Panen Padi M70 di Bali, Moeldoko: Itu Hasil Riset Saya, dalam 70 Hari Sudah Bisa Dipanen
Moeldoko, panen padi varietas M70 di Subak Pasekan Dlod Belang, Desa Singapadu Kaler, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali
Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Malvyandie
TRIBUNNEWS.COM, GIANYAR - Ketua Umum DPP Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Moeldoko ikut memanen padi varietas M70 di Subak Pasekan Dlod Belang, Desa Singapadu Kaler, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali pada Jumat (18/3/2022).
Ia menjelaskan, varietas M70 atau Moeldoko 70 ini merupakan hasil risetnya sendiri yang hanya memerlukan waktu 70 hari untuk bisa dipanen.
Artinya, unggul di usia panen dibandingkan varietas lain yang usia tanamnya sampai 110 hari.
"M itu Moeldoko, merupakan hasil riset saya. Dalam waktu 70 hari sudah bisa panen," ujar Moeldoko dalam keterangan yang diterima Senin (21/3/2022).
Baca juga: Soroti Harga Gabah yang Anjlok Jelag Panen Raya, DPR Minta Pemerintah Beri Solusinya
Kepala Kantor Staf Kepresidenan ini pun mengaku senang karena petani semakin percaya diri dengan adanya benih baru M70 ini.
"Hasilnya luar biasa. Tadi para petani sudah menghasilkan 9,3 ton (gabah). Mereka sangat bersemangat," ujar Moeldoko.
Menurutnya, dengan padi yang cepat panen maka semakin bisa kurangi resiko. Berarti ada perbedaan waktu tanam dan waktu panen, efisien tenaga kerja juga minim risiko hama dan hemat air.
Baca juga: 30 Hektare Lahan Sawah di Kabupaten Serang Banten Gagal Panen
Untuk wilayah Bali, Moeldoko melihat lahannya cocok ditanam varietas M70.
"Saya lihat sepintas cocok. Hama padi biasa bisa amblas. M70 masih kuat," ungkapnya.
Untuk rasa juga dipastikan lebih pulen sehingga diburu pelaku usaha kuliner.
"Rasanya enak, jadi kalau jualan ke warung ini paling disenangi. Padi biasa 1 Kg bisa jadi 10 piring nasi, M70 bisa jadi 12 piring. Warung banyak beli ini," ujarnya.
Hal senada diungkapkan petani yang lahannya dipanen, I Nyoman Suparta (52), warga Banjar Samu, Desa Singapadu Kaler, Kecamatan Sukawati.
Ia mengaku mulai nandur benih di lahan seluas 40 are miliknya sejak 25 Desember 2021 lalu.
"Masa tanam kira-kira 70 sampai 75 hari sudah siap panen. Padi sudah kuning, dibanding padi lain yang nanamnya barengan sekarang masih hijau," jelasnya.
Suparta juga merasakan peningkatan pendapatan sejak menanam varietas M70. Apalagi dengan adanya alat panen berteknologi. Kini, untuk 1 are, gabah yang berhasil dipanen sekitar 65 kg-70 kg.
"Ya ada lah peningkatan pendapatan, jerih payah kita di sawah bisa kita nikmati," jelasnya.
Ia juga mengungkapkan, setiap kali panen selalu berkomunikasi dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Singapadu Kaler.
"Sudah kerja sama BUMDes, kalau ada panen minta ke BUMDes. Jauh lebih efektif pakai alat ini. Ada operator khusus," jelasnya.
Diketahui pada kesempatan itu, Moeldoko juga melakukan demo aplikasi pupuk organik/pestisida nabati dengan menggunakan teknologi pertanian alat spray drone di Subak Kalangan Samu.
Selain itu ia menyerahkan alat pencacah sampah organik kepada kelompok pengelola sampah berbasis rumah tangga yaitu Kelompok Wanita Tani Bhakti Pertiwi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.