Berawal Isu Santet, Warga Desa di Probolinggo Usir Pasutri dan Sempat Diwarnai Pembakaran Sepeda
Di Desa Gili Ketapang, sang suami HR, bekerja sebagai nelayan, sedangkan istrinya, HY adalah dukun pijat
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Danendra Kusuma
TRIBUNNEWS.COM, PROBOLINGGO - Ratusan warga setempat yang didominasi emak-emak meluruk rumah pasutri HR (48) dan HY (31) di Desa Gili Ketapang, Sumberasih, Kabupaten Probolinggo.
Warga membakar sampah dan sepeda angin, tepat di area belakang rumah.
Untungnya, api tak menjilat rumah semi permamen pasutri itu.
Warga juga meminta HR dan HY segera angkat kaki dari Desa Gili Ketapang.
Kepala Desa Gili Ketapang, Munir, menceritakan HR dan HY merupakan warga pindahan dari Desa Muneng Kidul, Sumberasih, Kabupaten Probolinggo ke Desa Gili Ketapang 16 bulan lalu.
Mereka pindah diduga karena terlilit hutang.
Baca juga: Anak Kecil di Maros Temukan Gedung Terbengkalai Diduga Jadi Lokasi Santet, Begini Penampakannya
Berdasar informasi lain mereka memang tak punya hunian tetap.
Di Desa Gili Ketapang, sang suami HR, bekerja sebagai nelayan, sedangkan istrinya, HY adalah dukun pijat.
Dia mengaku bisa mengobati orang sakit lewat terapi pijatnya.
Beberapa warga yang tak enak badan pun memanfaatkan jasa HY.
"Lambat laun, HY berbicara soal santet ke warga.
Kepada warga, HY bilang kalau dirinya bisa mengembalikan atau menyembuhkan orang yang terkena santet.
Dia berkata seperti itu dengan congkak. Mungkin itu cara agar jasanya makin laku," katanya, dikonfirmasi Surya melalui sambungan telepon, Kamis (9/6/2022).