Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Selain Bangun Ibu Kota Negara, Destinasi Wisata Budaya di IKN Nusantara Juga Harus Dikembangkan

Pembangunan IKN Nusantara tidak cukup bidang fisik semata, namun juga perlu  pembangunan potensi sosial budaya masyarakat

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Selain Bangun Ibu Kota Negara, Destinasi Wisata Budaya di IKN Nusantara Juga Harus Dikembangkan
Biro Pers Sekretariat Presiden/MUCHLIS JR
Presiden Joko Widodo menggelar seremoni ritual Kendi Nusantara di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin (14/3/2022). Ritual tersebut mengumpulkan 34 tanah dan air yang dibawa gubernur se-Indonesia. Biro Pers Sekretariat Presiden/MUCHLIS JR 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumah Budaya Kutai, Hasrulliansyah Wachyuni, mengatakan bahwa pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara sangat baik dan bisa memberikan nilai manfaat kepada masyarakat.

Namun, perlu diiringi juga dengan kesiapan masyarakat lokal demi ikut menyongsong progres IKN ke depannya nanti.

"Yang menjadi problem utama adalah bagaimana kesiapan dan kemandirian masyarakat lokal menyikapi kepindahan IKN Nusantara ke wilayah Kaltim," kata Hasrulliansyah kepada wartawan Sabtu (23/4/2022).

Baca juga: Geliat IKN Nusantara, Kepala BIN: Pertemuan Keunggulan Baru dan Kearifan Lokal Sudah Dimulai

Tantangan besar ini menurutnya harus dijawab bersama-sama, sehingga jangan sampai masyarakat lokal justru terpinggirkan dengan adanya pembangunan IKN tersebut.

"Pembangunan IKN Nusantara tidak cukup bidang fisik semata, namun juga perlu  pembangunan potensi sosial budaya masyarakat," ujarnya.

Ia pun memberikan contoh, dari demografi Kalimantan bisa dilihat, bahwa jumlah penduduk di Kutai Kartanegara (Kukar) saat ini sekitar 700 ribu.

Dari jumlah itu, kemudian datanglah kaum urban dari luar Kalimantan Timur dengan jumlahnya bisa  10 kali lipat karena adanya pembangunan IKN Nusantara.

Berita Rekomendasi

"Ini akan menimbulkan problem sosial budaya pasca selesainya pembangunan IKN Nusantara," katanya.

Oleh sebab itu, ia pun memberikan pesan kepada Badan Otorita IKN yang bertindak mewakili pemerintah pusat, Pemda Kukar yang punya otonomi daerah, dan Tokoh Masyarakat harus bersinergi untuk bisa memikirkan hal itu.

Jangan sampai ada kepentingan ego sektoral, namun masing-masing dari unsur terkait harus terbuka dan mampu bertoleransi satu sama lain, sehingga kebijakan program pembangunan IKN bisa dinikmati atau mensejahterakan penduduk dan warga lokal.

"Penting sekali menjunjung nilai-nilai budaya, dengan sikap saling menghargai dalam mengambil kebijakan, atau memberi ruang toleransi kepada kearifan lokal untuk berkembang, akan lebih mempercepat program pembangunan IKN," ujarnya.

Baca juga: Dekan Unikarta Nilai IKN Nusantara Ciptakan Pemerataan Pembangunan di Kalimantan Timur

Dikatakan Hasrulliansyah, bahwa masyarakat Kalimantan khususnya Kutai Kartanegara adalah jenis kelompok yang sangat toleran dan membuka tangan terhadap adanya para pendatang dari luar daerah.

Bahkan kearifan lokal semacam itu sudah ada sejak era kepemimpinan Sultan Kartanegara Ing Martadipura.

"Masyarakat Kukar dengan budayanya yang terbuka sudah terbiasa menerima kaum pendatang," imbuhnya.

Untuk itu, ia berharap dengan adanya IKN Nusantara tersebut tidak malah menciptakan persoalan baru di kemudian hari.

"Jangan ada gap atau jarak atau pertutup dalam membangun komunikasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam pembangunan IKN, semua stakeholder harus bersinergi dengan baik,  kalau tidak terbuka dan belum tersosialisasi dengan baik," ujarnya.

"Terkait program pembangunan IKN, semua akan jadi mengambang, masing-masing pihak saling lempar tanggung jawab, sehingga masyarakat ikut-ikutan bingung, kapan percepatan pelaksanaan pembangunan IKN," katanya.

Rawat Budaya

Lebih lanjut, dengan seiring pembangunan IKN Nusantara, ia juga berharap agar sebaiknya seluruh stakeholder di dinas terkait baik di Pemda Kukar agar mulai  berbenah dan menginventarisir potensi lokal yang bisa dijual kepada wisatawan yang nanti berkunjung ke IKN Nusantara.

"Karena bisa dikatakan potensi Borneo ini luar biasa untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata, tinggal bagaimana instansi terkait di Pemda Kukar mau  mengelola dan membenahi secara profesional," kata Hasrulliansyah.

Ia juga menyebut beberapa tempat yang bisa dikembangkan sebagai destinasi wisata tersebut, antara lain; Prasasti Hindu Muara Kaman, Prasasti Islam Kutai Lama, Kawasan Istana Sultan Kutai Kartanegara, Museum Kukar, Desa/Kampung Budaya Dayak, Goa Jepang, Pulau Kumala, Wisata Agro, Wisata Budidaya Ikan Air Tawar. 

"Kondisi saat ini, lokasi potensi destinasi wisata tersebut kurang diperhatikan, tidak dikelola dengan baik seperti destinasi wisata di Jawa, sehingga terkesan tidak tertata," ujarnya.

Baca juga: Kunjungi Titik Nol IKN, Gus Jazil: Tahun 2024 Kita Punya Ibu Kota Negara Baru

Terakhir, ia juga menyampaikan bahwa LSM Rumah Budaya Kukar saat ini, selain melakukan pemberdayaan kemandirian potensi ekonomi masyarakat lokal, juga memperkuat dan melestarikan keberadaan tanaman lokal yang mulai langka.

"Kita kembangkan agar jangan sampai  punah. Sebaiknya, di kawasan Pusat Inti Pemerintahan IKN Nusantara ditanami  tanaman khas Borneo, sehingga ciri khas  kalimantan tetap dipertahankan. Apabila  tanaman lokal khas tersebut bisa dipelihara, dan perusakan lahan akibat ilegal mining bisa diminimalisir, maka konsep forest city kawasan IKN bisa berjalan baik," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas