Selain Bangun Ibu Kota Negara, Destinasi Wisata Budaya di IKN Nusantara Juga Harus Dikembangkan
Pembangunan IKN Nusantara tidak cukup bidang fisik semata, namun juga perlu pembangunan potensi sosial budaya masyarakat
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Theresia Felisiani
Untuk itu, ia berharap dengan adanya IKN Nusantara tersebut tidak malah menciptakan persoalan baru di kemudian hari.
"Jangan ada gap atau jarak atau pertutup dalam membangun komunikasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam pembangunan IKN, semua stakeholder harus bersinergi dengan baik, kalau tidak terbuka dan belum tersosialisasi dengan baik," ujarnya.
"Terkait program pembangunan IKN, semua akan jadi mengambang, masing-masing pihak saling lempar tanggung jawab, sehingga masyarakat ikut-ikutan bingung, kapan percepatan pelaksanaan pembangunan IKN," katanya.
Rawat Budaya
Lebih lanjut, dengan seiring pembangunan IKN Nusantara, ia juga berharap agar sebaiknya seluruh stakeholder di dinas terkait baik di Pemda Kukar agar mulai berbenah dan menginventarisir potensi lokal yang bisa dijual kepada wisatawan yang nanti berkunjung ke IKN Nusantara.
"Karena bisa dikatakan potensi Borneo ini luar biasa untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata, tinggal bagaimana instansi terkait di Pemda Kukar mau mengelola dan membenahi secara profesional," kata Hasrulliansyah.
Ia juga menyebut beberapa tempat yang bisa dikembangkan sebagai destinasi wisata tersebut, antara lain; Prasasti Hindu Muara Kaman, Prasasti Islam Kutai Lama, Kawasan Istana Sultan Kutai Kartanegara, Museum Kukar, Desa/Kampung Budaya Dayak, Goa Jepang, Pulau Kumala, Wisata Agro, Wisata Budidaya Ikan Air Tawar.
"Kondisi saat ini, lokasi potensi destinasi wisata tersebut kurang diperhatikan, tidak dikelola dengan baik seperti destinasi wisata di Jawa, sehingga terkesan tidak tertata," ujarnya.
Baca juga: Kunjungi Titik Nol IKN, Gus Jazil: Tahun 2024 Kita Punya Ibu Kota Negara Baru
Terakhir, ia juga menyampaikan bahwa LSM Rumah Budaya Kukar saat ini, selain melakukan pemberdayaan kemandirian potensi ekonomi masyarakat lokal, juga memperkuat dan melestarikan keberadaan tanaman lokal yang mulai langka.
"Kita kembangkan agar jangan sampai punah. Sebaiknya, di kawasan Pusat Inti Pemerintahan IKN Nusantara ditanami tanaman khas Borneo, sehingga ciri khas kalimantan tetap dipertahankan. Apabila tanaman lokal khas tersebut bisa dipelihara, dan perusakan lahan akibat ilegal mining bisa diminimalisir, maka konsep forest city kawasan IKN bisa berjalan baik," tuturnya.