LPSK Lindungi Istri Anggota TNI yang Jadi Korban Percobaan Pembunuhan Diduga oleh Suami Sendiri
Rina Wulandari dapat perlindungan dari LPSK, seusai menjadi korban percobaan pembuhan yang diduga dilakukan oleh suaminya.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Rina Wulandari (34), istri anggota TNI Kopda Muslimin, korban penembakan di Banyumanik, Semarang kini dilindungi Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
Diberitakan sebelumnya, Kopda M, diduga melakukan percobaan pembunuhan berencana terhadap sang istri.
Sang istri diketahui ditembak sekelompotan orang suruhan Kopda M.
Orang-orang tersebut dibayar Rp120 juta untuk eksekusi tersebut.
Soal perlindungan itu dibenarkan oleh Wakil Ketua LPSK Susilaningtias.
Susilaningtias mengatakan korban RW kini masih dirawat di RSUP Kariadi Semarang mulai Senin (25/7/2022), dilansir oleh TribunJakarta.com.
“Beliau masih dirawat di RS sehingga LPSK memberikan bantuan medis kepada beliau. Jadi LPSK yang akan tanggung biaya perawatan medis beliau," kata Susilaningtias, Selasa (26/7/2022).
Tidak hanya menanggung biaya perawatan medis, LPSK juga memastikan akan menjamin keselamatan RW selama proses hukum berlangsung bekerja sama dengan penegak hukum dan TNI.
Serta memberikan pendampingan kepada selama proses hukum kasus percobaan pembunuhan dialami RW, termasuk hingga nanti proses hukum bergulir di Pengadilan Militer nanti.
Korban Alami Luka Organ Dalam
Kondisi Rina Wulandari, dirujuk dan dirawat di RSUP dr Kariadi Semarang.
Dokter bedah digresif RSUP dr Kariadi Semarang, Erik Prabowo menuturkan, korban setelah tertembak langsung ditangani oleh tim RS Hermina Semarang.
Pihak rumah sakit melakukan langkah awal dan stabilisasi terhadap pasien tersebut.
"Ada multi organ korban yang injury (terluka) atau beberapa organ di dalam perut yang terluka akibat tembakan," tuturnya kepada Tribunjateng.com, Senin (25/7/2022), dukutip dari TribunJateng.com.
Menurutnya, RS Hermina merujuk korban RSUP dr Kariadi semarang untuk penanganan lanjutan.
Korban telah dilakukan operasi dan menangani problem yang ditemukan di tubuh pasien akibat tembakan tersebut.
"Minggu (24/7/2022) malam sudah dilakukan operasi."
"Alhamdulilah berjalan lancar dan menangani problem - problem yang ada di rongga perutnya," tuturnya.
Dia memastikan kondisi pasien dalam keadaan stabil.
Namun saat ini korban masih perlu diperlukan pemulihan akibat luka tembak.
Proses pemulihan Rina pun masih terus dilakukan, dan dilaprkan kondisinya terus membaik.
Bahkan Rina Wulandari dijenguk Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Dudung Abdurachman beserta jajarannya seusai menghadiri konfrensi pers di Mapolda Jateng, Senin (25/7/2022).
Tidak hanya itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi juga turut menjenguk Rina.
Demi Wanita Lain, Kopda M Diduga Tega Berniat Habisi Istri
Keberadaan Anggota TNI berinisial Kopda M masih misterius, seusai insiden penembakan sang istri.
Kejadian tersebut terjadi di Banyumanik, Semarang, Senin (18/7/2022).
Seperti diketahui Polda Jawa Tengah dan Kodam IV Diponegoro melakukan rilis perkembangan kasus tersebut.
Disebutkan kini lima tersangka dengan peranannya masing-masing telah ditangkap.
Kapolda Jawa Tengah (Jateng) Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan dugaan motof sementara yakni soal asmara.
"Motifnya punya pacar lagi," ujarnya, dikutip Tribunnews dari tayangan Kompas TV, Senin (25/7/2022).
Irjen Pol Ahmad Lutfi menuturkan Kopda M diduga telah memiliki nita jahat untuk membunuh sang istri.
Hingga akahirnya mengarah pada percobaan pembunuhan berencana.
Satu di antaranya termasuk insiden penembakan.
"Jadi pelaksanaan penembakan Jam 11.00 WIBB, nah jam 08.00 WIB sudah direncanakan dengan pelaku eksekutor," ujarnya lagi.
Bahkan sebelum eksekusi penembakan terjadi, dilakukan menyiapkan senjata, kemudian rapat pematangan.
Lantas adanya proses pembuntutan terhadap istri korban, dan akhirnya penembakan.
Irjen Pol Ahmad Lutfi juga menyebut dari keterangan pelaku, bahkan Kopda M sempat beberapa kali mencoba menghilangkan nyawa sang istri.
Di mana satu bulan sebelum penembakan, menurut keterangan pelaku yang ditangkap, Kopda M sudah memerintahkan untuk meracun sang istri.
"Modus yang kedua pura-pura mencuri, yang jelas targetnya istrinya itu mati," lanjutnya.
Kemudian yang ketiga dia menggunakan santet.
"Jadi mbelani pacare, disantet diracun, pura-pura pencurian dan targetnya istri dibunuh dan terakhir ditembak," kata Irjen Pol Ahmad Lutfi.
Panglima TNI Buka Suara
Sebelumnya Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menduga anggota TNI ikut terlibat dalam kasus penembakan sang istri di Banyumanik, Semarang.
"Dugaan memang kuat karena suami dari korban ini lari sejak hari pertama kejadian," ungkap Jenderal TNI Andika Perkasa, dikutip Tribunnews dari tayangan YouTube Kompas TV, Sabtu (23/7/2022).
Pihaknya menyampaikan, dugaan tersebut juga muncul berdasarkan bukti-bukti serta hasil investigasi dari beberapa orang.
Dan kecenderungan mengaitkan suami korban.
"Jadi itulah yang kami dapatkan sejauh ini, hanya sekarang suami korban lari dan ini sedang kita cari dan kami tidak akan berhenti," lanjut Andika Perkasa.
Di sisi lain, polisi berhasil menangkap terduga eksekutor dalam penembakan kasus tersebut.
Penangkapan ini berdasarkan analisis CCTV dan pengembangan di lapangan.
Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar menyebutkan eksekutor yang ditangkap adalah pelaku penembakan langsung terhadap korban.
"Pelaku ditangkap di perbatasan Semarang Demak baru saja itu berawal dari mengamankan barang bukti berkembang ke identitas pelaku dan sudah ditangkap oleh tim gabungan," katanya.
(Tribunnews.com/ Garudea Prabawati) (TribunJakarta.com/Bima Putra) (TribunJateng.com/Rahdyan Trijoko Pamungkas) (Kompas.com/Muchamad Dafi Yusuf)