 negara itu yang persidangannya dipimpin langsung oleh Puan Maharani selaku tuan rumah.
"Indonesia dipercaya dunia internasional dianggap mampu, nyaman aman menyelenggarakan IPU. Ajang di Indonesia dapat mencapai keseluruhan resolusi terhadap masalah global untuk mendapatkan perhatian komunitas dunia," kata Puan dalam jumpa pers, di lokasi acara, Sabtu (19/3).
"Peran Indonesia untuk ikut dapat menyelesaikan dan mempengaruhi kebijakan dunia internasional diimplementasikan secara konkret. Bukan hanya membahas berbagai tantangan global saat ini, IPU juga harus menyampaikan bagamana Parlemen berkontribusi mencari solusinya. Dengan harapan hasil majelis IPU akan bermanfaat bagi masyarakat luas," sambungnya.
IPU ke-144 mengambil tema ‘Getting to Zero: Mobilizing Parliament to Act on Climate Change’. Isu perubahan iklim diambil sebagai tema besar yang akan dibahas karena menyangkut kelangsungan hidup dan keselamatan dunia.
Isu global lain yang dibahas, dijelaskan Puan, meliputi Pandemi COVID-19 termasuk mendorong pemerataan vaksin dunia, kesetaraan gender, demokrasi, hak asasi manusia, hingga perdamaian dan keamanan dunia.
"Perubahan iklim dan pandemi Covid-19, itu isu utamanya tentu saja agenda turunan dan saya juga membuka ruang diskusi mengikuti dinamika yang akan dibahas sesuai dengan aturan persidangan,” kata Puan.
Puan yang memimpin langsung rapat koordinasi untuk persiapan acara IPU ke-144 menyampaikan, IPU diagendakan dibuka Presiden Joko Widodo, Minggu (20/3) malam.
Event internasional pertama di Bali ini diharapkan membangkitkan citra Pulau Bali sekaligus membantu memulihkan perekonomian pariwisata di Pulau Dewata setelah cukup lama terdampak pandemi Covid-19.
Di pertemuan Excom, Puan juga mengusulkan agar IPU ke-144 turut membahas isu-isu yang tengah menjadi tantangan bersama.
Isu yang dinilai saat ini penting dibahas adalah terkait masalah keamanan dan perdamaian dunia menyusul konflik Rusia dengan Ukraina.
“Promosi perdamaian dan keamanan penting untuk menjadi perhatian bersama, dan bagaimana Parlemen berkontribusi dalam membangun kepercayaan di antara pihak-pihak yang berkonflik,” jelas Puan.
Presiden IPU Duarte Pacheco yang ikut dalam pertemuan Excom menyampaikan kegembiraannya untuk bisa datang ke Bali.
Terutama saat Bali kembali membuka pintu lebar untuk warga negara asing. Melalui pertemuan ini Pacheco berharap komunitas dunia lebih baik lagi dari resolusi permasalahan global.
Sehari menjelang pembukaan 144th IPU Assembly & Related Meetings, Puan RI bersama Duarte Pacheco dan Sekjen IPU Martin Chungong menanam pohon kelengkeng (Dimocarpus longan) di halaman Bali International Convention Center, Nusa Dua, Sabtu (19/3).
Duarte Pacheco mengatakan, penanaman pohon itu merupakan wujud komitmen IPU terhadap penanggulangan dampak perubahan iklim.
“Kami menanam pohon ini mencerminkan nilai-nilai yang menjadi dasar terselenggaranya sidang ini,” kata Pacheco.
Pacheco pun meminta setiap delegasi untuk menanam satu pohon di Bali selama penyelenggaraan sidang IPU ke-144.
Ia mengatakan hal tersebut merupakan perwujudan dari nilai-nilai yang diyakini seluruh delegasi IPU terhadap penanggulangan perubahan iklim.
“Setiap orang akan tahu kami pernah menginjakkan kaki di Bali, dan itu akan menjadi pengingat ketika kami kembali berkunjung ke pulau ini,” ujanya. (ian)
Baca juga: Selain Stok Masih Minum, Simpang-siur Harga Minyak Goreng Bikin Masyarakat Menjerit